Manusia memiliki kemerdekaan memilih. Ketidaksempurnaan ada, tetapi nilai kebaikan dan keluhuran budi harus tetap dominan.
Oleh
Hadisudjono Sastrosatomo
·3 menit baca
KOMPAS/DAHLIA IRAWATI
Toleransi - Suasana di SMA Selamat Pagi Indonesia di Kota Batu, Jawa Timur, akhir pekan lalu. Selain mengajarkan toleransi antar suku dan agama, sekolah dengan model asrama tersebut juga mendorong anak didiknya mandiri dan memiliki jiwa usaha. Terlihat seorang siswa sedang beraktivitas di laboratorium enterprenership di sekolah tersebut. Kompas/Dahlia Irawati (DIA)14-12-2016
Hakikat demokrasi adalah menghargai perbedaan. Manusia diciptakan beragam pun tegas dinyatakan dalam Al Quran. Perbedaan itu pelangi kehidupan yang menampilkan keindahan. Menghargai berarti tidak ada penghinaan, perundungan, apalagi kekerasan.
Berbeda dapat disampaikan dengan argumentasi berbasis pengetahuan dan akal sehat. Di lingkungan terkecil pun, keluarga, perbedaan tidak dapat dihindari. Yang utama adalah bagaimana menyikapi perbedaan ini.
Pendewasaan dalam interaksi antarmanusia tumbuh dari pemahaman etika dalam segala aspek kehidupan. Bumi yang senantiasa damai tenteram tentu suatu utopia. Manusia yang diciptakan sebagai khalifah di bumi berada dalam dinamika pertarungan sifat malaikat dan iblis. Namun, manusia memiliki kemerdekaan memilih. Ketidaksempurnaan ada, tetapi nilai kebaikan dan keluhuran budi harus tetap dominan.
Manusia diciptakan Allah berbeda-beda agar mereka saling mengenal, li ta’aarafuu sebagaimana firman Allah (QS. Al Hujurat: 13). Dengan saling mengenal, manusia akan saling menghormati dan bekerja sama bagi kemaslahatan bersama di bumi.
Turunnya Al Quran diawali dengan iqra yang bermakna luas, menunjukkan bahwa akal sehat dan pengetahuan yang mumpuni adalah perintah Allah SWT. Dari sinilah Rasulullah SAW pernah mengungkapkan bahwa perbedaan pendapat di kalangan umatnya adalah rahmat.
Mengacu hal ini, ucapan Prof Thomas Djamaluddin, pakar astronomi, tidaklah menampilkan ujaran kebencian. Dia menyampaikan argumentasi berdasarkan penguasaan keilmuannya. Bahwa dia mungkin keliru dapat ditarik ke perdebatan ilmiah dan bukan hukum. Hal itu disampaikan pada surat permintaan maafnya. Reaksi berlebihan dari yang merasa dikritisi justru menunjukkan sikap yang jauh dari keadilan menyikapi perbedaan.
Prof Nasaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal, membeberkan bagaimana Rasulullah SAW menyikapi perbedaan. Perbedaan adalah sunnatullah. Perbedaan (diversity) adalah manifestasi keagungan Tuhan.
Semoga di zaman kemajuan ilmu dan teknologi, cara berpikir dan nalar semakin sehat serta toleran.
Hadisudjono SastrosatomoAnggota Tim Pengarah Etika Bisnis dan Organisasi SS-PEBOSS–STM PPM Menteng Raya, Jakarta 12970
Serbu Gerai ”Kompas”
Calon pembeli memilih bermacam buku yang dijual dalam ajang Serbu Gerai Kompas di Bentara Budaya Yogyakarta, Kotabaru, Yogyakarta, Jumat (27/1/2023). Bermacam judul buku dijual dengan harga mulai Rp 5.000 per buah dalam acara itu. Sedikitnya 2.000 buku ditargetkan terjual setiap hari dalam acara yang berlangsung hingga 3 Februari 2023 itu.
Kejadian ini sudah lewat beberapa bulan, tetapi menjadi kenangan manis bagi saya: pemburu buku sejati.
Saat itu di Instagram Buku Kompas saya melihat woro-woro Serbu Gerai Kompas yang berlangsung 27 Januari-3 Februari 2023.
Diadakan di tiga kota: Jakarta, Yogyakarta, dan Surabaya dengan potongan harga 30 persen dan 50 persen, serta harga buku hanya Rp 5.000. Naluri saya sebagai pemburu buku pun bangkit.
Namun, saya bingung, posisi saya di Malang dan saya bekerja. Hari Sabtu kebetulan ada acara dan hari Minggu adalah hari ibadah.
Saya mencari cara agar saya bisa membeli buku tanpa harus ke Surabaya. Lalu saya mencoba kontak biro Kompas di Malang dan minta tolong dicarikan cara agar saya bisa membeli buku.
Akhirnya saya memperoleh nomor kontak bagian penjualan di Surabaya. Segera saya kontak melalui pesan Whatsapp. Ternyata saya boleh memesan buku.
Saya dikirimi daftar buku yang diobral. Melihat daftar itu dengan harga buku murah, saya pun kalap, tanpa harus melihat buku yang dipajang.
Saya memilih-milih judul buku yang saya minati. Seorang teman menitip beli beberapa buku melalui saya.
Setelah saya bayar lunas, kiriman buku dalam kardus besar tiba di rumah. Saya girang bukan main. Tanpa harus ke gerai Kompas di Surabaya, saya mendapat buku-buku bermutu dan murah.