SEA Games Kamboja 2023 dibuka Jumat (5/5/2023). Sebagai ajang multicabang lingkup terkecil, yakni Asia Tenggara, SEA Games disepakati bukan prioritas utama.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Mengapa SEA Games bukan prioritas utama atau hanya sasaran antara? Prioritas utama tentu Olimpiade, ajang multicabang sedunia. Dengan begitu, proyeksi penampilan terbaik atlet top Indonesia adalah di Olimpiade, selain kejuaraan dunia setiap cabang. Prioritas berikutnya bisa Asian Games, karena level Asia, kemudian baru SEA Games.
Beda prioritas ini wajar adanya. Sudah sepatutnya orientasi olahraga kita menuju perhelatan Olimpiade, sebagai kejuaraan di mana atlet level dunia berlaga.
Seiring dengan prioritas utama ini, fokus pelatihan atlet utama kita juga menuju Olimpiade. Program pelatihan berikut ajang uji cobanya juga disesuaikan dengan Olimpiade.
Kementerian Pemuda dan Olahraga juga menetapkan 14 cabang unggulan untuk Olimpiade. Ke-14 cabang itu meliputi bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, karate, wushu, menembak, dan taekwondo. Selain itu, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik, pencak silat, dan panahan.
Jika mencermati 14 cabang itu, ”lubang” yang harus ditambal masih besar, karena sejauh ini baru tiga cabang yang pernah dan telah menyumbang medali di Olimpiade. Ketiganya adalah bulu tangkis, angkat besi, dan panahan.
Bulu tangkis dan angkat besi konsisten meraih medali di Olimpiade. Adapun panahan berusaha keras mengakhiri paceklik medali setelah terakhir kali meraih perak di Seoul 1988. Asa cukup besar terbentang untuk cabang yang konsisten berprestasi di tingkat dunia, sebut saja panjat tebing.
Konsistensi demi prestasi dunia itu seyogianya diikuti dengan kerelaan menerjunkan atlet yunior untuk kejuaraan di bawah Olimpiade, termasuk SEA Games. Kerelaan berikutnya, menyaksikan peringkat kontingen Republik Indonesia (RI) bukan menjadi juara umum di klasemen medali SEA Games, karena niat awalnya memang hanya sasaran antara.
Langkah besar itu dimulai pada SEA Games Vietnam 2021. Ketika itu jumlah anggota kontingen RI berkurang drastis. Hanya 499 atlet dari 31 cabang, berkurang dibandingkan ketika Filipina 2018 sebanyak 841 atlet dari 52 cabang.
Hasilnya? Kontingen Merah Putih di peringkat ketiga klasemen akhir medali, di bawah Vietnam dan Thailand. Bukan hasil buruk untuk kontestan yang menjadikan SEA Games sebagai sasaran antara.
Pada SEA Games Kamboja 2023, Indonesia menerjunkan 599 atlet, dengan beberapa nama tergolong senior. Harapan kita, fenomena peningkatan jumlah atlet dengan beberapa senior bukan berarti kita ”menganulir” keputusan besar memprioritaskan Olimpiade.
Kaderisasi atlet mutlak perlu. Mereka yang senior terus ditempa dan diprioritaskan untuk berlaga dan menjuarai level dunia. Kejuaraan level regional lebih tepat dijadikan ajang pematangan olahragawan yunior kita, dengan proyeksi sekian tahun ke depan mereka tampil di ajang lebih besar.