logo Kompas.id
OpiniGuru, Bisa "Digugu" dan Ditiru
Iklan

Guru, Bisa "Digugu" dan Ditiru

Ingatlah, guru bukanlah jabatan politik. Guru, adalah mata air tempat warga menemukan inspirasi kebaikan dalam hidup.

Oleh
Redaksi
· 3 menit baca
Pamflet joki skripsi yang terpampang di tiang listrik daerah Yogyakarta, Minggu (29/1/2023)
DHANANG DAVID ARITONANG

Pamflet joki skripsi yang terpampang di tiang listrik daerah Yogyakarta, Minggu (29/1/2023)

Guru, bisa digugu lan ditiru. Jika mengikuti jarwa dhosok, permainan makna kata dalam bahasa Jawa, guru diartikan sebagai sosok yang bisa dipercaya dan diteladani.

Namun, posisi guru yang tinggi itu seperti terhempas, jatuh ke titik nadir, kala membaca laporan investigasi harian ini, dengan judul "Calon Guru Besar Terlibat Perjokian Karya Ilmiah". Praktik perjokian dunia akademik di sejumlah perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia terjadi masif dan sistematis. Praktik perjokian dalam pembuatan karya ilmiah untuk syarat kelulusan akademis hingga pengajuan guru besar terjadi di kampus negeri dan swasta.

Editor:
PAULUS TRI AGUNG KRISTANTO, HARYO DAMARDONO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000