Secara global, gejolak mereda. Harga berbagai komoditas mulai jinak sejalan dengan ekspektasi perlambatan ekonomi dunia.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Kaum muda antre untuk memasukkan lamaran pekerjaan dalam Indonesia Career Expo di Gedung Smesco, Jakarta, Januari 2023. Pemutusan hubungan kerja (PHK) dilakukan sejumlah perusahaan di tengah ancaman resesi.
Indonesia menapaki 2023 relatif penuh percaya diri kendati resesi dan ketidakpastian membayangi ekonomi global. Optimisme itu didasari resiliensi dan kinerja ekonomi 2022.
Optimisme diungkapkan para pembicara pada diskusi menyambut HUT Ke-6 Kompas.id di Kampus Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Banten, Senin (6/3/2023).
Konsumsi dalam negeri dan pertumbuhan ekspor memainkan peran penting. Kinerja 2022 yang impresif juga tak terlepas dari lonjakan harga komoditas serta langkah strategis kebijakan hilirisasi bahan tambang yang digenjot Presiden Joko Widodo serta peran APBN sebagai shock absorber.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pandangannya saat akan mengikuti Sidang Kabinet Paripurna mengenai Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022 serta Rencana Program dan Anggaran Tahun 2023 di Istana Negara, Jakarta, 16 Januari 2023.
Meski demikian, diingatkan perlunya kehati-hatian mengingat situasi geopolitik dan ekonomi global yang masih tak pasti, seperti kemungkinan eskalasi perang Rusia-Ukraina, perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, krisis iklim, dan langkah agresif kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi masih berlanjut mengingat inflasi AS masih jauh dari target 2 persen.
Tahun ini, Indonesia mungkin tak bisa berharap pada wind-fallprofit seperti tahun lalu mengingat harga komoditas di pasar dunia yang mulai melandai. Karena itu, diingatkan, pentingnya mendorong investasi, konsumsi, dan sumber penerimaan bukan pajak baru guna menjaga laju pertumbuhan.
Terlepas dari perkembangan positif berbagai indikator makroekonomi di dalam negeri, situasi global memunculkan harapan. Beberapa perkembangan terbaru menyinyalkan situasi global mungkin tak segawat seperti yang dikhawatirkan. Kalaupun resesi, tidak sedalam prediksi semula. Pemulihan ekonomi dunia diperkirakan juga lebih cepat daripada perkiraan.
AFP/ANATOLII STEPANOV
Kru tank Ukraina, Yevgen Omelnyk (25), bertugas di dekat garis depan di Kharkiv, 2 Maret 2023, di tengah invasi Rusia. Perang Rusia-Ukraina menjadi salah satu faktor penyebab ketidakpastian global.
Bahkan, pada Januari 2023, Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia ke atas, dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen. Dengan proyeksi membaik, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih dari 5 persen di 2023 bukan hal sulit untuk dicapai. Aktivitas ekonomi memasuki tahun politik diprediksi juga menggerakkan mesin ekonomi.
Pertumbuhan Indonesia 5,31 persen tahun 2022 merupakan yang tertinggi sejak 2013. Dengan pertumbuhan sebesar itu, kita telah kembali ke level pertumbuhan sebelum pandemi.
Secara global, gejolak juga mulai mereda. Harga berbagai komoditas mulai jinak sejalan dengan ekspektasi perlambatan ekonomi dunia. Inflasi di perekonomian-perekonomian besar mulai terkendali sehingga tekanan untuk menaikkan suku bunga juga berkurang. Perlambatan ekonomi memang terjadi di beberapa negara, tetapi angkanya hanya moderat, sementara untuk negara-negara dan kawasan lain relatif stabil.
Berakhirnya kebijakan zero covid di China dan kembali dibukanya perekonomian kedua terbesar dunia itu juga membuat optimisme ekonomi global meningkat. Menghadapi situasi global yang belum pasti, koordinasi kebijakan moneter-fiskal dalam mengendalikan inflasi menjadi kunci utama menjaga daya beli masyarakat dan konsumsi dalam negeri.
Bauran kebijakan makro-mikro-moneter yang tepat sasaran, tepat waktu dan akomodatif; peran fiskal yang kuat sebagai peredam kejut; komitmen pemerintah melanjutkan agenda reformasi struktural dan transformasi ekonomi; juga penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.