Adigang Adigung Adiguna
Betapa krisis kemanusiaan akan terjadi setiap saat ketika ada seseorang atau sekelompok orang bertindak sewenang-wenang alias bersikap ”adigang adigung adiguna” terhadap yang lain.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2021%2F11%2F23%2F91e0830f-ee62-420b-b2ea-3a4efad4a847_jpeg.jpg)
Penipuan dengan modus koperasi simpan pinjam masih terus terjadi. Mamik (47) salah seorang nasabah Koperasi Putra Pandawa Mandiri menunjukkan buku tabungan di koperasi itu. Kini Mamik tidak tahu apakah bisa menarik uangnya karena pengurus koperasi telah ditangkap polisi. Kompas/M Clara Wresti (ARN) 11-08-2012
Sungguh memprihatinkan membaca berita seorang ibu yang nekat mengakhiri hidup bersama anaknya yang masih balita. Hanya gara-gara tidak bisa mencicil pinjaman.
Sang ibu berusia 33 tahun, tinggal di Dusun Karangan, Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jatim. Peristiwa itu terjadi Jumat, 21 Juli 2023.
Ia meminjam uang kepada koperasi Rp 1,5 juta dan kemudian harus mencicil Rp 180.000 selama 10 bulan. Margin keuntungan Rp 30.000 setiap bulan, masih merupakan keuntungan yang wajar bagi koperasi sebagai pemilik uang. Namun, ada hal yang perlu diusut karena ada indikasi ketidakjujuran. Dikabarkan, korban hanya menerima uang pinjaman Rp 1,1 juta.
Betapa krisis kemanusiaan akan terjadi setiap saat ketika ada seseorang atau sekelompok orang bertindak sewenang-wenang alias bersikap ”adigang adigung adiguna” terhadap yang lain. Demi keuntungan individu atau koperasi—yang tentu di luar nalar sehat manusia—mengorupsi hak orang yang tidak berdaya. Sungguh di luar batas kepantasan sebagai manusia.
Dinas koperasi setempat bersama pihak kepolisian wajib mengusut tuntas masalah ini. Transaksi pinjam-meminjam harus dilakukan dengan itikad yang baik dan berkeadilan sehingga kasus sewenang-wenang yang berujung korban bunuh diri tak terulang kembali.
FX WibisonoJl Kumudasmoro Utara, Semarang 50148
Roket dan Peringgan
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2018%2F08%2F07%2Fdc7c4b2b-ae65-4faf-87cd-8a7c0fe2bb2d_jpg.jpg)
Peluncuran Satelit Merah Putih. Roket Falcon 9 yang membawa satelit Merah Putih milik Telkom Indonesia terpasang dalam posisi tegak di landasan SLC-40 Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (6/8/2018). Falcon 9 meluncur dengan mulus pada Selasa (7/8/2018) pukul 01.18 waktu setempat atau pukul 12.18 WIB.KOMPAS/NASRU ALAM AZIZ (LAM)06-08-2018
Tulisan Ninok Leksono, ”Soal Peroketan, Kita Kehilangan Momentum” (Kompas, 5/8/2023) membuat saya terkenang romantisisme bermahasiswa di zaman Orla. Ketika itu, kami di Perhimpunan Roket Mahasiswa Indonesia (PRMI) membikin dan sukses meluncurkan roket dua-tingkat di Sanden (Pantai Selatan Yogyakarta).
PRMI terdiri dari beberapa mahasiswa FT (Mesin dan Kimia) dan FIPA (Fisika) UGM. Teman-teman Mesin dan Kimia menyiapkan selongsong dan bahan bakarnya, sedang kami, orang Fisika, membuat untai elektronik (electronic circuit) untuk sulutan (ignition)-nya. Baik tingkat 1 maupun tingkat 2 roketnya.
Komando Militer Kota Besar (KMKB) atau Garnisun (garnizoen, Bld) membantu transportasinya (naik truk bak terbuka) dan perizinannya.
Karena kegiatan peroketan itu tidak berlanjut, hilang momentumnya, seperti disebut Ninok pada judul artikelnya.
Dalam tulisannya itu Ninok memadankan frontier dengan perbatasan. The last frontier = perbatasan akhir. Pemadanan itu benar, tetapi kurang penar (pener, Jw).
Frontier itu bukan perbatasan ”biasa”, seperti antara RI dengan PNG, Timor Leste, atau Malaysia. Di sebelah ”sana” frontier adalah kawasan yang tidak/belum dikenal alias terra incognita atau—pinjam istilahnya Hermann Minkowski, dosennya Einstein di ETH, Zurich—elsewhere (anderswo).
Padanannya, meminjam kosakata WJS Purwadarminta dalam Logat Ketjil, ialah peringgan (= perhinggaan). Elsewhere atau anderswo(hin). Bisa dipadankan dengan antah-berantah.
L WilardjoKlaseman, Salatiga
Adu Jargon
Menjelang pendaftaran resmi bakal capres/cawapres, Oktober 2023, tensi persaingan makin tinggi. Tiga bakal capres mulai bergerilya mencari dukungan dan simpati rakyat.
Dalam peta persaingan Pilpres 2024, sudah terbangun dua kubu besar dari tiga bakal capres. Dengan dua jargon politik diametral, yakni ”Melanjutkan” dan ”Perubahan”.
Dua jargon politik ini arah dan maksudnya sudah jelas, yang satu berjanji akan melanjutkan program-program Presiden Joko Widodo dan satunya lagi bakal melakukan perubahan.
Kedua kubu ini mulai beradu argumen di ruang publik yang, menurut hemat saya, tidak substansial. Belum mengedukasi dan mencerdaskan rakyat. Jargon politik baru sebatas wacana untuk kepentingan mencari simpati serta memanen elektabilitas.
Slogan ”Melanjutkan” dan ”Perubahan” tidak membuat masyarakat jadi paham apa yang mau dilanjutkan dan apa pula yang akan diubah. Memang tak ada yang istimewa karena kedua jargon baru berbicara ”mau” atau ”akan”.
Gagasan-gagasan cerdas dan orisinal belum tampak, mungkin malah tidak ada.
Kedua kubu besar belum memunculkan ide besar terhadap masa depan Indonesia Emas 2045, dalam konteks ekonomi, energi, pangan, kesehatan, teknologi, sumber daya manusia, iklim dan lingkungan, serta politik global.
Kontestasi belum substansial, baru komestikal.
Budi Sartono Soetiardjo Kabupaten Bandung
Mencari Solusi
Ada peristiwa tabrakan kereta api dengan truk trailer di pelintasan sebidang Madukoro Raya, Kota Semarang.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang Komisaris Besar Irwan Anwar, truk mogok waktu melintas di rel. Bukan menerobos. Sopir dan kenek truk sudah turun, meminta bantuan petugas jaga pintu kereta, tetapi tidak bisa menghindari kecelakaan karena kereta telanjur dekat (Kompas.id, 19/7/2023).
Rekaman video peristiwa tersebut beredar di mana-mana. Satu video dari sisi belakang dan seorang lagi dari sisi depan truk trailer.
Poin penting dari dua fakta di atas adalah ”ada waktu yang cukup” dalam kedaruratan tersebut untuk bertindak.
Ada waktu cukup untuk menarik ”tuas rem darurat” KA Brantas yang akan melintas setelah mengetahui ada truk trailer yang mogok dan menghalangi jalan KA. Namun, tabrakan tetap terjadi.
Apa tidak ada ”tuas rem darurat” untuk KA di pelintasan sebidang? Mungkin hanya ada dalam KA yang bergerak. Jadi, kendali laju KA hanya di tangan masinis dan para penumpang KA Brantas saja.
Berarti solusinya adalah PT KAI wajib membuat ”tuas/ tombol rem darurat KA” di luar kereta api dan berada di semua pos jaga pelintasan sebidang.
Di kereta api, seperti halnya pada semua mesin di pabrik, perlu sebuah tombol stop atau reset. Tombol berguna untuk menghentikan mesin yang sedang bekerja, tetapi terjadi keadaan darurat. Yang dapat menekan tombol stop di lokomotif hanya operator lokomotif (masinis).
Berarti PT KAI hanya perlu membuat rambu-rambu/sinyal perkeretaapian baru. Dalam ruang lokomotif dan area pelintasan sebidang. Sinyal kedaruratan dapat menggunakan deretan lampu strobo berwarna merah berjejer yang mengarah pada datangnya KA (lokomotif).
Djoko Madurianto SunartoJl Pugeran Barat, Yogyakarta 55141
Beli Motor Daring
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F03%2F11%2F68876136-35ad-4408-b0c7-d31b8f4e4f8a_jpg.jpg)
Laman salah satu lokapasar. Belanja daring secara umum memudahkan, namun di sisi lain juga membuat konsumen rawan penipuan.
Belanja daring harus tetap hati-hati. Pengalaman saya, akibat percaya tawaran di situs Asia Motor Showroom-Jual Beli Motor Murah Bekas Berkualitas, berujung kerugian.
Pada 18 Juli 2023 saya tertarik tawaran Asia Motor Showroom. Dalam situs ditampilkan foto-foto sepeda motor yang ditawarkan. Melalui nomor WA +628775566011 saya berkomunikasi.
Setelah memilih, saya diminta transfer ke BNI nomor rekening 1678391733 atas nama Indriyani Saputri. Bukti transfer dikirim melalui WA.
Singkat kata, saya pun transfer sejumlah uang untuk membeli satu sepeda motor pilihan. Untuk meyakinkan, dikirim bukti resi dari Paket Express PT Indah Logistik Cargo. Disebutkan biaya pengiriman dan asuransi Rp 7.750.000 yang harus segera dilunasi.
Kecurigaan saya muncul karena biaya asuransi hampir sama dengan harga kendaraan. Ketika saya minta foto/video motornya, dijawab sudah di gudang kargo. Pihak kargo saya telepon, menjawab tidak ada pengiriman. Saya pun sadar sudah kena tipu.
A RistantoJatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi
Ideologi Kebencian
Di salah satu podcast dalam media sosial, saya menonton dan merasa tergelitik dengan istilah ideologi kebencian. Tentu ini bukan istilah baku yang berbau teoretis. Tampaknya istilah ini muncul sebagai respons dari gencarnya pelbagai kelompok dan tokoh yang terus-menerus menyerang pemerintahan Jokowi.
Mereka mengkritik pedas, nyinyir. Banyak disertai fitnah dan kebohongan karena tanpa data yang akurat. Disampaikan dengan narasi yang provokatif dan didasari kebencian. Hal itu dilakukan secara intens, konsisten, fanatik, melalui berbagai media.
Sebenarnya masyarakat kita sudah cukup cerdas dan paham akan narasi-narasi kritik semacam itu. Sudah jelas kelompok-kelompok mana yang pasti bersuara sumbang, karena itu biasanya diabaikan.
Namun, dalam konstelasi situasi politik menjelang Pilpres 2024, hal ini berpotensi memperlebar keterbelahan dan polarisasi masyarakat. Ini sungguh tidak bagus.
Karena itu, alangkah bijaknya kata ideologi kebencian ini tidak terus digaungkan dan diamplifikasi. Dengan demikian, kondisi bangsa kita tetap terjaga dalam semangat persatuan dan kesatuan. Mari kita wujudkan pesta demokrasi yang damai.
BharotoJl Kelud Timur, Semarang
Beli Mikrofon Dapat Sandal Jepit

Tren minat belanja online produk kesehatan selama pandemi Covid-19 berdasarkan analisis Iprice selama Februari – Maret 2020.
Kejadian tidak mengenakkan saya alami saat belanja di Tiktok untuk kedua kalinya.
Pada 20 Juli 2003 pukul 14.08 saya memesan mikrofon di Tiktok. Nomor pesanan 57760606627633788854.
Saya membayar via transfer melalui akun virtual BCA. Dikonfirmasi diterima pada 21 Juli 2023, pukul 07.33. Oleh Tiktok diinfokan bahwa barang akan dikirim ke alamat saya antara 22-24 Juli.
Pada 23 Juli ada kurir datang ke alamat saya, ditemui tim saya. Kurir menunjukkan bukti bahwa barang yang dikirim adalah COD seperti tercetak di paket. Dibayar tunai oleh tim saya. Kurir tidak memberikan tanda terima.
Seumur-umur saya tidak pernah belanja daring secara COD. Karena bentuk paket tidak seperti barang yang saya pesan, saya curiga. Paket saya buka, saya buat videonya. Isi bukan mikrofon, tetapi sepasang sandal jepit hitam.
Saya langsung komplain kepada penjualnya, tetapi sudah tidak aktif. Mencoba komplain ke bagian administrasi Tiktok, tetapi selalu dijawab ”masalah jaringan, silakan coba lagi”. Aneh, padahal internet di rumah saya tidak bermasalah.
Hingga saya mengirim surat ini, saya belum mendapatkan produk yang saya beli. Mengapa Tiktok bisa disusupi penjahat? Mohon tanggapan.
PangVila Galaxy Bekasi