Hutan Kerinci yang sangat lebat tidak memungkinkan helikopter mendarat. Helikopter harus tetap di udara dan evakuasi mempergunakan alat untuk naik-turun dari helikopter, sehingga sangat sulit dalam pelaksanaannya.
Oleh
FX Wibisono
·4 menit baca
Aksi heroik seorang prajurit TNI, Kopda Ahmad Novrizal, patut diapresiasi. Ia berhasil mengevakuasi korban kecelakaan helikopter di hutan Kerinci, Jambi, salah satunya adalah Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono.
Evakuasi berlangsung pada Selasa (21/2/2023), dengan helikopter tetap melayang di udara. Kondisi hutan Kerinci yang sangat lebat memang tidak memungkinkan helikopter mendarat. Evakuasi harus mempergunakan alat untuk naik-turun dari helikopter (hoist).
Evakuasi dengan metode ini tentu saja sangat sulit karena helikopter harus tetap terbang di ruang yang sangat terbatas di udara (hovering), melawan tiupan angin yang cukup kuat hingga 15 knot.
Agar helikopter tidak bergerak, baik maju, mundur, ataupun ke samping, pilot harus menambah tenaga dari putaran baling-baling utama. Dampaknya adalah golakan angin semakin kuat, menyebabkan Kopda Ahmad dan stretcher, tempat Kapolda Jambi dibaringkan, terus berputar-putar di udara. Bersyukur akhirnya stretcher berhasil dimasukkan ke dalam kabin helikopter dan diterbangkan ke lokasi akhir evakuasi dengan selamat.
Penghargaan patut diberikan kepada semua anggota tim SAR (Search and Rescue) yang telah mengevakuasi semua korban kecelakaan helikopter Polri di hutan Kerinci. Dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi, mereka berhasil menolong para korban.
Mulai 17/1/2023, ada pengaspalan kembali Jalan Simpang Ijen, Malang. Tepatnya di jalan arteri antara Jalan Ijen (Gedung Bakorwil III) sampai Jalan Pahlawan Trip.
Jalan tersebut sepengetahuan saya milik Pemprov Jatim atau dilimpahkan ke Dinas Bina Marga, Pemkot Malang.
Wilayah RT kami (RT 005 RW 010, Kelurahan Oro-oro Dowo), di bawah naungan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Malang/Polkesma.
Andai pengaspalan tersebut berlanjut ke wilayah RT kami, yang jalan aspalnya sudah berlubang di sana-sini, alangkah indahnya. Dengan demikian, hasil bayar pajak kami kembali menjadi fasilitas negara untuk kesejahteraan warganya.
Bisa saja pengucuran dana lewat departemen/kementerian masing-masing. Awalnya, saya berpikir angan-angan ini sulit terlaksana karena anggaran (APBN-nya) beda antara pemerintah pusat, Pemprov Jatim, Pemkot Malang.
Namun, saat ini tidak ada yang namanya sulit kalau ada kolaborasi. Syaratnya hanya komunikasi antardepartemen/kementerian, baik di tingkat pusat maupun daerah.
Tentu observasi lapangan penting untuk memastikan proyek terlaksana. Pemikiran untuk menyuarakan suara hati rakyat seperti ini kepada anggota Dewan selalu ada. Namun, lewat jalur mana?
Kantor dan e-mail anggota Dewan, rakyat pun tak tahu. Agaknya tepat saran yang pernah dilontarkan Bapak Djoko Madurianto Sunarto (Kompas, 24/9/2022) di forum surat pembaca ini, bahwa sebaiknya ketua RT dan RW saja yang menjadi anggota Dewan. Mereka paham lapangan walau sebaiknya jadi anggota tidak tetap saja (menurut saya).
Semoga harapan kolaborasi antardepartemen bisa berlaku di seluruh Indonesia dan rakyat yang mendapat manfaat.
Pengendara sepeda motor nekat lewat di area banjir di depan Jembatan Total Persada.
Akhir-akhir ini beberapa daerah di Indonesia masih mendapat curah hujan berintensitas tinggi. Banyak warga masyarakat dag-dig-dug, khawatir rumahnya kebanjiran.
Banjir bisa disebabkan oleh banyak hal, bukan hanya curah hujan tinggi. Salah satunya, banyak warga yang belum berkesadaran diri membuang sampah pada tempatnya.
Aliran air sering tersumbat oleh sampah. Oleh karena itu, kesadaran untuk menjaga lingkungan tetap bersih sangat memengaruhi.
Kurangnya kesadaran ini sesungguhnya bisa berdampak panjang. Bencana banjir membuat sejumlah sekolah diliburkan, salah satunya seperti yang terjadi di Makassar (Kompas.id, 13/2/2023).
Belum lagi jika terjadi banjir bandang dan tanah longsor, yang menghancurkan rumah dan membawa banyak korban. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga Bumi. Ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan kita semua.
Bagaimana kondisi masyarakat ke depan jika kita masih abai terhadap lingkungan?
Mulailah dengan mengurangi sampah dan tidak membuang sampah sembarangan. Ingat, Indonesia tercatat sebagai negara penyumbang sampah terbesar dunia.
Mari bersama-sama berkontribusi menjaga Bumi agar bencana alam yang memprihatinkan bisa diminimalkan.