Rencana Pakta Pertahanan Atlantik Utara untuk membuka perwakilan di Jepang dapat memicu peningkatan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Dibentuk pada tahun 1949, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tak hanya bertujuan membendung ancaman Uni Soviet pada era Perang Dingin. Lewat NATO, Eropa hendak menggalang kekuatan guna mencegah kemunculan rezim nasionalis militeristik seperti NAZI. NATO juga menjadi bagian dari upaya untuk mendorong integrasi Eropa (”A Short History of NATO”, www.nato.int).
Dengan berakhirnya Perang Dingin, dunia berubah. Tantangan keamanan tak lagi sama dengan era Perang Dingin. Setelah Rusia menyerang Ukraina dan di tengah kebangkitan China, NATO melihat ancaman terhadap keamanan Eropa kian luas. ”Pada 2022, dalam KTT Madrid, para pemimpin sekutu memutuskan Rusia bukan lagi mitra, tetapi musuh, dan ada pengakuan kebangkitan China akan, serta bisa berdampak pada keamanan trans-Eropa,” tutur Duta Besar Denmark untuk Jepang Peter Taksoe-Jensen saat diwawancarai Nikkei Asia (”NATO to open Japan office, deepening Indo-Pacific engagement”, asia.nikkei.com, 3 Mei 2023).
Pernyataan Taksoe-Jensen yang juga narahubung NATO di Jepang menunjukkan perubahan persepsi keamanan organisasi itu di tengah perkembangan dunia. Sebelumnya, NATO menyebut Rusia bukan musuh, tetapi mitra. Kebangkitan China juga tak disinggung dalam Strategic Concept 2010. Kini China menjadi bagian dari ”keprihatinan” NATO.
Kebangkitan China dan ancaman perang di Selat Taiwan memang menjadi perhatian Barat. Seandainya perang pecah di Taiwan yang ditandai dengan pengerahan militer China dan respons keras Barat, konflik akan berdampak serius terhadap perekonomian dunia. Pengaruh perang Rusia-Ukraina terasa kecil dibandingkan dampak konflik bersenjata di Taiwan.
Bagi Barat, China dinilai telah menantang tatanan di jalur laut utama Laut China Selatan, Selat Taiwan, dan Laut China Timur. Jalur-jalur itu sangat penting karena setiap tahun mengangkut barang (ekspor dan impor) senilai 5,5 triliun dollar Amerika Serikat (Nagy, 2023).
Rencana pembukaan perwakilan NATO, yang akan menjalankan fungsi konsultasi, dikecam Beijing. Tindakan NATO dinilai sebagai upaya melebarkan sayap ke Asia Pasifik dan campur tangan dalam urusan regional. Hal itu bakal merusak perdamaian dan stabilitas kawasan. (”NATO Buka Kantor di Jepang, China Minta Asia Waspadai Ekspansi NATO”, Kompas.id, 5 Mei 2023).
Dalam perkembangan tersebut, kita sangat menyayangkan setiap langkah yang dapat meningkatkan ketegangan di kawasan Asia-Pasifik. Persaingan di antara kekuatan adidaya seharusnya diarahkan sebagai sumber energi kompetisi yang kreatif untuk mendukung pemerataan kesejahteraan dunia. Eskalasi ketegangan terus-menerus akan memicu konflik bersenjata yang merugikan semua pihak.
Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, ANTONIUS TOMY TRINUGROHO