Satu Sehat diharapkan bisa terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan sistem pembayaran lain sehingga masyarakat semakin mudah mengelola kesehatannya.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
STEPHANUS ARANDITIO
Tampilan aplikasi PeduliLindungi yang telah diperbaharui menjadi SATUSEHAT Mobile. Aplikasi ini dikembangkan tak hanya untuk merekam riwayat kesehatan terkait Covid-19, tetapi untuk semua penyakit.
Aplikasi Peduli Lindungi mulai 1 Maret 2023 bertransformasi menjadi Satu Sehat. Aplikasi baru ini mengintegrasikan informasi kesehatan personal pemiliknya.
Sejak pertengahan Agustus 2021, aplikasi Peduli Lindungi telah menemani masyarakat Indonesia menghadapi pandemiCovid-19. Aplikasi ini menjadi sarana pemerintah untuk mengelola aktivitas masyarakat agar terhindar dari penularan Covid-19, terutama setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mulai diturunkan levelnya.
Meskipun masih ada kekurangan, aplikasi Peduli Lindungi sebenarnya lebih banyak lagi manfaatnya. Dari mengingatkan pengguna jika berada di zona merah yang rawan penularan, memudahkan pengawasan mereka yang tertular, mendorong partisipasi vaksinasi, hingga menjadi sarana akses layanan publik. Singkat kata, aplikasi ini membantu masyarakat menjaga diri dan orang-orang di sekitarnya.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO (WAK)
Pengunjung memindai kode batang dalam aplikasi Peduli Lindungi saat akan memasuki Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Desember 2021.
Tidak hanya Indonesia, banyak negara menerapkan aplikasi serupa. Malaysia, misalnya, menggunakan aplikasi My Sejahtera dengan manfaat serupa. Demikian pula Australia dengan Covid Safe atau Arab Saudi dengan Tawakkalna.
Beberapa negara kemudian menghentikan penggunaan pelbagai aplikasi ini setelah target kekebalan komunitas (herd immunity) melalui vaksinasi tercapai dan pandemi bergerak menuju endemi. Namun, tidak sedikit pula negara yang kemudian mengembangkan atau menggabungkan dengan aplikasi kesehatan yang sudah ada.
Dalam era serba digital, dengan perkembangan sistem informasi dan komunikasi yang luar biasa, aplikasi yang memudahkan dan bisa membuat rakyat lebih sejahtera menjadi keharusan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah lama merumuskan Regulasi Kesehatan Internasional (IHR), intinya mengajak semua pemerintahan menyiapkan konsep untuk menjaga kesehatan setiap individu dengan tetap menghargai hak dan keamanan data personal.
ADITYA DIVERANTA
Tampilan aplikasi ponsel Peduli Lindungi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, September 2020. Aplikasi ini digunakan untuk melacak riwayat kontak pengguna ponsel dengan pasien positif Covid-19.
Dalam konteks inilah kita meletakkan pentingnya aplikasi Satu Sehat, yang ke depan bisa menjembatani kepentingan para pihak: pemerintah, fasilitas kesehatan, pasien, dan masyarakat luas, sekaligus sistem asuransi kesehatan. Kita berharap Satu Sehat bisa menjadi aplikasi kesehatan yang aman terjaga datanya, tetapi juga memudahkan semua pemangku kepentingan mendapatkan manfaat kesehatan.
Sebagai pembanding kita bisa menengok Jerman dengan aplikasi DiGA dan Belgia dengan mHealthBelgium. Kedua aplikasi ini sudah mencakup pemerintah dan regulasinya, keamanan data, kemudahan komunikasi, serta sistem pembayaran (npj Digital Medicine, 2022).
Informasi resmi Kementerian Kesehatan menyebutkan, Satu Sehat tetap mempertahankan fitur-fitur Peduli Lindungi dan mengintegrasikan dengan rekam medis elektronik. Selanjutnya Satu Sehat diharapkan bisa terintegrasi dengan BPJS Kesehatan dan sistem pembayaran lain sehingga masyarakat semakin mudah mengelola kesehatannya.