Pemerintah harus menindak tegas para penipu agar ada pembelajaran. Dilanjutkan dengan menyempurnakan sistem pelayanan kesehatan dan mencari solusi dengan semua pemangku kepentingan. Demi kemaslahatan bersama.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Markas Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat, mendadak riuh. Warga berduyun-duyun datang, berharap kesembuhan dari pengobatan seorang Ida Dayak.
Ida Dayak memang sedang viral. Ia disebut mampu menyembuhkan banyak penyakit: keseleo, patah tulang, stroke, bisu tuli. Ribuan orang melihat videonya di media sosial.
Tidak mengherankan apabila kedatangannya ke kawasan Jabodetabek untuk praktik penyembuhan diserbu banyak orang. Dijadwalkan Senin-Selasa (3-4 April 2023), hari pertama praktik di Markas Kostrad, Cilodong, itu penuh sesak. Banyak warga yang bahkan mengantre di atas kursi roda. Mungkin gara-gara itu pula, praktik hari kedua ditiadakan.
Sebenarnya bukan sekali ini praktik penyembuhan alternatif membuat begitu banyak orang datang. Kita ingat ada Ponari, dukun cilik yang mengobati dengan batu. Ningsih Tinampi yang beraksi dengan baju merah muda ala Bhayangkari. Ada juga Umi Zubaidah dengan telur. Atau Ahmad Ichan Maulana, yang caranya ekstrem ”merebus” pasien.
Meski metode yang mereka gunakan tidak mudah diterima akal sehat, pasien tetap berdatangan dan banyak. Apakah mereka benar bisa menyembuhkan? Ida Dayak—yang memakai baju adat suku Dayak, mengobati dengan menari dan olesan minyak—berapa sesungguhnya yang dipulihkan?
Buku antropologi klasik Evans-Pritchard, Witchcraft, Oracles, and Magic among the Azande (Oxford University Press, 1976), menggambarkan metode penyembuhan suku Azande yang tinggal di kawasan Afrika Tengah. Dalam penelitian Pritchard tahun 1920-an itu, dukun menggunakan sejenis ayam lokal sebagai medium penyembuhan orang sakit.
Meski metode yang mereka gunakan tidak mudah diterima akal sehat, pasien tetap berdatangan dan banyak.
Pengobatan tradisional tumbuh seiring peradaban. Namun, metode ini perlahan tersingkir oleh sistem pengobatan modern yang memiliki banyak keunggulan: berbasis anamnesis dan menggunakan alat penunjang pemeriksaan yang terukur sehingga setiap pengobatan ada landasannya. Sistem pengobatan modern juga mudah diajarkan karena jelas semua parameternya. Sebaliknya, metode pengobatan tradisional tidak mudah diukur, diulang, dan direplikasikan sehingga akhirnya terpinggirkan dan rentan penyelewengan.
Kita menyadari, ilmu kedokteran modern belum bisa menyelesaikan seluruh persoalan kesehatan. Demikian juga dengan infrastruktur dan sistem pelayanan kesehatan, yang belum mengakomodasi seluruh kebutuhan masyarakat. Di titik inilah, ketika masyarakat tidak ada lagi harapan, pengobatan alternatif menjadi sarana mencari kesembuhan.
Bagaimana melindungi masyarakat agar tidak terjebak penyembuh gadungan? Tidak mungkin menghilangkan pengobatan alternatif karena masih menjadi pilihan masyarakat yang tidak fit in dengan sistem kedokteran modern.
Memang tidak mudah membenahi semua ini. Yang jelas, pemerintah harus menindak tegas para penipu agar ada pembelajaran. Dilanjutkan dengan menyempurnakan sistem pelayanan kesehatan dan mencari solusi dengan semua pemangku kepentingan. Demi kemaslahatan bersama.