Kata ”aktor” dapat digunakan untuk menyebut pemeran berjender wanita dan laki-laki. Namun, untuk tujuan yang spesifik, kata ”aktor” digunakan untuk pemeran berjender laki-laki, sedangkan ”aktris” untuk perempuan.
Oleh
Rosdiana
·4 menit baca
Pada tulisan yang masih dalam pengeditan berjudul ”Kemenangan Telak Aktris Asia” tentang Michelle Yeoh—aktris peraih Oscar kategori Aktris Pemeran Utama Terbaik—di bagian biografi/profil tertulis profesinya sebagai aktor. Kemudian, pada bagian lain tulisan itu tertulis, ”Sebelumnya, Yeoh menjadi aktor Asia pertama yang menyabet SAG dan meraih aktris terbaik di Golden Globe.” Pendeskripsian Yeoh sebagai aktor menjadi pembahasan. Diketahui bahwa Yeoh berjender wanita. Idealnya dia disebut aktris.
Pada akhir pembahasan, penggunaan kata aktor pada tulisan ”Kemenangan Telak Aktris Asia” disepakati diganti menjadi aktris dengan alasan untuk keselarasan dengan kategori yang diterima Yeoh, yaitu best actress. Meskipun demikian, melihat penggunaan kata aktor yang berulang pada dua bagian itu, sementara penulis artikel menggunakan kata aktris di judul dan bagian lainnya, saya meyakini ini bukan kesalahan, melainkan dengan kesadaran digunakan oleh penulis artikel tersebut.
Lalu, bagaimana penggunaan aktor dan aktris dalam bahasa Indonesia?
Kamus Besar Bahasa Indonesia jelas membedakan aktris dari aktor. Lema aktor didefinisikan sebagai pria yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita, drama, dan sebagainya di panggung, radio, televisi, atau film. Sementara aktris didefinisikan sebagai wanita yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan cerita drama, dan sebagainya di panggung, radio, televisi, atau film. Perbedaan definisi makna tersebut terletak pada kata pria (pada aktor) dan wanita (pada aktris).
Dalam bahasa Indonesia, kita ketahui ada kata yang berpasangan secara jender, pasangan antara maskulin dan feminin. Yang termasuk maskulin, misalnya, ialah siswa, putra, pemuda, wartawan, pramugara, peragawan, dan karyawan. Sebaliknya, yang termasuk feminin, misalnya, ialah siswi, putri, pemudi, wartawati, pramugari, peragawati, dan karyawati.
Akan tetapi, dalam penggunaan sehari-hari, terutama dalam bahasa lisan, tidak semua kata tersebut digunakan berpasangan. Misalnya kata wartawan x wartawati. Umum saya membaca atau mendengar penggunaan kata wartawan. Sebaliknya, saya hampir tidak pernah membaca atau mendengar pengguna bahasa Indonesia menggunakan kata wartawati. Selain kata wartawan, umum digunakan reporter, pewarta, atau jurnalis yang bersifat netral.
Banyak media tidak membedakan penyebutan antara wartawan dan wartawati. Kompas, upamanya, menyebut wartawan perempuan (atau perempuan wartawan) pun dengan wartawan, bukan wartawati.
Dalam satu liputan di Birmingham, media ini menyebut Denty Piawai Nastiti, jurnalis perempuan, sebagai wartawan. Demikian pula saat Dimas Waraditya Nugraha, jurnalis laki-laki, menikah, dia disebut wartawan.
1. ”Ini menjadi pelajaran mahal bagi mereka karena belum tentu semua pemain muda bisa mendapatkan pengalaman ini,” ujar pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi kepada wartawan Kompas di Birmingham, Denty Piawai Nastitie. (Kompas, 20 Maret 2022)
2. Wartawan Kompas, Dimas Waraditya Nugraha, melepas masa lajang dengan mempersunting Ivany Atina Arbi. Akad dan resepsi pernikahan dilaksanakan di Auditorium Gedung Perpustakaan Bung Hatta, Jalan Kusuma Bhakti, Gulai Bancah, Bukittinggi, Sumatera Barat, Sabtu (4/1/2020). (Kompas, 5 Januari 2020)
Sementara itu, kalau kita perhatikan, penyebutan atlet satu cabang olahraga dalam bahasa Indonesia pun tidak membedakan antara wanita dan laki-laki. Contohnya, atlet lari, pelari; atlet tinju, petinju; dan atlet bulu tangkis, pebulu tangkis.
Kembali ke kata aktor, saya menyimpulkan bahwa penulis artikel menggunakan kata itu sebagai kata yang netral untuk penyebutan umum, bukan dengan tujuan menunjukkan jender laki-laki. Dan saya mengamati, ada kecenderungan pada kata berpasangan secara jender, bentuk maskulin yang digunakan sebagai penyebutan umum.
Misalnya, siswa x siswi dan mahasiswa x mahasiswi, penyebutan umum yang digunakan adalah siswa dan mahasiswa, baik untuk pelajar wanita maupun laki-laki. Kecenderungan ini, menurut saya, bisa jadi dipengaruhi isu kesetaraan jender—hal ini perlu penelitian lebih mendalam.
Terkait kata aktor itu, di dua media daring berbahasa Inggris yang memuat berita tentang Oscar dan Yeoh, saya juga mendapati penggunaan kata actor untuk mendefinisikan pemeran wanita dalam film dan penyebutan pemeran secara umum, baik actress (aktris) maupun actor (actor). Berikut petikannya.
1. Angela Bassett also earned another first for the ceremony, becoming the first actor to receive a nomination for a role in a Marvel film. (CNBC.com, ”Oscar 2023: ’Everything Everywhere All at Once’ wins best picture, six other awards”, Senin 13 Maret 2023)
2. ”I think her Hong Kong experience definitely is crucial to her latest success,” Timmy Chen, director of the Hong Kong Film Critics Society, said of the Malaysia-born Yeoh, commenting that there were few opportunities for Chinese actors in Malaysia’s Malay-dominated film industry at the time. (VOAnews.com, ”What Really Helped Michelle Yeoh Win an Oscar”, 17 Maret 2023)
3. This has led to more opportunities for actors such as Yeoh and has made it possible for the making of the sci-fi comedy Everything Everywhere All at Once, in which Yeoh plays a middle-aged Chinese American immigrant laundromat owner determined to save the universe and her family, all the while showing off her martial arts skills. (VOAnews.com, ”What Really Helped Michelle Yeoh Win an Oscar”, 17 Maret 2023)
Dari penjelasan dan cuplikan sejumlah artikel tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata aktor bisa bersifat netral dan juga khusus. Kata itu dapat digunakan untuk penyebutan pemeran berjender wanita dan laki-laki. Namun, untuk tujuan yang spesifik, kata aktor digunakan untuk pemeran berjender laki-laki. Sementara aktris, sebagai pasangan dari kata aktor, khusus digunakan untuk pemeran berjender wanita.