logo Kompas.id
OpiniPakaian Bekas Kian Meluas
Iklan

Pakaian Bekas Kian Meluas

Bisnis pakaian bekas membuat siapa pun bisa membeli pakaian keren berharga murah. Namun, pakaian bekas yang diimpor menimbulkan masalah.

Oleh
Redaksi
· 1 menit baca
Wisatawan asing juga membeli pakaian bekas atau <i>thrifting </i>di Pasar Kodok, Tabanan, Bali, 29 Januari 2023.
PUTU FAJAR ARCANA

Wisatawan asing juga membeli pakaian bekas atau thrifting di Pasar Kodok, Tabanan, Bali, 29 Januari 2023.

Istilah ekonomi sirkular yang mengusung bisnis berkelanjutan kian terdengar dan dipraktikkan. Mengacu pada Forum Ekonomi Dunia atau WEF, ekonomi sirkular adalah kegiatan ekonomi yang membuat dan mengonsumsi barang dengan memanfaatkan sumber daya alam seminimal mungkin. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi sampah dan menekan emisi karbon. Umur produk diperpanjang dengan cara diperbaiki jika rusak, didaur ulang, dan didesain ulang sehingga dapat digunakan lagi.

Kesadaran ini memunculkan peluang menjual pakaian bekas. Sudah cukup lama ada laman atau media sosial yang menawarkan fashion bekas pakai atau kerap disebut preloved. Hasil survei Boston Consulting Group global pada 2020 dan 2022 menunjukkan, generasi Z adalah kelompok umur yang mendominasi transaksi barang bekas berkelas atau mewah.

Editor:
HARYO DAMARDONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000