Kesan yang saya dapatkan setelah mengenal kehidupan di Iran jauh lebih positif dari yang saya sangka. Jalan-jalan sampai malam aman-aman saja. Banyak perempuan berjalan sendiri, sebagian tak memakai jilbab.
Oleh
Yos E Susanto
·1 menit baca
Berkunjung ke Iran? Reaksi keluarga, teman, relasi, hampir semua menunjukkan keheranan dan kekhawatiran. Maklum, banyak pemberitaan yang negatif tentang Iran.
Kalau tanya ke Google apakah berkunjung ke Iran aman, banyak peringatan untuk tak berkunjung ke sana.
Awal Mei 2023, saya mendapat kesempatan berkunjung ke Iran sebagai wisatawan selama enam hari. Dari Teheran, kami ke Esfahan dan Shiraz, yang populer bagi turis.
Kesan yang saya dapatkan setelah mengenal kehidupan di Iran jauh lebih positif dari yang saya sangka. Jalan-jalan sampai malam aman-aman saja. Banyak perempuan berjalan sendiri, sebagian tak memakai jilbab.
Pasar di Teheran ramai pengunjung, bersih, nyaman. Taman-taman ramai dipenuhi orang santai. Anak-anak muda pintar berbahasa Inggris.
Mereka ramah terhadap orang asing. Ada yang sukarela mengantar kami mengunjungi masjid, ada yang baru berkenalan sudah mengundang minum teh. Seorang ibu, ketika istri saya menanyakan tempat membeli pakaian muslim, memberikan pakaian muslim yang dia bawa.
Pada malam terakhir di Shiraz, di kafe lantai atap hotel, rombongan ibu-ibu secara spontan mengajak kami menyanyi dan menari bersama.
Hubungan Pemerintah Indonesia dan Iran cukup baik. Membuat visa ke Iran mudah, dalam 1-2 jam sudah selesai. Baru-baru ini Presiden Iran Ebrahim Raisi berkunjung ke Indonesia. Perjanjian dagang telah ditandatangani.
Potensi kerja sama dalam perdagangan, industri, pendidikan, kesehatan, wisata, teknologi, budaya, besar dan terbuka lebar. Sayang jika masyarakat Indonesia tak memanfaatkan kesempatan ini.