logo Kompas.id
OpiniMetamorfosis
Iklan

Metamorfosis

Budaya pertanian yang bertautan dengan ritual Seblang berada dalam bahaya. Melihat dari pematang sawah, terlihat terdesaknya sawah terakhir di Bakungan oleh pembangunan gedung-gedung yang pesat terjadi di sekitarnya.

Oleh
Saras Dewi
· 3 menit baca
Saras Dewi
SALOMO TOBING

Saras Dewi

Rerumputan dan bunga liar berkusu-kusu hening mengelilingi suatu makam. Dalam setiap lambaian tertiup angin pagi, mereka nampak seperti penjaga batu nisan itu. Tanah di sekitarnya masih lembab, tersisa dari hujan semalam. Saya berlutut dan memandang tanaman liar yang menjalar dari segala arah, Cyanthillium cinereum, atau lebih dikenal sebagai sawi langit, Desmodium gangeticum atau daun picah, dan Phyllanthus niruri atau Meniran, memenuhi tempat itu.

Pada momen semacam ini, saya terpikir tentang karya seorang penyair sekaligus ilmuwan Johann Wolfgang von Goethe yang berjudul Metamorfosis Tumbuhan (1790). Terpikir cara ia menggambarkan perubahan yang terjadi pada tumbuhan dan uniknya siklus hidup tumbuhan itu, dan cara pandangnya yang menempatkan manusia tidak terpisah dari semarak keajaiban dunia tumbuhan tersebut. Segalanya kembali ke tanah, dan tubuh sang penari yang bersemayam telah menjadi satu dengan rimbun tumbuhan itu.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000