Membangun rumah susun lebih murah dan cepat, tidak perlu lahan baru yang luas. Dengan menggeser permukiman, akan ada jarak aman dengan depot. Jadi, opsi kedua lebih menguntungkan, efisien, murah, lebih cepat.
Oleh
A Soeritno
·2 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pengungsi kebakaran Terminal Integrated Bahan Bakar Minyak (BBM) Depo Pertamina Plumpang berada di tenda Posko PMI, Jakarta Utara, Senin (6/3/2023). Tercatat ada 423 warga terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang mengungsi di dua tempat. Dua RW yang paling terdampak kebakaran ini yaitu RW 009 dan RW 001. KOMPAS/AGUS SUSANTO (AGS) 4-3-2023
Sudah beberapa kali terjadi kebakaran di depot BBM Plumpang, yang memakan korban jiwa dan harta. Menyimpan dan mengelola BBM lebih berbahaya daripada menyimpan bahan peledak karena BBM sangat mudah terbakar, bahkan tanpa api pun bisa terbakar.
Selain harus jauh dari permukiman, depot BBM juga harus memenuhi berbagai ketentuan. Salah satunya dikelilingi parit sedalam 1-2 meter, untuk menampung BBM jika terjadi kebocoran BBM. Jika terbakar tetap terlokalisasi dan mudah mengatasinya.
Di sekitar parit harus dipasang detektor api dan asap, penyemprot air otomatis, alarm tanda bahaya, dan CCTV dengan pengawasan penuh dari ruang pengendali.
Harus ada jalan melingkar di dalam pagar depot, dilengkapi dengan hidran air/busa untuk pemadaman jika terjadi kebakaran. Di luar pagar depot dan kawasan permukiman harus ada daerah kosong sebagai penyekat dan jalur kendaraan darurat jika terjadi kebakaran.
Perlu pemasangan dan pemeriksaan penangkal petir di seluruh tangki dan pipa BBM, ditambah latihan rutin pemadaman kebakaran bagi semua karyawan depot.
Untuk mengatasi masalah depot BBM saat ini, ada dua opsi: memindahkan depot atau permukiman. Saat depot Plumpang dibangun sekitar 50 tahun lalu, lokasi masih tanah kosong, terpencil, dan sepi. Depot ini terdiri dari peralatan mahal, seperti tangki-tangki besar dan pipa-pipa penerimaan BBM dari pelabuhan, kilang BBM Balongan, Cilacap, dan sebagainya.
Sebenarnya opsi pertama untuk memindahkan depot sangat sulit. Tidak mungkin memindahkan peralatan tua berusia 50 tahun, berarti harus membuat depot baru dari nol yang sangat mahal. Depot juga sudah tersambung dengan pipa asupan dari Pelabuhan Tanjung Priok serta kilang BBM, jika pindah harus membuat infrastruktur baru. Lokasi depot yang saat ini dekat dengan jalan tol juga mempercepat distribusi BBM.
Oleh karena itu, opsi yang paling mungkin adalah memindahkan permukiman karena hanya perlu menggeser ke lokasi yang dekat dengan lokasi sekarang, membuat rumah susun yang lebih indah, sehat, dan nyaman, tidak berimpitan seperti sekarang.
Membangun rumah susun lebih murah dan cepat, tidak perlu lahan baru yang luas. Dengan menggeser permukiman, akan ada jarak aman dengan depot. Jadi, opsi kedua lebih menguntungkan, efisien, murah, lebih cepat, dan tidak mengganggu pasokan BBM ke masyarakat. Depot tinggal membenahi dan menyempurnakan sistem keamanan depot menjadi lebih baik.