logo Kompas.id
OpiniMencari ”Peluru Perak”...
Iklan

Mencari ”Peluru Perak” Ketahanan Pangan di Indonesia

Tiap masyarakat memiliki cara dalam membangun ketahanan pangan lokal, menggunakan sumber daya yang ada. Pemerintah hendaknya mendorong terciptanya ruang gerak bagi masyarakat untuk membangun strategi pangannya sendiri.

Oleh
ANGGA DWIARTAMA
· 5 menit baca
Ilustrasi
SUPRIYANTO

Ilustrasi

Laporan Jurnalisme Data Kompas (9/12/2022) bertajuk ”Separuh Lebih Penduduk Tak Mampu Makan Bergizi” mempertegas bahwa ketahanan pangan tidak melulu soal produksi pertanian, tetapi juga soal akses dan daya beli masyarakat. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, definisi ketahanan pangan bertumpu kepada tiga pilar, yaitu ketersediaan, keterjangkauan (sisi geografis maupun harga), dan kesesuaian. Sehingga, berbicara ketahanan pangan dari sisi produksi saja, tentu saja merupakan hal yang timpang.

Apabila kita membandingkan data tahun 2021 tentang produksi pertanian beberapa komoditas pangan strategis seperti beras, daging, ikan dan sayur mayur dengan data konsumsi pangan per kapita, maka akan terlihat bahwa produksi pangan di Indonesia jauh melebihi konsumsinya. Dari perbandingan itu, produksi pertanian Indonesia mencapai 1,5 sampai 2 kali lipat dari konsumsi. Dengan kata lain, di atas kertas, jika dilihat dari sisi produksi saja, Indonesia sudah bisa mencapai ketahanan pangan.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000