Sebagai warga negara Indonesia, saya melihat manuver-manuver KKB sudah tidak bisa ditoleransi lagi karena sudah sangat jelas gerakannya. Melawan pemerintah dan menjadi separatis karena ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mereka melawan dengan menggunakan strategi perang gerilya, bermanuver dari hutan ke hutan, menyusup dan berbaur dengan warga ketika merasa terancam.
TNI-Polri dengan dukungan warga masyarakat harus solid dan kompak, tak boleh membiarkan gerakan ini semakin luas dan besar, menjadi gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan Republik ini.
Sudah banyak korban berjatuhan. Pendekatan humanis menjadi tak bermakna ketika gerakan dan manuver KKB semakin liar, ganas, dan tak berperikemanusiaan.
Pemerintah harus tegas dan lugas dalam menghadapi gerakan separatis KKB. Kita sudah cukup banyak pengalaman dalam menghadapi gerakan-gerakan semacam ini di masa lampau, yang seharusnya bisa menjadi modal kuat Pemerintah Indonesia menumpas gerakan KKB yang mengatasnamakan diri untuk kepentingan Papua.
Budi Sartono SoetiardjoCilame, Ngamprah, Kabupaten Bandung
Berapa Prajurit Jadi Tumbal?
Dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Merthens, gugur seorang prajurit TNI. Lima prajurit TNI lain masih dicari. Bisa jadi masih hidup, bisa juga sudah gugur. Mereka menjadi tumbal, yang mungkin terus bertambah.
Berapa lagi agar berhenti?
Kekerasan di Papua sudah berlangsung lama. Pikiran, tenaga, dan dana sudah sangat banyak. Namun, hasilnya masih di awang-awang.
Korban aparat banyak. Belum lagi korban rakyat, mungkin tak terhitung. Maka kelompok kriminal bersenjata (KKB) makin berani. Tampaknya mereka menganggap TNI-Polri macan ompong. Orang Jawa mengatakan gedhe gombong. Anggota luar biasa banyak, berpendidikan dan terlatih, anggaran besar, peralatan lengkap. Sayang, tak berkutik menghadapi KKB.
Sudah waktunya Polri dan TNI tidak setengah-setengah. Jangan siapa saja bisa berpendapat. Polri dan TNI sendiri yang harus memutuskan. Prinsip mencegah jatuhnya korban lagi sangat bagus.
Namun, yang lebih penting lagi adalah buktinya. Masalah segera diselesaikan.
SuharnoWarungboto RT 33 RW 08, Yogyakarta
Siapakah KKB?
Untuk kesekian kalinya kelompok kriminal bersenjata (KKB) beraksi menyerang aparat keamanan di Papua. Kali ini mereka menyerang Satuan Tugas Raider 321/Galuh Taruna. Satuan ini sedang mengejar kelompok KKB penyandera pilot Susi Air, Philip Merthens.
Kejadian kali ini cukup mengagetkan awam seperti saya. Satu prajurit Raider gugur dan jenazahnya konon jatuh di jurang berkedalaman 15 meter, sementara lima prajurit Raider lain dilaporkan hilang.
Ada empat prajurit Raider terluka, tetapi masih sadar dan telah dievakuasi ke rumah sakit. Kejadian ini menambah banyak korban serangan KKB, baik terhadap aparat keamanan TNI-Polri maupun penduduk sipil di Papua.
Sejak tahun 2022 sampai saat ini sudah 22 anggota TNI-Polri gugur dan 34 orang sipil meninggal diserang KKB. Jadi, siapa KKB ini?
Benarkah mereka hanya sekadar kelompok teroris bersenjata? Apakah benar jumlah mereka hanya 150-an dengan senjata panah? Berapa senjata serbu otomatis yang mereka miliki, seperti foto mereka publikasikan selama ini?
Dengan banyaknya korban meninggal karena luka tembak, patut diduga KKB adalah kelompok bersenjata yang terlatih, penembak jitu, punya amunisi cukup banyak.
Dengan kejadian terakhir— menyergap Satgas TNI berkualifikasi Raider—mereka harus dipandang sebagai pasukan separatis yang militan dan sangat berbahaya.
Pertanyaan berikutnya bisa lebih panjang lagi: siapa yang melatih mereka? Pihak mana yang memberi mereka logistik dan amunisi? Apakah semua anggota KKB penduduk lokal Papua-Indonesia?
Bisa jadi KKB sengaja mengecoh publik Indonesia dengan memublikasikan foto-foto kelompok orang bersenjata api serbu dan genggam, sementara lainnya membawa busur beserta anak panah. Tampak sebagai gerombolan bersenjata biasa.
Maka, aparat keamanan kita di Papua diminta bertindak tegas, tetapi humanis. Apa mungkin itu dilaksanakan?
Dalam sejarah penanganan separatisme sejak Indonesia merdeka, tindakan militer selalu tegas. Setelah pelakunya ditaklukkan, baru ada pendekatan humanis, dirangkul kembali dan seterusnya.
Dialog antara pemerintah dan KKB tidak mungkin dilakukan saat KKB merasa di atas angin, karena yang muncul adalah tuntutan kemerdekaan Papua.
Teguh MulyonoJl Satrio Wibowo Selatan, Solo
Book Writing Rallies 2023
Saya mengikuti acara Book Writing Rallies 2023 yang diselenggarakan di Rumah Perubahan, Bekasi, Minggu (21/5/2023). Acara untuk memperingati Hari Buku Nasional itu dibuka jauh-jauh hari, terutama untuk pendaftaran peserta menulis.
Sembari menunggu hari-H, panitia memberikan pembekalan yang berkaitan dengan dunia literasi. Pembekalan berlangsung online dan diselingi tanya jawab.
Panitia juga membentuk grup Whatsapp sebagai ruang konsultasi dan berbagi. Dengan semangat Indonesia Membaca, Indonesia Menulis, panitia menjaring penulis pemula dan kawakan.
Para penulis kemudian mengumpulkan hasil tulisan yang dimasukkan antologi dan buku solo. Buku antologi dan buku solo ini diluncurkan pada acara puncak.
Pada hari itu, para penulis dari sejumlah daerah (ada yang dari Balikpapan) saling bertemu dan berbagi. Panitia juga kembali mengundang beberapa pembicara hebat. Jamuan terakhir menampilkan Rhenald Kasali.
Biarlah pena kami bergerak, jangan sampai tergeletak. Membentuk kalimat demi kalimat indah dan kelak lahir menjadi buku yang bermutu demi kemajuan literasi Tanah Air. Membaca dan menulis adalah pasangan yang abadi.
Vita PriyambadaMalang 65145
Memori Lampung
Memori puluhan tahun lalu menyelinap di benak saya ketika membaca tulisan Bapak Suharno, mantan Kakanwil Departemen Perdagangan Provinsi Lampung (Kompas, 10/4/2023).
Puluhan tahun saya mendapat kepercayaan menjadi pengurus asosiasi bisnis. Berawal dari Ketua Gabungan Eksportir Indonesia (GPEI), saya ditunjuk mendirikan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), juga Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) dan puluhan tahun menjadi ketua.
Pernah juga menjadi Ketua Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) Provinsi Lampung dan anggota pengurus Kadinda Lampung. Kalau di bidang sosial, saya pernah dipercaya menjadi Ketua Badan Komunikasi Persatuan dan Kesatuan Bangsa (Bakom PKB).
Tentu saya bersama beliau sebagai Kakanwil Perdagangan banyak menangani hal-hal terkait masalah dan tantangan perdagangan.
FS HartonoSinduadi, Mlati, Sleman