Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli saham IPO. Salah satunya, pastikan dulu tujuan pembelian saham tersebut, apakah untuk spekulasi jangka pendek atau investasi jangka panjang.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Menjelang akhir bulan Juli ini ada banyak penawaran saham perusahaan yang akan masuk bursa. Penawaran saham perdana (initial public offering) atau IPO terkadang menjadi rebutan para investor.
Salah satu motifnya adalah mendapatkan keuntungan dari kenaikan saham saat debutnya. Memang, beberapa saham langsung melonjak hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA) dalam beberapa menit setelah perdagangan dibuka. Bahkan, kenaikannya dapat berlanjut hingga satu atau dua hari berikutnya. Tetapi, tidak semua saham langsung naik kencang saat melantai.
Hingga (21/7/2023) ada 43 perusahaan yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk bursa. Sementara emiten baru yang masuk bursa sejak awal tahun mencapai 49 perusahaan dengan total dana yang dihimpun Rp 44,9 triliun.
Hingga (21/7/2023) ada 43 perusahaan yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk bursa.
Saham yang langsung melonjak pada awal perdagangan, misalnya, saham PT Teknologi Karya Digital Nusa Tbk. Pada hari perdana, saham Teknologi Karya naik 25 persen menjadi Rp 310 dalam satu hari.
Saham lain, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk, naik 34,55 persen pada perdagangan perdananya dari Rp 110 menjadi Rp 148. Pada hari perdagangan kedua, saham kedai Teguk ini langsung longsor menyentuh batas auto reject bawah, ambles 14,8 persen menjadi Rp 126 per saham.
Dilihat dalam jangka lebih panjang, ada beberapa saham baru yang memang naik hingga berlipat-lipat. Beberapa saham yang harganya melonjak setelah perdagangan perdananya, antara lain PT Pelita Teknologi Global Tbk.
Harga perdana saham Pelita adalah Rp 160 per saham dan hingga Jumat (21/7/2023) lalu harga sahamnya sudah mencapai Rp 1.395. Contoh lain adalah saham PT Hatten Bali Tbk. Dari harga perdana Rp 129 per saham menjadi Rp 560 per saham.
Sebaliknya, ada juga yang ambles terus hingga harga sahamnya sudah di bawah harga perdana. Misalnya, saham PT Menn Teknologi Indonesia Tbk. Harga perdana saham Menn Teknologi adalah Rp 105 per lembar saham. Hingga akhir pekan lalu, harga sahamnya Rp 52 per saham.
Ada juga saham PT Multi Makmur Lemindo Tbk. Dari harga perdana Rp 105 per saham, saat ini harga sahamnya Rp 53 per saham.
Hal yang perlu diperhatikan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika investor hendak memilih saham pada pasar perdana. Salah satunya, pastikan dulu tujuan pembelian saham tersebut. Apakah ingin berspekulasi dalam jangka pendek, seperti mengharapkan kenaikan pesat atau ingin memiliki saham tersebut dalam jangka panjang.
Saham dengan kapitalisasi kecil, lebih berfluktuasi harganya. Apalagi, jika saham itu disebut mengalami kelebihan permintaan pada penawarannya.
Sebaliknya, saham dengan fundamental baik serta dengan tujuan masuk bursa adalah untuk ekspansi usaha, dapat dijadikan sebagai sarana investasi.
Membaca prospektus IPO merupakan cara investor untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan yang akan masuk bursa. Prospektus juga dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi.
Membaca laporan keuangan juga memberikan gambaran bagaimana operasional perusahaan tersebut. Apakah perusahaan memiliki arus kas positif, banyak berutang, dan sebagainya.
Pemegang saham pengendali juga dapat menjadi pertimbangan. Ada banyak perusahaan dalam satu kelompok usaha yang masuk bursa. Investor dapat menilai sendiri bagaimana kinerja perusahaan dalam kelompok usaha tersebut dan bagaimana dukungan perusahaan itu terhadap anak usahanya yang masuk bursa.