Lobi-lobi dan sosialisasi politik yang belakangan ini terjadi perlu dicermati. Tak hanya agar berbagai aktivitas politik itu tak kebablasan, tetapi juga untuk mulai melihat siapa yang layak dipilih di Pemilu 2024.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
DOKUMENTASI ADC PRESIDEN
Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3/2023). Setelah dua jam mengadakan pertemuan khusus, Megawati dan Jokowi makan bersama dengan menu sayur lodeh, didampingi Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto (kanan) dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Jika ada pertanyaan tentang sosok yang sangat dinanti keputusannya terkait Pemilihan Presiden 2024, salah satu jawabannya adalah Megawati Soekarnoputri.
Hal ini tidak hanya karena Megawati memiliki hak penuh untuk menentukan calon yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pemilu 2024, tetapi juga PDI-P menjadi satu-satunya partai yang bisa sendiri mengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Dari sejumlah survei pula, beberapa kandidat potensial di pilpres mendatang adalah kader PDI-P dan elektabilitas partai pemenang Pemilu 2019 ini juga masih yang tertinggi dibandingkan dengan partai lain.
Kondisi ini membuat keputusan politik Megawati terkait Pilpres 2024 akan turut menentukan arah kontestasi.
Dinantinya keputusan Megawati ini membuat belakangan gerak-gerak politiknya selalu ditunggu dan diinterpretasikan banyak pihak. Termasuk saat pertemuan dirinya dengan Presiden Joko Widodo, yang juga berasal dari PDI-P, di Istana Merdeka, Sabtu (18/3/2023). Sebagai politisi yang berpengalaman, Megawati dan Presiden Jokowi memahami kondisi ini dan punya hitungan tersendiri terkait Pemilu 2024.
Terlepas dari pertemuan Presiden Jokowi dengan Megawati dan materi yang dibahas, kini memang saat bagi elite politik saling menjajaki dan mulai memanaskan mesin politik guna menyambut pemungutan suara Pemilu 2024 pada 14 Februari 2024. Jadi, tidak mengherankan jika belakangan sejumlah elite politik mulai aktif saling mengunjungi, membuat komitmen, saling memuji, dan menyindir pihak lain.
Saat ini juga waktu bagi sejumlah kandidat yang ingin maju di pemilu mendatang untuk mulai memoles citranya. Tak mengherankan jika ada sejumlah sosok yang mulai sibuk mengunjungi rakyat dan menyampaikan sejumlah janji.
Pasangan calon yang akan diusung di Pilpres 2024 agaknya masih akan ditentukan di saat-saat akhir tahapan pencalonan yang akan dimulai pertengahan Oktober mendatang.
Meskipun demikian, pasangan calon yang akan diusung di Pilpres 2024 agaknya masih akan ditentukan di saat-saat akhir tahapan pencalonan yang akan dimulai pertengahan Oktober mendatang. Perhitungan seperti tingkat elektabilitas, kandidat, koalisi parpol pengusung, dan kesiapan logistik akan menjadi pertimbangan dalam penentuan ini.
Lobi-lobi dan sosialisasi politik yang belakangan ini terjadi tetap perlu dicermati. Tidak hanya agar berbagai aktivitas politik itu tidak kebablasan hingga membuat kontestasi pada pemilu hadir lebih dini dan terbengkalainya sejumlah agenda bangsa, tetapi juga untuk mulai melihat siapa yang layak dipilih pada pemilu mendatang.
Terkait hal itu, saatnya warga melihat, misalnya, siapa pejabat publik yang disinyalir menggunakan jabatannya atau melalaikan tugasnya karena terlalu asyik melakukan lobi-lobi politik untuk pemilu mendatang. Siapa elite politik yang sikap dan pernyataannya cenderung memecah belah atau yang justru menyejukkan rakyat? Atau, siapa elite politik yang memilih tetap fokus bekerja untuk rakyat dibandingkan dengan menyiapkan pemenangan untuk Pemilu 2024?
Hasil dari pencermatan itu akan menjadi modal berharga agar rakyat tidak salah pilih di pemilu mendatang.