BPJS Kesehatan telah berusia sembilan tahun. Para peserta BPJS Kesehatan yang telah membayar iuran ingin mendapatkan pelayanan kepesertaan dan kesehatan yang baik, mudah, dan cepat.
Oleh
SAMSURDJAL DJAUZI
·5 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Warga mengurus kelengkapan administrasi untuk mendapatkan tanggungan biaya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RS Siloam Semanggi, Jakarta, Senin (13/8/2018).
Tidak terasa tahun depan usia BPJS Kesehatan kita telah mencapai 10 tahun. Saya menjadi anggota BPJS Kesehatan sejak tahun 2014. Harus diakui, kehadiran BPJS Kesehatan telah membantu masyarakat untuk menikmati layanan kesehatan di negeri kita. Jika sebelumnya banyak pasien yang tak berani berobat karena tidak ada biaya, sekarang BPJS Kesehatan membantu pembiayaan pengobatan. Memang BPJS Kesehatan masih punya kekurangan dan kita semua yang merasa menjadi pemilik BPJS Kesehatan perlu memberikan masukan dan usulan agar layanannya menjadi lebih baik.
Cakupan pembiayaan BPJS sudah cukup baik. Sudah banyak pengobatan atau tindakan kedokteran yang dibiayai BPJS, termasuk cuci darah dan cangkok ginjal. Masalah yang sering dikeluhkan adalah rumitnya administrasi. Kita memahami dana BPJS yang ada harus dijaga dengan baik sehingga dapat disalurkan sesuai kebutuhan masyarakat. Kita ingin BPJS dapat membiayai pengobatan dengan sistem yang bersahabat. Peserta tidak diminta untuk bolak-balik mengurus administrasi serta membuat fotokopi berkas yang tak sedikit. Untuk memfotokopi kadang-kadang harus mengantre cukup panjang dan jika dijumlahkan juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Keluhan lain adalah pasien penyakit kronik yang ingin mudah dalam mengambil obat dan lebih jarang jika keadaan penyakitnya stabil. Sekarang BPJS masih mewajibkan pasien datang sebulan sekali dan harus hadir sendiri tidak boleh diwakilkan. Bagi sebagian besar pasien, kewajiban ini dapat dilaksanakan, tetapi sebagian yang lain kesulitan, baik karena tempat tinggalnya jauh maupun lokasi pekerjaannya.
Sampai sekarang BPJS masih mengutamakan pembiayaan untuk diagnosis dan terapi dan belum membiayai upaya penyuluhan dan pencegahan. Imunisasi, misalnya, belum dibiayai BPJS. Imunisasi anak dibiayai oleh pemerintah melalui Program Imunisasi Nasional, namun imunisasi pada dewasa belum mendapat pembiayaan. BPJS belum membiayai imunisasi hepatitis B, HPV, maupun influenza pada orang dewasa.
BPJS Kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam sistem kesehatan nasional. Kita mempunyai sistem layanan kesehatan serta sistem sumber daya kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan unsur pembiayaan kesehatan. Setiap unsur tak berdiri sendiri, tetapi saling mendukung dan saling menjaga. Jika saya perhatikan di media sosial, saling mendukung dan saling menjaga ini belum jelas terlihat. Bahkan, masih banyak pendapat tenaga atau fasilitas kesehatan yang mengkritik BPJS. Sebaliknya, BPJS mengemukakan kekurangan layanan fasilitas atau tenaga kesehatan. Sebagai pensiunan perawat, saya merasa masyarakat berharap ketiga unsur ini dapat bekerja sama dengan baik demi meningkatkan taraf kesehatan masyarakat kita. Mohon pendapat Dokter.
M di J
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Cendekiawan Berdedikasi Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI FACP Guru Besar FKUI
Wah, terima kasih banyak atas informasi dan usulan Anda. Sebagai tenaga kesehatan, Anda tentu memahami sekali bagaimana fasilitas kesehatan berusaha memperbaiki layanan. Begitu pula organisasi profesi kesehatan terus berusaha meningkatkan kemampuan dan pengabdian anggotanya. Saya juga menyaksikan bagaimana BPJS Kesehatan terus membenahi diri untuk meningkatkan kepuasan anggotanya. Memang benar, usia BPJS Kesehatan telah sembilan tahun, usia yang cukup lama. Masyarakat ingin menyaksikan sistem kesehatan kita dapat dilaksanakan semakin baik, semakin berhasil dan berdaya guna.
Asuransi kesehatan nasional di Thailand sudah dimulai sepuluh tahun lebih dahulu dibandingkan dengan asuransi nasional kita. Mereka juga mengalami perjalanan yang sama dengan kita. Pada tahap awal terjadi berbagai masalah yang dihadapi peserta. Bahkan, dana asuransi kesehatan mereka defisit cukup banyak sehingga tak mampu membayar jasa fasilitas layanan kesehatan.
Masyarakat ingin menyaksikan sistem kesehatan kita dapat dilaksanakan semakin baik, semakin berhasil dan berdaya guna.
Namun, secara bertahap keadaan bertambah baik. Masyarakat semakin sadar bahwa dana yang tersedia untuk membiayai pengobatan adalah dana masyarakat yang harus digunakan secara hemat dan tepat guna. Masyarakat Thailand semakin berkurang menggunakan dana asuransi kesehatan untuk hal yang tak perlu.
Asuransi nasional kesehatan Thailand semakin sehat dan dapat memperluas cakupan pembiayaannya ke layanan yang selama ini belum dapat didanai. Misalnya, sekarang asuransi kesehatan Thailand bersedia membiayai pemberian hormon pertumbuhan untuk anak-anak yang kekurangan hormon pertumbuhan. Padahal, harga obat hormon pertumbuhan ini tergolong mahal. Anda benar, BPJS Kesehatan adalah milik kita semua yang perlu dijaga agar tetap sehat.
Komunikasi
Anda benar, kita perlu memperbaiki komunikasi antarberbagai unsur dalam sistem kesehatan nasional kita. Bukankah kita semua sepakat untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat? Taraf kesehatan masyarakat merupakan unsur penting pembangunan bangsa di samping pendidikan. Setiap unsur kesehatan terus berusaha meningkatkan peran.
Saya setuju dengan usulan Anda agar kita meningkatkan komunikasi dan mengurangi komentar yang merendahkan unsur lain. Kita harus meningkatkan rasa saling menghargai antarberbagai unsur, baik unsur pemerintah, profesi kesehatan maupun lembaga masyarakat. Kita perlu saling menjaga perasaan dan jika ada kritik dapat disampaikan kepada yang bersangkutan. Kita masih sering mendengar kritik terbuka pada salah satu unsur kesehatan kita tanpa terlebih dahulu dikonfirmasi pada unsur tersebut. Akibatnya, terjadilah salah komunikasi yang akan mengakibatkan kebersamaan kita menurun.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Warga yang menggunakan kursi roda menuju ke salah satu loket layanan BPJS Kesehatan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (23/11/2021). Dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) BPJS Kesehatan terus mengupayakan kemudahan pelayanan dengan pemanfaatan layanan digital.
Bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang pandai bermusyawarah, semoga citra tersebut tetap melekat pada kita. Mari kita pererat komunikasi, tingkatkan pengertian, serta hargai teman-teman seperjuangan kita dalam membangun kesehatan di negeri ini.
Saya amat setuju dengan istilah Anda, BPJS Kesehatan kita. Memang masyarakat adalah pemilik BPJS Kesehatan. Jika BPJS sehat dan maju, tentulah masyarakat sebagai pemilik juga merasa senang. Jika ada kekurangan, dapat kita sampaikan kepada BPJS. Kita tak perlu merendahkan, apalagi mencemooh BPJS kita. Sebaliknya, BPJS juga harus mempunyai pandangan yang luas. Tujuannya, bukan hanya sekadar agar dana BPJS terpelihara dengan baik, melainkan juga meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Meski dana BPJS surplus, jika taraf kesehatan masyarakat menurun, fungsi BPJS juga tidak terlaksana dengan baik.
Sebagai salah satu unsur sistem kesehatan nasional, BPJS sudah semestinya mempunyai komunikasi yang baik dengan fasilitas kesehatan dan kesehatan. BPJS ikut menjaga agar tenaga kesehatan dapat hidup dengan nyaman serta fasilitas kesehatan dapat berfungsi dengan optimal. Jika unsur fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan mendapat kesulitan, meski punya dana banyak, BPJS tak dapat melakukan layanan kesehatan sendiri.
Kita mendoakan agar BPJS kita tahun depan dapat merayakan ulang tahunnya yang kesepuluh dengan perasaan lega dan gembira. Lega sebab unsur kesehatan lain merasa terbantu dan senang karena semua masyarakat puas dengan layanan BPJS. BPJS perlu semakin mendalami keanekaragaman masyarakat kita yang juga memengaruhi kebutuhan akses layanan kesehatan.
Masyarakat kita sekitar 10 persennya merupakan kelompok disabilitas, baik keterbatasan gerak, sensorik, buta, dll. Mereka tidaklah mudah mengakses transportasi untuk secara teratur datang ke fasilitas kesehatan. Namun, mereka juga merupakan masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan.