Cegah Rabies dari Hulu
Harian Kompas (15/7/2023) menulis ”Cegah Rabies, Rawat Hewan Peliharaan”. Tulisan ini diarahkan untuk mengatasi rabies di Bali. Sayang sekali, berbagai upaya yang dilakukan pemerintah sejak Bali tertular tahun 2008 belum membuahkan hasil.
Penulis, sebagai mantan penyidik sekaligus praktisi bersama teman-teman, menemukan 14 anjing tak bertuan positif rabies dari satu tempat praktik saja. Temuan ini dikonfirmasi lab dengan FAT. FAT adalah gold standard diagnosis rabies, layaknya polymerase chain reaction (PCR) untuk Covid-19.
Saat menggabungkan temuan ini dengan ratusan anjing hasil lab tentang status: berpemilik/tidak, umur, jantan/betina, sudah/belum vaksinasi, penulis berkesimpulan siklus rabies terjadi pada anjing tak bertuan. Inilah hulu masalah rabies. Anjing tak bertuan menularkan rabies ke anjing bertuan yang belum divaksin dan dibiarkan berkeliaran di jalan. Kedua kelompok ini bisa menularkan rabies ke orang.
Monyet piaraan (Kompas, 15/7/2023) tertular rabies dari anjing tak bertuan (Kompas memakai istilah anjing liar). Di Bali kelompok ini cukup banyak dan kian banyak karena anjing betina dewasa melahirkan dua kali per tahun dengan 3-6 anak per kelahiran. Tak heran bila peta jalan pemberantasan rabies nasional (2014) yang menggambarkan Bali bebas rabies pada 2018 telah terlampaui lima tahun.
Diprediksi sulit untuk mencapai bebas rabies pada 2030 tanpa menangani secara serius bagian hulu masalah rabies. Penulis menyarankan agar bagian hulu ditangani lewat eutanasia (eliminasi humanis) sampai tuntas. Vaksinasi anjing berpemilik dan tindakan lain selama ini tetap dilaksanakan. Diperlukan kebersamaan pihak terkait, termasuk sistem adat di Bali. Eliminasi masa lalu menggunakan racun strychnine bertentangan dengan kesejahteraan hewan.
Sebagai pembanding, Australia mempunyai masalah jutaan kucing tak bertuan yang memangsa jutaan hewan asli Australia: bandicoot, bilbies, numbat, quokka, quoll, kakaktua, dan lain-lain. Untuk eliminasi kucing tak bertuan dipergunakan umpan (bait) daging mengandung para-amino-propiophenone (curiosity). Di samping itu dipergunakan juga perangkap dan senapan laras panjang.
Penulis berpendapat lebih bijaksana mengeutanasia anjing tak bertuan untuk melindungi nyawa manusia dari rabies dibandingkan dengan eliminasi kucing tak bertuan untuk melindungi satwa asli Australia.
Soeharsono
Jl D Batur, Kuta Selatan, Badung, Bali