Kata ”Langsung” yang Membuat Kalimat Tidak Efektif
Perlukah kata ”langsung” sebagai unsur kesegeraan dicantumkan dalam kalimat? Jika kalimat sudah jelas, kenapa pula harus berboros-boros kata?
Oleh
Nanik Dwiastuti
·2 menit baca
Salah satu masalah yang kerap kita temukan di media massa Tanah Air, khususnya media daring, adalah kalimat yang berbunga-bunga. Penyebabnya bisa macam-macam.
Salah satunya, si penulis ingin kalimatnya tidak kaku saat dihadirkan kepada pembaca. Ada pula, karena faktor ruang (space) yang tidak terbatas, terutama untuk media daring, si penulis menggunakan kata apa saja, yang sesungguhnya tidak penting-penting amat.
Sebetulnya tidak ada yang salah jika hal itu dilakukan. Namun, jika kata-kata yang digunakan penulis membuat kalimat menjadi tidak efektif, karena tidak sesuai dengan syarat bahasa jurnalistik, rasanya hal itu justru mengganggu.
Salah satu masalah yang kerap kita temukan di media massa Tanah Air, khususnya media daring, adalah kalimat yang berbunga-bunga.
Satu dari sekian banyak kata yang tidak penting-penting amat itu adalah kata langsung. Berikut contoh penggunaan kata langsung pada judul yang diambil dari sebuah media daring.
- Hadir Langsung di Sidang, Lukas Enembe Tunjukkan kepada Hakim Kondisi Kakinya yang Semakin Bengkak
- Bertemu Langsung Nagita Slavina, Seorang Penggemar Terkejut karena di Luar Ekspektasi
Dua judul ini cukup mewakil penggunaan kata langsung yang bertebaran di media massa.
Lebih singkat lebih baik
Seberapa perlu kata langsung dalam kalimat di atas?
Sebagai penganut prinsip lebih singkat lebih baik, saya berpendapat bahwa kehadiran kata langsung dalam kalimat itu tidak terlalu perlu. Tanpa kata langsung, makna kalimatnya sudah jelas, yaitu hadir atau bertemu tanpa perantaraan.
Kata langsung, sebagaimana tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ’terus (tidak dengan perantaraan, tidak berhenti, dan sebagainya)’.
Jadi, kalimat di atas cukup ditulis dengan:
- Hadir di Sidang, Lukas Enembe Tunjukkan kepada Hakim Kondisi Kakinya yang Semakin Bengkak
- Bertemu Nagita Slavina, Seorang Penggemar Terkejut karena di Luar Ekspektasi
Memang, di masa sekarang, khususnya sejak masa pandemi Covid-19, kehadiran atau pertemuan tidak selalu tatap muka, tetapi bisa daring dengan media Zoom, Google Meet, ataupun konferensi video.
Nah, jika pertemuan menggunakan perantara, tinggal sebutkan saja melalui medium apa. Tidak perlu sedikit-sedikit menggunakan kata langsung untuk menyampaikan bahwa kehadiran atau pertemuan dilakukan tanpa perantara.
Ada lagi penggunaan kata langsung yang menurut saya juga tidak perlu. Kita tentu pernah menemukan model kalimat seperti ini: ”Aduh, 8 Orang di Jerman Langsung Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Overdosis Vaksin” atau ”Seusai Diperiksa, Wa Ode Langsung Ditahan oleh KPK”.
Jika bisa menyampaikan pesan dengan singkat tanpa mengurangi unsur kejelasan, kenapa pula harus berboros-boros kata?
Menurut saya, tanpa kata langsung pun, kalimat di atas sudah jelas. Mungkin si penulis bermaksud menekankan unsur kesegeraan dengan menggunakan kata langsung.
Sekali lagi, hal itu tidak salah juga. Namun, kembali pada prinsip efisiensi. Jika bisa menyampaikan pesan dengan singkat tanpa mengurangi unsur kejelasan, kenapa pula harus berboros-boros kata?