Tidak sedikit investor yang beranggapan bahwa berinvestasi hanya perlu modal berbentuk uang saja, tidak perlu berinvestasi berupa pengetahuan. Padahal, investasi uang tanpa investasi pengetahuan sangat berisiko tinggi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
Β·3 menit baca
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Informasi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/8/2017).
Jenis investasi ada bermacam-macam. Mulai dari investasi berbentuk sederhana, rumit, berisiko rendah, hingga yang berisiko tinggi. Ada investasi yang memberi imbal hasil rendah tapi aman. Ada pula yang memberi imbal hasil tinggi tetapi dengan risiko yang juga tinggi.
Setiap orang memiliki investasi favoritnya masing-masing dan boleh berargumentasi bahwa investasinya merupakan jagoan. Tidak ada yang salah atau benar dengan pilihan jenis investasi masing-masing. Sama seperti memilih makanan. Ada yang suka masakan pedas, ada yang suka masakan berkuah, atau ada pula yang suka masakan bersantan. Sangat subjektif.
Tetapi, di antara berbagai jenis investasi, manakah yang sebenarnya memberikan imbal hasil paling tinggi? Apakah investasi pada properti, saham, atau obligasi?
Sebenarnya, jenis investasi yang paling memberikan imbal hasil tinggi adalah investasi pengetahuan dan keterampilan dalam berinvestasi.
Sebenarnya, jenis investasi yang paling memberikan imbal hasil tinggi adalah investasi pengetahuan dan keterampilan dalam berinvestasi. Banyak investor yang lupa bahwa memiliki pengetahuan adalah investasi juga.
Tidak sedikit investor yang beranggapan bahwa berinvestasi hanya memerlukan modal berbentuk uang dan tidak perlu berinvestasi berupa pengetahuan. Padahal, investasi uang tanpa pengetahuan sangat berisiko tinggi.
Contohnya, membeli saham hanya karena ikut teman tanpa memahami apakah saham itu memiliki fundamental yang baik seperti bisnis yang berkembang, atau tanpa paham saham tersebut sedang dalam tren apa, naik atau turun.
Pelajar mencoba simulasi investasi saham yang atraktif di Galeri Yuk Nabung Saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2019). Galeri yang terbuka untuk umum dan pelajar ini merupakan upaya PT Bursa Efek Indonesia dalam program edukasi masyarakat mengenai Pasar Modal Indonesia.
Akibatnya, salah membeli saham dapat berakibat kehilangan modal. Pengetahuan ini didapatkan dari berbagai macam sumber seperti kelas-kelas investasi berbayar atau komunitas.
Pengetahuan dapat pula dari sumber lain yang tidak berbayar seperti sosial media, tetapi biasanya materi yang disampaikan tidak rinci seperti pada kelas berbayar. Meskipun, ada juga kelas investasi berbayar yang memberikan materi kurang bagus.
Memilih kelas investasi pun harus berhati-hati dan mempertimbangkan banyak hal, seperti jumlah peserta yang sudah pernah mengikuti dan isi materinya.
Berapa modal untuk berinvestasi pengetahuan? Tentu sangat beragam. Ada kelas investasi properti yang menetapkan biaya hingga Rp 7 juta, bahkan lebih. Sebaliknya, ada pula kelas yang biayanya hanya beberapa ratus ribu rupiah saja, tetapi ilmunya "daging" semua.
Porsi investasi pengetahuan ini tentu sangat tergantung pada berbagai faktor. Seperti nilai total investasi yang dipersiapkan, baik dana untuk membeli instrumen investasi maupun untuk investasi pengetahuan.
Jika ada seorang investor yang mempersiapkan dana investasi sebesar Rp 3 miliar untuk membeli sebuah ruko dan membangun mini market, tentu investasi untuk ikut kelas properti seharga Rp 7 juta merupakan porsi yang wajar.
Pelajar mencoba berbagai simulasi investasi yang atraktif di Galeri Yuk Nabung Saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Investasi sebesar Rp 7 juta itu akan membuat pengetahuannya bertambah, sekaligus mengurangi risiko karena investor tersebut telah memiliki pengetahuan juga tips dan trik untuk memulai bisnis minimarketnya. Biaya Rp 7 juta ini akan dapat balik modal dengan cepat, ketika bisnisnya mulai berjalan.
Tentu saja, modal untuk pengetahuan ini juga harus disesuaikan dengan modal berupa uang tunai untuk membeli aset. Jika seorang investor mengalokasikan dana sebesar Rp 1 juta untuk berinvestasi dan nekat mengambil kelas investasi saham senilai Rp 7 juta, tentu tidak sepadan.
Sebagai awalan, investor ini dapat memulai dengan mengikuti kelas daring yang biasanya lebih murah. Beberapa komunitas menawarkan berbagai kelas on demand dengan biaya hanya Rp 100.000-an saja.
Kadang kala, manfaatnya pun tidak hanya sekadar dalam hal berinvestasi saja, tetapi juga hal lain seperti membentuk disiplin dan kemauan keras.
Seiring pertambahan alokasi dana modal dan pertambahan strategi, tentu keterampilan yang diperlukan juga bertambah. Barulah setelah itu investor tersebut dapat merambah ke kelas lainnya.
Tingkat pengembalian investasi (return on investment) dari kelas berbayar ini jika diperhatikan dan dipraktikkan dengan sungguh-sungguh, niscaya akan lebih tinggi ketimbang tingkat pengembalian aset.
Dengan ikut kelas bermodal Rp 100.000-an, hasilnya akan lebih dari Rp 100.000 jika diterapkan dengan sungguh-sungguh. Kadang kala, manfaatnya pun tidak hanya sekadar dalam hal berinvestasi saja, tetapi juga hal lain seperti membentuk disiplin dan kemauan keras.