Kesalahkaprahan dan kekeliruan dalam memilih kata jamak terjadi karena kekurangpahaman penutur atau pengguna akan diksi atau pilihan kata yang tepat. Pemahaman terhadap makna kata menjadi penting.
Oleh
Priskilia B Sitompul
·3 menit baca
Bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak (plural) sebagaimana beberapa bahasa asing. Jika dalam bahasa Inggris, misalnya, terjadi perubahan bentuk tunggal (singular) ke bentuk jamak (contoh: man yang merupakan bentuk tunggal berubah menjadi men sebagai bentuk jamak), hal itu tidak berlaku pada kata jamak dalam bahasa Indonesia.
Dalam tata bahasa Indonesia, pembentukan kata yang bermakna jamak (lebih dari satu atau banyak) dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Pengulangan atau reduplikasi kata dasar, misalnya guru-guru, rumah-rumah, tinggi-tinggi.
2. Penambahan bilangan atau numeralia di depan bentuk tunggal. Dalam kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, kata penunjuk jamak, seperti semua, para, sejumlah, tidak boleh diikuti oleh nomina jamak atau pengulangan kata. Contoh: dua sepeda, beberapa kota, para siswa (bentuk yang salah: beberapa buku-buku, para murid-murid).
3. Kata yang bermakna jamak meski tanpa penanda jamak. Artinya, kata jamak tersebut tidak didahului penanda jamak, seperti bilangan atau numeralia. Contoh kata bermakna jamak: jemaah, direksi, dewan, panitia.
Pada kenyataannya, pengguna bahasa Indonesia masih sering salah kaprah dalam menggunakan kata jamak, terutama dalam penerapan poin 3.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, salah kaprah adalah ’kesalahan yang umum sekali sehingga orang tidak merasakan sebagai kesalahan’.
Perhatikan beberapa judul dan kalimat di bawah ini.
1. Profil Raja Juli Antoni, Alumni IAIN yang Kini Jadi Wakil Menteri ATR
2. Lion Air Group Targetkan Penambahan 80 Armada Tahun Depan
3. Bantu Invasi Rusia, Panglima Perang Chechnya Kirim 10.000 Pasukan ke Ukraina
4. Ribuan massa demonstrasi dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) mendatangi Gedung DPR di Jakarta pada Rabu (25/1/2023).
Bahasa Indonesia tidak mengenal bentuk jamak (plural) sebagaimana beberapa bahasa asing.
Pada KBBI daring, alumni berarti ’orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi’. Adapun armada memiliki makna ’rombongan (pasukan) kapal perang’; ’rombongan kapal dagang’; ’rombongan suatu kesatuan’.
Sementara itu, masih menurut KBBI daring, pasukan bermakna ’kawanan; kumpulan’; ’kelompok atau golongan prajurit (laskar dan sebagainya)’. Akan halnya massa, KBBI mengartikannya sebagai ’jumlah yang banyak sekali’; ’sekumpulan orang yang banyak sekali (berkumpul di suatu tempat atau tersebar)’.
Berdasarkan KBBI daring, keempat kata tersebut (alumni, armada, pasukan, massa) memiliki makna jamak atau banyak.
Jika contoh 1 ditelaah, penggunaan kata alumni tidak tepat karena yang dimaksud pada judul tersebut mengacu kepada satu orang, bukan banyak orang. Perbaikan judul itu: Profil Raja Juli Antoni, Alumnus IAIN yang Kini Jadi Wakil Menteri ATR.
Pada contoh 2, kata armada memiliki arti rombongan dalam jumlah yang banyak atau lebih dari satu. Merujuk pada pembentukan kata bermakna jamak, jika didahului dengan bilangan atau numeralia, kata yang mengikutinya adalah bentuk tunggal, bukan jamak. Karena itu, penggunaan armada pada judul itu tidak tepat. Perbaikannya adalah Lion Air Group Targetkan Penambahan 80 Pesawat Tahun Depan.
Adapun kata pasukan pada contoh 3 juga tidak tepat. Perbaikannya sama dengan pola contoh 2. Judul yang tepat adalah Bantu Invasi Rusia, Panglima Perang Chechnya Kirim 10.000 Tentara ke Ukraina.
Namun, jika kata pasukan ingin tetap dipertahankan, judul tersebut dapat diubah menjadi Bantu Invasi Rusia, Panglima Perang Chechnya Kirim 10.000 Personel Pasukan ke Ukraina.
Sementara itu, kata massa pada contoh 4 tidak tepat karena massa sudah memiliki pengertian banyak. Perbaikan kalimat tersebut ialah Ribuan demonstran dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) mendatangi Gedung DPR di Jakarta pada Rabu (25/1/2023).
Jika ingin tetap mempertahankan kata massa, perbaikannya menjadi Massa dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) yang berjumlah ribuan berdemonstrasi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Jadi, untuk menghindari kekurangcakapan berbahasa, pahami dulu makna setiap kata yang dipilih sebelum menyampaikan gagasan kepada publik.
Dari contoh-contoh kesalahan berbahasa di atas, dapat disimpulkan bahwa masih sering terjadi kata jamak menggantikan bentuk tunggal. Kesalahkaprahan dan kekeliruan dalam memilih kata jamak ini muncul karena kekurangpahaman penutur atau pengguna akan diksi atau pilihan kata yang tepat.
Jadi, untuk menghindari kekurangcakapan berbahasa, pahami dulu makna setiap kata yang dipilih sebelum menyampaikan gagasan kepada publik.