Senin, 12 Juni 2023, saya menemani istri ke Rumah Sakit dr Sitanala, Tangerang, Banten. Kami tiba di rumah sakit sekitar pukul 07.30 dan belum dapat obat hingga pukul 14.00.
Dari lokasi parkir roda dua, kami menuju lobi gedung utama, kemudian ke bagian pendaftaran. Istri saya mengambil nomor antrean. Ternyata pada jam itu nomor antrean kami sudah di posisi 102.
Setelah lebih dari dua jam menunggu, barulah panggilan masuk ke layanan klinik gigi berlangsung. Setelah itu, istri berlanjut antre di klinik darah untuk memeriksa tensi. Selesai diperiksa tensinya, kami ke depot obat.
Di depot obat, kami juga antre. Persoalannya, di bagian obat, pasien tidak menerima nomor antrean. Jadi, pasien tidak bisa mengetahui posisi dan jumlah antrean.
Karena waktu sudah lewat pukul 12.30 dan perut mulai keroncongan, kami keluar dari rumah sakit dan pergi makan siang. Oleh petugas parkir, waktu parkir kami dihitung lima jam, total menjadi Rp 10.000. Kami sebenarnya tidak mau berlama-lama, tetapi apa boleh buat, begitulah kemampuan layanan di rumah sakit (RS).
Selesai makan, kami kembali ke RS untuk mengambil pesanan obat. Setelah 20 menit antre, kami menanyakan kepada petugas kapan obat bisa kami terima. Petugas menjawab harap ditunggu saja. Lewat pukul 14.00, kami memutuskan pulang dan membeli obat di apotek.
Di RS Sitanala, Tangerang, ditempel di dinding visi dan misi rumah sakit. Visinya menjadi RSUP tepercaya dalam pelayanan kesehatan komprehensif dan berstandar nasional. Misinya, menyelenggarakan pelayanan prima, serta menggunakan sistem teknologi informasi untuk responsif dan berorientasi kepada keselamatan pasien.
Kenyataannya, para pasien harus mengantre lama. Ada yang membaringkan tubuh di kursi tunggu. Ada yang tidur di kursi rodanya. Sementara saat antre obat, info daftar tunggu di papan informasi digital tidak berfungsi.
Visi selanjutnya adalah melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mewujudkan rumah sakit yang nyaman, aman, dan ramah lingkungan, serta mewujudkan tata kelola rumah sakit yang visioner, transparan, dan akuntabel.
Menurut saya, akan lebih tepat jika visi dan misi itu ada di Kementerian Kesehatan. Rumah sakit adalah unit pelayanan teknis, wadah untuk mewujudkan visi misi.
Hal kecil atau sepele, tetapi tak kalah penting adalah tata kelola parkir. Di semua rumah makan Minang di Medan tidak pernah ada petugas yang mengutip uang parkir kepada para pembelinya.
Miduk HutabaratPerumahan Batan Indah, Serpong
Mogok di Rel KA
Sungguh mengerikan melihat tayangan video berita truk ditabrak kereta api di Semarang, Jawa Tengah. Peristiwa pada Rabu, 18 Juli 2023, itu muncul di berbagai media sosial, elektronik, maupun cetak.
Berbagai komentar pun bermunculan. Kita tentu sangat prihatin walau dalam tragedi itu dilaporkan tidak ada korban jiwa, hanya ada penumpang yang patah kaki.
Pelintasan sebidang rel kereta api dan jalan darat memang cukup banyak, dijaga petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, mengapa masih ada kecelakaan?
Salah satu kemungkinan adalah kendaraan mogok di atas rel kereta api. Bisa jadi penyebabnya adalah boggie (roda kereta) dengan komponen utama dinamo. Komponen ini mengandung unsur magnet cukup besar.
Pada lokomotif Seri CC, berarti ada tiga rangkaian boggie (enam dinamo besar). Hal ini berdampak pada rel yang terbuat dari baja karena dapat mengantarkan medan magnet 1 kilometer dari lokomotif.
Saat kendaraan bermotor melintasi rel KA, biasanya menggunakan kecepatan rendah. Jika pengendara tidak memindahkan gigi ke yang lebih rendah, putaran mesin dinamo kendaraan bermotor dan koil yang ada dapat seketika mati. Ini akibat faktor medan magnet boggie KA yang diantarkan rel KA tersebut.
Oleh karena itu, petugas jaga selalu menutup pintu pelintasan sebelum KA mendekati pelintasan. Jika masih ada pengemudi yang menerobos, mesin dinamo dan koil mobil yang lemah bisa mati.
Jika hal ini terjadi, segera keluar dari mobil, karena mobil tetap mogok akibat mesin susah dihidupkan. Sebaiknya memang jangan memaksa melintas saat pintu pelintasan ditutup.
A RistantoJatimakmur, Pondokgede, Kota Bekasi