Teknologi ini juga bisa membangun berbagai karya hanya dengan perintah berupa teks.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
ILHAM KHOIRI
Andreas Maryoto, wartawan Kompas
Di dalam sebuah acara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bercerita, kali ini sambutan yang hendak disampaikan bukan dibikin oleh dirinya. Teknologi kecerdasan buatan lah yang membuat dan menyusun sambutan itu. Terobosan baru di dalam dunia kecerdasan buatan yaitu teknologi AI Generatif telah hadir dan mulai memaksa otak serta perasaan kita untuk istirahat. Mereka bisa membikin produk berbasis teks, gambar, video, suara, musik, pemrograman, dan lain-lain sesuai keinginan kita.
Sejarah manusia menginformasikan bahwa manusia telah menyerahkan sebagian urusan otak dan hati sudah lama. Ketika aktivitas tulis menulis mulai dilakukan, kemampuan menyimpan dan mereproduksi informasi yang mengandalkan kemampuan otak dan oral seluruhnya telah diserahkan ke aktivitas menulis menjadi teks. Saat komputer mulai ditemukan, urusan menghitung yang rumit dipasrahkan kepada kalkulator. Saat penerjemahan bikin pusing, Google Translate telah membantu kita menerjemahkan berbagai teks.
Kini kita telah memasuki era baru. Kemampuan memproduksi berbagai karya otak dan hati sebagian kita pasrahkan pada teknologi kecerdasan buatan bernama AI Generatif (Generative AI). Pengembangan komputer makin berlanjut, teknologi kecerdasan buatan makin dekat dengan urusan keseharian. AI Generatif bukanlah konsep baru. Teknik pembelajaran mesin di balik AI Generatif telah berkembang selama satu dekade terakhir. Pembelajaran mendalam dan pendekatan General Adversarial Network (GAN) telah digunakan, tetapi pendekatan terbaru bakal membuat perubahan besar.
Sebenarnya AI Generatif telah ada selama bertahun-tahun. Namun dalam 18 bulan terakhir teknologi ini telah mampu menghasilkan karya yang boleh dibilang tergolong sangat bagus. Teknologi ini mampu menciptakan karya seni, menulis, dan membuat konten lain dengan sentuhan mirip manusia. Sangat mungkin, orang yang melihat dan membaca karya kecerdasan buatan ini tak bisa membedakan mana yang hasil dari manusia dan mana dari produk kecerdasan buatan.
Ketika teknologi AI Generatif muncul di publik, media The Conversation menyambut dengan mengatakan, saat ini kita tidak perlu menunggu lama hingga terobosan berikutnya dalam kecerdasan buatan muncul. Kehadiran AI Generatif telah memukau semua orang dengan kemampuan yang sebelumnya hanya ada di dalam dalam fiksi ilmiah.
Sementara media yang biasa membahas pendanaan usaha rintisan teknologi Pitchbook menyebut, dalam beberapa bulan terakhir desas-desus yang berkembang di sekitar teknologi telah mencapai semangat yang belum pernah dilihat pasar modal ventura (VC) selama bertahun-tahun. VC menoleh ke pengembangan AI Generatif meski pasar pendanaan tengah diliputi oleh mendung tebal yang tak berkesudahan.
Kehadiran teknologi AI Generatif seperti DALL-E 2, Stable Diffusion dan ChatGPT pada tahun lalu telah memikat banyak investor. Kemunculannya telah menunjukkan bahwa AI Generatif siap diterapkan ke berbagai aplikasi komersial mulai dari periklanan dan hukum hingga pengkodean perangkat lunak. Semua pertanyaan mulai terjawab dengan teknologi ini sehingga dikabarkan bakal menaklukkan Google pada masa depan. Teknologi ini juga bisa membangun berbagai karya hanya dengan perintah berupa teks.
Teknologi pembuat karya seni rupa berbasis kecerdasan buatan seperti Open AI DALL-E 2, Google Imagen, dan Stable Diffusion menggemparkan dunia teknologi informasi. Mereka mampu menghasilkan gambar berkualitas tinggi dari input berupa deskripsi teks. The Conversation menyebutkan, tidak seperti pengembangan sebelumnya, teknologi dari teks ke gambar ini dengan cepat menemukan jalan mereka dari laboratorium penelitian ke budaya arus utama alias bakal menjadi bagian keseharian.
Setelah model terbaru dirilis, AI Generatif telah menjadi topik hangat di kalangan para teknolog, investor, pembuat kebijakan, dan masyarakat luas. Kehadiran teknologi ini mencuat di tengah konsentrasi orang berpikir tentang metamesta (metaverse), kripto, dan teknologi Web 3.0. Perusahaan pendanaan mulai melirik peluang bisnis di balik pengembangan teknologi ini. Padahal, selama ini mereka tidak melirik sama sekali atau malah mengabaikan.
Beberapa waktu lalu akses ke inovasi ini sangat dibatasi bahkan hingga pertengahan tahun lalu. Akan tetapi ketika OpenAI dan Stability AI membuat apa yang disebut sebagai model dasar AI Generatif dan tersedia bagi pengembang dengan harga yang terjangkau dan akses yang lebih terbuka maka teknologi ini makin dikenal publik serta mulai bisa digunakan oleh banyak kalangan. Orang jadi terbuka dengan teknologi ini, AI Generatif mulai hadir dalam keseharian kita dan mudah digunakan. Sejumlah perusahaan lama dan baru yang membangun produk dengan kemampuan teknologi ini telah mendapat perhatian dan perusahaan pendanaan pun memperhatikannya.
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD
Toyota Motor Corporation memperkenalkan kendaraan Toyota Comfort Ride pada Tokyo Motor Show 2017, Oktober 2017 lalu. Ilmuwan TMC membenamkan teknologi kecerdasan buatan pada mobil ini yang juga sekaligus memanfaatkan bahan bakar hidrogen untuk penggunaan sehari-hari.Kompas/Mahdi Muhammad (MHD)
Media The Information dengan mengutip Semafor dan Bloomberg pada awal pekan ini melaporkan bahwa Microsoft mempertimbangkan investasi 10 miliar dollar AS di OpenAI. Investasi semacam itu akan menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah panjang Microsoft, meskipun tidak jelas apakah perusahaan akan menawarkan sebagian dari jumlah tersebut dalam bentuk kredit komputasi awan seperti yang dilakukan saat pertama kali berinvestasi di OpenAI pada tahun 2019 atau investasi lain.
Saat ini OpenAI membutuhkan dana yang besar dan meningkatkan memperkuat daya komputasinya untuk melatih model pembelajaran mesinnya dan memberikan jawaban kepada pengguna chatbot ChatGPT. Produk eksperimental ini telah banyak digunakan dan mulai dikenal. Akan tetapi jawaban atau produk yang dihasilkan kadang belum memuaskan. “Otak” mereka belum bisa memberikan jawaban untuk beberapa pertanyaan.
The Information pertama kali melaporkan pada bulan Oktober bahwa Microsoft sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk menginvestasikan lebih banyak uang di OpenAI. Sebelumnya beberapa investor menilai valuasi perusahaan tersebut sekitar 20 miliar dollar AS ketika mereka membeli saham dari karyawan pada tahun 2021. Perusahaan lain tentu berusaha untuk mengembangkan teknologi ini dan mulai melirik untuk mendanai usaha rintisan yang berfokus pada pengembangan AI Generatif.
Meski demikian, kemunculan teknologi seperti ini selalu disambut dengan pesimisme. Penilaian pun bermunculan seperti produknya tidak bagus, karyanya tidak bermutu, tak ada nilai seni, dan lain-lain. Akan tetapi sejarah selalu berulang, semua produk pada awalnya memang tak bagus dan ada cacat namun cepat mengalami perbaikan hingga mudah digunakan. Mereka yang menolak kehadiran teknologi seperti ini kelak hanya bisa menyesal.
Kita mungkin lebih baik mulai mengucapkan, selamat beristirahat otak, kami serahkan sebagian tugasmu ke AI Generatif.