Inovasi Berbasis Data dan Transformasi Model Bisnis
Digitalisasi dalam membuat analisis model bisnis telah membantu praktik pengambil keputusan berdasarkan fakta yang sudah terjadi dan perkiraan yang mungkin terjadi.
Mahadata (bigdata) dan transformasi digital tengah menjadi perhatian di kalangan dunia usaha dan pemerintahan. Teknologi tersebut ternyata membantu permudh kegiatan bisnis, meningkatkan efisien finansial, dan efektifitas mencapai sasaran perusahaan. Inovasi manajemen tersebut sangat diperlukan untuk mencapai atau mempertahankan keunggulan daya saing organisasi.
Transformasi model bisnis adalah proses mengubah cara kerja bisnis untuk meningkatkan efisiensi, memperoleh keuntungan, atau kedua-duanya. Banyak perusahaan melakukan transformasi model bisnis untuk bersaing di era digital saat ini. Transformasi ini dapat meliputi berbagai aspek bisnis, seperti operasi, strategi pendapatan, pemasaran, teknologi, dan lainnya.
Masa lalu, sebuah korporasi hanya memiliki satu model bisnis yang dijalankan secara konsisten selama bertahun-tahun. Namun, era digital telah mengubah dinamika pasar dan memberikan peluang bagi korporasi untuk berinovasi dan mengembangkan model bisnis baru. Transformasi model bisnis dapat memberikan keuntungan bagi sebuah korporasi, seperti menciptakan nilai tambahan untuk pemangku kepentingan, membuka peluang bisnis baru, mengurangi biaya operasional, menciptakan sinergi dengan mitra strategis, dan meningkatkan daya saing.
Didorong oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang membantu perusahaan memperluas jangkuan konsumen tidak hanya di pasar dalam negeri tetapi juga luar negeri, dengan didukung oleh data yang sangat besar (big data) seperti data identitas konsumen yang mungkin berminat pada produk perusahaan kita.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan telah menyadari potensi data sebagai dasar inovasi (Leveling et al., 2014). Menurut perkiraan pasar, pengembangan dan penerapan model bisnis berbasis data pada tahun 2011-2016 akan tumbuh setiap tahun sebesar 46,6 persen (Bitkom, 2015).
Kemudian, data tersebut diperjelas pemaknaannya dalam bisnis dengan proses transformasi digital (digital transformation), seperti ciri-ciri keingian konsumen, maka peluang bisnis menjadi berlipat ganda, yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri.
Dalam perkembangan ini, data yang diperoleh dari proses digital memainkan peran penting atau elemen penting pada pertumbuhan dunia usaha, usaha besar atau korporasi atau usaha UKM/UMKM. Sebagai konsekuensi dari perkembangan ini, digitalisasi dalam membuat analisis model bisnis telah membantu praktik pengambil keputusan berdasarkan fakta yang sudah terjadi dan perkiraan yang mungkin terjadi.
Contohnya, perubahan dari model bisnis taksi tradisional ke model bisnis taksi daring. Pola belanja di pasar/mall secara fisik ke pola belanja secara daring. Pelanggan mendapat manfaat dari eksekusi pesanan yang lebih cepat dan tepat, sehingga memberi pengalaman positif pada pelanggan. Contoh lain, perusahaan manufaktur otomotif mempercepat proses internal perusahaan dengan mengintegrasikan mesin dan data.
Perusahaan menerapkan inovasi berbasis data (data driven innovation) yang bertujuan agar analisis manfaat inovasi berbasis data pada model bisnis perusahaan menjadi lebih jelas. Saat ini model bisnis telah bergeser kearah layanan atau sevices. Selanjutnya, optimalisasi proses internal dan eksternal sehingga pencapaian produktivitas dimungkinkan secara maksimal dan berkesinambungan.
Belakangan ini, banyak korporasi yang mengadopsi transformasi model bisnis baru. Transformasi model bisnis adalah proses perubahan strategis dalam struktur operasional dan desain yang digunakan untuk mendukung visi dan tujuan jangka panjang suatu organisasi.
Model bisnis baru biasanya dirancang untuk memenuhi tantangan pasar yang berkembang dan tuntutan pelanggan serta untuk meningkatkan efisiensi produksi. Inilah cara bagaimana korporasi menyediakan lini produk yang berkinerja lebih baik dengan biaya lebih rendah. Hal yang perlu disadari bagaimana agar transformasi model bisnis telah mempengaruhi struktur korporat dan cara bagaimana korporasi menyesuaikan model bisnis mereka untuk tetap relevan di masa depan.
Selain itu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seperti misalnya jaringan sensor dan pemrosesan yang lebih cepat, peluang bisnis berlipat ganda muncul di berbagai industri.. Berdasarkan analisis sejumlah besar data, dapat diperoleh pengetahuan yang membantu manajer meningkatkan pengambilan keputusan dan kinerja, mengoptimalkan hubungan pelanggan, dan memungkinkan pengembangan model bisnis layanan inovatif (Demirkan et al., 2015).
Pengembangan model bisnis layanan inovatif tersebut didasarkan pada pengetahuan yang akurat tentang pelanggan dan karenanya membutuhkan data sebagai sumber nilai potensial. Ketika data dimanfaatkan sebagai sumber utama untuk model bisnis layanan inovatif, mereka disebut model bisnis berbasis data (Hartmann et al., 2014).
Sebagai konsekuensi dari perkembangan ini, analisis model bisnis layanan dan peran data dalam model ini menjadi fokus minat dalam praktik dan penelitian bagi kemajuan bisnis. Dalam rangkaian ini, TIK dengan sifatnya yang multi-sisi, mendorong integrasi perhatian perusahaan dengan minat pelanggan, dan dengan mitra usaha yang membantu mewujudkan inovasi. Oleh karena itu, dengan peluangnya untuk secara aktif mengintegrasikan peserta dalam penciptaan nilai, TIK merupakan pendorong utama munculnya model bisnis layanan.
Korporasi seringkali melakukan transformasi model bisnis untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. Ada beberapa jenis transformasi model bisnis yang umum dilakukan oleh korporasi, di antaranya: Pertama, Pertumbuhan internal. Pertumbuhan internal adalah suatu proses dimana sebuah perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan memperluas jaringannya. Pertumbuhan internal ini bi sa dilakukan dengan berbagai cara, seperti membuka cabang baru, menjual produk baru, atau melalui akuisisi perusahaan lain.
Kedua, diversifikasi. Diversifikasi adalah suatu strategi dimana sebuah perusahaan melakukan ekspansi usaha ke bidang yang baru. Diversifikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti memproduksi produk baru, mendirikan anak perusahaan, atau mengakuisisi perusahaan lain.
Ketiga, Waralaba. Waralaba adalah suatu bentuk kerja sama dengan pihak lain seperti McDonald dan Starbucks.
Korporasi yang ingin menerapkan transformasi model bisnis harus mempertimbangkan beberapa hal penting sebelumnya. Pertama, perusahaan harus menentukan tujuan utama dari transformasi. Kedua, perusahaan harus mengevaluasi apakah sudah siap untuk melakukan transformasi atau tidak. Ketiga, perusahaan harus merencanakan bagaimana implementasinya akan dilakukan dengan baik.Setelah semua hal tersebut dipertimbangkan dengan baik, maka perusahaan dapat memulai.
Dapat disimpulkan bahwa didorong oleh kemajuan TIK, seperti berupa jaringan sensor dan pemrosesan yang lebih cepat, peluang bisnis berlipat ganda di berbagai industri. Dalam perkembangan ini, data memainkan peran penting sebagai elemen penting dari perubahan dan pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan analisis sejumlah besar data, dapat diperoleh pengetahuan yang membantu manajer meningkatkan pengambilan keputusan dan kinerja, mengoptimalkan hubungan pelanggan, dan memungkinkan pengembangan model bisnis layanan.
Pengembangan model bisnis layanan inovatif tersebut didasarkan pada pengetahuan yang akurat tentang pelanggan dan karenanya membutuhkan data sebagai sumber nilai potensial. Ketika data dimanfaatkan sebagai sumber utama untuk model bisnis layanan inovatif, mereka disebut model bisnis berbasis data. Sebagai konsekuensi dari perkembangan ini, analisis model bisnis layanan dan peran data dalam model ini menjadi fokus minat dalam praktik.
Dalam rangkaian ini, TIK dengan sifatnya yang multisisi, mendorong integrasi pelanggan, dan mitra sebagai mitra aktif Oleh karena itu, dengan peluangnya untuk secara aktif mengintegrasikan peserta dalam penciptaan nilai, TIK merupakan pendorong utama munculnya model bisnis layanan.
Manerep Pasaribu,
Dosen Pascasarjana FEB UI, MEMBER ISMS
email: manerep_kupang@yahoo.co.id