Kita menyadari bahwa Bung Karno bukanlah pemimpin yang sempurna. Semestinya buah pikiran, hasil karya, dan tindakan salah seorang proklamator itu menjadi inspirasi bagi para politisi dan pemimpin kita.
Oleh
Eduard Lukman
·3 menit baca
Surat Samesto Nitisastro, ”Ganefo dan Connefo” (Kompas, 8 Mei 2023), menambah lagi pengetahuan dan pemahaman tentang peran Bung Karno. Baik bagi negeri kita Indonesia maupun dunia internasional.
Kita menyadari bahwa Bung Karno bukanlah pemimpin yang sempurna. Tetapi, memang seperti halnya harapan Samesto, semestinya buah pikiran, hasil karya, dan tindakan salah seorang proklamator itu menjadi inspirasi bagi para politisi dan pemimpin kita. Tentu bersama berbagai pikiran, gagasan, karya, serta tindakan para pendiri negeri lainnya.
Sebagaimana halnya para pendiri republik lain yang sangat terpelajar, Bung Karno juga mewariskan banyak tulisan. Samesto Nitisastro mengingatkan, setidaknya ada empat buku Bung Karno yang wajib dibaca para politisi ataupun pemimpin dan calon pemimpin negeri.
Saya ingin memberi sedikit catatan tambahan untuk surat tersebut di atas. Khususnya terkait buku Di Bawah Bendera Revolusi (penulisan asli buku tersebut saat terbit adalah Dibawah Bendera Revolusi), satu di antara karya Bung Karno yang wajib dibaca.
Samesto menjelaskan bahwa Di Bawah Bendera Revolusi berisi pidato peringatan 17 Agustus selama tahun 1946-1964.
Sepengetahuan saya, Di Bawah Bendera Revolusi terdiri atas dua jilid (lihat Sepatah Kata Panitya Penerbit, jilid pertama, cetakan ketiga, 1964). Buku jilid pertama merangkum 61 tulisan Bung Karno tentang beragam isu di berbagai media dan forum dalam rentang waktu belasan tahun. Diawali dengan karya monumentalnya, ”Nasionalisme, Islamisme, dan Marxisme”.
Buku jilid kedua (cetakan kedua, 1965) merupakan kompilasi amanat Presiden Soekarno pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia sejak 17 Agustus 1946 hingga 1964. Jilid kedua ini dibuka dengan pidato singkat Bung Karno sebelum membacakan teks Proklamasi 17 Agustus 1945. Demikian catatan tambahan saya.
Eduard LukmanJl Warga, RT 014 RW 003, Pejaten Barat, Jakarta 12510
Audit Sekolah
Kasus kekerasan seksual di sekolah seolah terus berlangsung dari waktu ke waktu.
Di sisi aspek regulasi, tidak kurang upaya pemerintah untuk mencegah kasus kekerasan seksual di sekolah. Tajuk Rencana Kompas pada Kamis, 13 April 2023, mengusulkan perubahan peran dominan guru karena menyuburkan ketimpangan relasi kuasa antara guru dan murid.
Tindak kejahatan tersebut bisa terjadi karena adanya kesempatan dan ruang yang tertutup atau terlindung dari pandangan umum.
Oleh sebab itu, ruang yang disekat dengan dinding tidak tembus pandang perlu diganti dengan bahan transparan, seperti kaca bening. Terutama ruang pimpinan, guru, bimbingan dan penyuluhan, serta ruang lain yang memungkinkan terjadi pelecehan.
Agar ruang tersembunyi bisa mudah diawasi, bisa dibantu dengan cermin cembung atau cermin hias, seperti yang digunakan di pertigaan gang dan toko emas. Cermin tersebut juga bisa berfungsi sebagai elemen estetika.
Letak toilet putra dan putri sebaiknya dipisah jauh, meskipun biayanya menjadi mahal karena bertambah panjangnya jaringan utilitas.
Jalan setapak bisa ditaburi batu kerakal sehingga kalau dilewati menimbulkan bunyi, sebagai sinyal waspada.
Kiranya masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk merekayasa bangunan sehingga menjadi lebih aman.
Faktor keamanan dari kekerasan seksual perlu dimasukkan sebagai kriteria perancangan bangunan sekolah, pondok pesantren, panti asuhan, dan bangunan eksklusif lainnya.
Mencegah jauh lebih baik daripada menangani akibat kekerasan seksual. Luka batin yang diderita korban nyaris mustahil disembuhkan dan bisa terbawa sampai mati.
Saya merasa malu, karena Indonesia kalah dari Singapura dan Malaysia. Mereka sangat mementingkan SDM (sumber daya manusia). Kita terlalu sibuk dengan partai, tetapi warga miskin tetap tidak terwakili di DPR.
Universitas di Singapura terkenal, universitas di Malaysia berani melakukan riset tingkat dunia. Universitas di Indonesia belum menyamai.
Mudah-mudahan kalau perguruan tinggi di Indonesia diperbaiki, kemiskinan juga bisa segera dihapus.