Momen anak mendapatkan uang banyak ketika Lebaran dapat menjadi pintu masuk bagi ibu untuk mengajarkan cara mengelola uang kepada mereka. Misalnya, untuk membeli mainan dan makanan yang disukai, ditabung, atau investasi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·1 menit baca
Pada hari raya atau perayaan khusus seperti ulang tahun, anak-anak biasanya mendapatkan uang sebagai hadiah dan tanda kasih. Termasuk pada momen Lebaran seperti saat ini. Bisa jadi, setelah tiga tahun tidak merayakan Lebaran bersama keluarga besar, jumlah uang yang diterima anak-anak tahun ini lebih besar dari tahun sebelumnya.
Setelah menghitung uang yang diterima anak dari kerabat, biasanya ada sebagian ibu yang kemudian meminta uang tersebut dengan alasan agar tidak hilang atau jatuh ketika bermain. Memang ada benarnya juga karena sebagian anak tidak terbiasa memegang uang sehingga risiko uang jatuh atau tertinggal di tempat main tetap ada.
Di sisi lain, dengan menitipkan uang kepada ibu ada kemungkinan uang itu akan terpakai untuk keperluan belanja dapur. Jadilah si anak terkena skema ”investasi bodong” karena uang titipannya hilang tanpa bekas dan tanpa pemberitahuan.
Di sisi lain, dengan menitipkan uang kepada ibu ada kemungkinan uang itu akan terpakai untuk keperluan belanja dapur.
Sebenarnya, momen anak mendapatkan uang banyak ketika Lebaran dapat menjadi pintu masuk bagi ibu untuk mengajarkan cara mengelola uang kepada mereka. Ada banyak hal yang dapat diajarkan kepada anak, tergantung usianya.
Untuk anak usia sekolah dasar, misalnya, uang Lebaran dapat digunakan untuk membeli mainan atau makanan yang disukai, lebih dari hari biasa. Selain untuk belanja, sebagian uang juga dapat disimpan untuk membeli mainan yang lebih mahal, pada Lebaran tahun depan. Simpanan yang sederhana seperti celengan dapat diperkenalkan kepada anak-anak.
Untuk anak usia SMP, manfaat uang Lebaran tentu lebih bervariasi. Anak-anak baru gede itu dapat diajak membuka rekening tabungan di bank untuk menyimpan sebagian uangnya. Sebagian lagi dapat digunakan untuk hangout bersama teman-teman.
Bagi anak yang sudah memiliki KTP dan dapat membuka rekening tabungan serta rekening investasi, uang Lebaran dapat diarahkan untuk diinvestasikan. Belajar membeli reksa dana pasar uang dengan minimal investasi sebesar Rp 20.000 sudah dapat dimulai. Atau reksa dana jenis lain yang mempersyaratkan minimal investasi sebesar Rp 250.000.
Pilihan lain adalah membeli obligasi ritel. Pada tanggal 4-24 Mei mendatang, pemerintah menawarkan Sukuk Tabungan ST10. Jika uang Lebaran yang diperoleh minimal Rp 1 juta, anak-anak SMA sudah dapat mulai membeli obligasi ritel pertamanya.
Selain memperkenalkan penggunaan uang untuk membeli barang keinginan, menabung, dan investasi, uang Lebaran juga dapat digunakan sebagai sarana belajar menunda keinginan.
Selain memperkenalkan penggunaan uang untuk membeli barang keinginan, menabung, dan investasi, uang Lebaran juga dapat digunakan sebagai sarana belajar menunda keinginan.
Anak-anak yang memiliki rencana untuk membeli mainan atau barang tertentu, atau pergi berjalan-jalan bersama teman, dapat menyimpan seluruh uang Lebaran-nya. Tidak semua digunakan untuk membeli barang yang saat ini diinginkan, tetapi menundanya agar pada Lebaran tahun depan dapat membeli barang dengan nilai yang lebih tinggi lagi.
Mumpung uang Lebaran anak-anak masih lengkap, siapkan strategi untuk memanfaatkannya. Jangan hanya membiarkan anak terjebak ”investasi bodong” pertamanya.