logo Kompas.id
OpiniLato-lato, Plato, ”Staccato”, ...
Iklan

Lato-lato, Plato, ”Staccato”, dan Eksperimentasi Hukum (Karma) Newton

Apa yang kita saksikan hari-hari ini tak lain dari ”simulacrum-simulacrum”, yang justru semakin memiskinkan manusia sebagai makhluk ”sempurna”.

Oleh
PUTU FAJAR ARCANA
· 7 menit baca
Putu Fajar Arcana, wartawan <i>Kompas </i>1994-2022.
ILHAM KHOIRI

Putu Fajar Arcana, wartawan Kompas 1994-2022.

Segala pengetahuan adalah bentuk dari ingatan. Pandangan filsuf Plato ini menyadarkan saya tentang permainan lato-lato yang kini ngetren lagi. Tak hanya anak-anak dari desa sampai ke kota-kota, Presiden Joko Widodo pun mencoba bermain lato-lato. Meski terlihat amat canggung, setidaknya Jokowi pada tahun 1970-an pernah tahu bahwa permainan ini dulu disebut sebagai ”kethek-kethek”, semacam onomatope, penamaan benda berdasarkan bunyi yang terdengar.

Orang-orang Amerika dan Inggris pun menamakan permainan lato-lato berdasarkan bunyi yang terdengar ketika dua bola beradu, yakni click-clack, click-clack. Lalu disebutlah permainan ini dengan clackers. Hukum bahasa Inggris mungkin lebih simpel. Sesuatu yang dianggap sebagai subject atau pengganti orang ketiga diberi saja akhiran ”er” dan ketika jamak diberi tambahan ”s”. Selesai.

Editor:
SARIE FEBRIANE
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000