Pengawasan sektor keuangan dan pemantauan gaya hidup para eksekutifnya menjadi salah satu tema pertemuan ke-20 Komite Sentral Partai Komunis China.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
KOMPAS/LUKI AULIA
Wartawan asing mengunjungi markas JD.com di Beijing, China. Ekonomi China kini sangat diperhitungkan di dunia.
Ini penting dan sangat mengena bagi China yang semakin kaya, dengan industri keuangan beraset 60 triliun dollar AS yang harus stabil. Produksi domestik bruto China sebesar 17,73 triliun dollar AS, dan nomor dua di dunia tetapi nomor satu berdasarkan purchasing power parity, setiap saat menjadi buah bibir dunia. Bersama India, perekonomian China menjadi sumber utama pertumbuhan global. Kestabilan perekonomian China menjadi hal penting bagi dunia.
Adalah kekacauan sektor keuangan yang menjadi penyebab perekonomian AS terjerembap ke dalam resesi parah pada 2008. Gubernur Bank Sentral AS saat itu, Ben Bernanke, menyebut lembaga keuangan AS, seperti AIG, terjebak ke dalam aktivitas ilegal dengan memanfaatkan celah peraturan di sektor keuangan.
Kemudian ketahuan, banyak lembaga keuangan kaliber internasional turut melakukan manipulasi kurs mata uang, pergerakan suku bunga, dan memanipulasi harga-harga komoditas internasional. Para eksekutif perusahaan sibuk pula menipu, demi meraup bonus besar, tetapi menyebabkan kekuatan keuangan perusahaan menjadi keropos, terlihat dari kebangkrutan Lehman Brothers.
Uniknya, Pemerintah AS malah harus menyuntikkan dana besar ke lembaga keuangan raksasanya. AIG, misalnya, pada 2009 mendapatkan dana talangan 30 miliar dollar AS.
China tidak luput dari aksi-aksi penipuan serupa. China Securities Regulatory Commission (CSRC), seperti dituliskan China Daily, 6 Januari 2014, tidak mampu mengatasi tipu muslihat investor besar di bursa saham China. Korbannya adalah investor saham kelas teri berjumlah besar. Kemudian muncul kasus spekulasi di sektor perumahan, seperti terlihat dari kebangkrutan Evergrande dengan bosnya, Xu Jiayin, yang bergaya hidup mewah. Penggelapan kekayaan juga marak terjadi, seperti diduga dilakukan Bao Fan, pendiri China Renaissance, bank investasi besar di AS.
Komite Sentral Partai Komunis China (PKC) dalam pertemuan pada Minggu, 26 Februari 2023, di bawah arahan Presiden Xi Jinping, mencanangkan pengawasan saksama sektor keuangan, baik milik negara maupun swasta, dari tingkat pusat sampai lokal. Penghidupan kembali dan penguatan kekuasaan CSRC menjadi salah satu tujuan utama.
Langkah terbaru itu akan membuat sektor keuangan China tidak lagi luput dari tuntutan PKC agar berperangai baik. Gaya hidup para eksekutif keuangan, yang dipersepsikan layak jika hidup mewah karena tuntutan profesi, tidak bisa lagi diterima. Lembaga keuangan dan para eksekutifnya harus hidup sesuai dengan moto ”kemakmuran bersama”. Jika tidak, hal itu akan merusak citra komunis China yang mengutamakan kepentingan bersama. China sadar arti pengawasan karena stabilitas mereka sangat penting bagi dunia.