logo Kompas.id
OpiniBeramai-ramai Mudik ke Hulu,...
Iklan

Beramai-ramai Mudik ke Hulu, Bersenang-senang di Kampung Masa Lalu

Silaturahmi mengandung daya sihir, yang tidak bisa diuraikan secara akal sehat. Dia melekat di dalam tumpukan emosi paling purbawi dari manusia.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
· 9 menit baca
Putu Fajar Arcana, wartawan harian <i>Kompas</i> 1994-2022.
KOMPAS/ILHAM KHOIRI

Putu Fajar Arcana, wartawan harian Kompas 1994-2022.

Pepatah Melayu, ”berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” tak berlaku dalam fenomena mudik. Pesan bahwa bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian, berlawanan arah dengan tujuan para pemudik. Mereka sebagian besar justru bersakit-sakit ke hilir untuk bersenang-senang kemudian.

Hilir, pertama-tama adalah tujuan utama para perantau untuk mengadu peruntungan. Hilir identik dengan muara sungai, tempat di mana orang-orang keluar dari pedalaman (hulu), untuk bergabung ke dalam komunitas yang lebih besar, cair, dan heterogen bernama pasar.

Editor:
SARIE FEBRIANE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000