logo Kompas.id
OpiniPolitik Amnesti dan Memori...
Iklan

Politik Amnesti dan Memori Dialogis

Alih-alih terbelenggu memori mitos politik, bangsa Indonesia perlu menempuh rute menuju memori dialogis. Semua komponen bangsa mengakui peristiwa pelanggaran HAM berat dengan cara melampaui perspektif menang-kalah.

Oleh
DARWIN DARMAWAN
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/yQsJBdHeQcOe3XIryY2SFKBnaqQ=/1024x575/https%3A%2F%2Finr-production-content-bucket.s3.ap-southeast-1.amazonaws.com%2FINR_PRODUCTION%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F01%2F19%2Fc2db305b-fd66-44d5-9c45-2f91c39cca5f_jpg.jpg

Pengakuan dan penyesalan pemerintah terhadap 12 peristiwa pelanggaran hak asasi manusia berat di masa lalu menghapus stigma bahwa bangsa Indonesia mudah lupa. Pengakuan dan penyesalan yang disampaikan Presiden Joko Widodo positif karena menghadirkan dimensi evaluatif perjalanan berbangsa.

Meski demikian, pengakuan dan penyesalan itu perlu diikuti dengan memori dialogis agar bangsa ini dapat mentransformasi trauma masa lalu menjadi visi moralitas bangsa.

Editor:
SRI HARTATI SAMHADI, YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000