PHK di Perusahaan Teknologi Global Masih Berlanjut
Konsolidasi perusahaan teknologi masih berlanjut. Pada 2023 pemutusan hubungan kerja terjadi karena kondisi ekonomi makro dan keharusan menjadi dominan di pasar.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Salah satu raksasa digital, Amazon, mengumumkan hendak memecat lagi setidaknya 18.000 pekerjanya. Inflasi dan perlambatan ekonomi menjadi alasan pengambilan keputusan tersebut.
Direktur Utama Amazon Andy Jassy menyampaikan kebijakan tersebut di markas utama Amazon di Seattle, Negara Bagian Washington, Rabu (4/1/2023) malam waktu setempat atau Kamis (5/1/2023) waktu Indonesia barat. ”Keputusan ini berlaku sejak 18 Januari. Divisi e-dagang dan sumber daya manusia akan terdampak,” kata Jassy (Kompas.id, 5/1/2023).
Sebelum pengumuman itu, perusahaan teknologi di bidang pengelolaan relasi dengan konsumen Salesforce sudah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sehari sebelumnya. Mereka hendak memecat 8.000 karyawan. Perusahaan teknologi lain yang diperkirakan akan kembali memangkas karyawannya, antara lain, Twitter, Tesla, Shopify, Microsoft, dan Netflix.
Sepanjang 2022, perusahaan-perusahaan teknologi di Amerika Serikat telah memecat total 150.000 pekerja. Pada umumnya mereka menyatakan, perekrutan dalam jumlah besar saat pandemi menyebabkan beban bagi mereka karena ternyata permintaan ketika pandemi mereda, sudah tidak sebesar saat pandemi. Kondisi ekonomi makro berupa inflasi dan ancaman resesi menyebabkan dana segar sulit didapat sehingga mereka harus memotong biaya tenaga kerja.
Akibat situasi yang mengimpit, mereka akan terus melakukan konsolidasi. Konsolidasi bisa dilakukan dengan merger atau juga mengefisienkan berbagai biaya. Salah satu alasan konsolidasi adalah karena mereka harus dominan di pasar. Dominasi di pasar ini akan menyelamatkan mereka dari masalah bisnis. Perusahaan teknologi akan kembali sehat ketika mereka bisa mengendalikan pasar lebih baik lagi.
Tanda-tanda konsolidasi berupa merger sudah muncul di beberapa perusahaan media dan pengaliran konten. Spekulasi yang muncul, antara lain, konsolidasi antara NBC Universal dan Warner Bros Discovery, Disney dan Apple, Netflix dan perusahaan yang mau menghargai platform itu dengan harga mahal.
Laporan keuangan mereka yang buruk dan juga harga saham yang anjlok mendorong mereka untuk cepat berbenah. Tahun 2024 kemungkinan akan ada kejutan setelah mereka menyelesaikan konsolidasi.
Konsolidasi dengan cara merger juga pasti akan mengurangi jumlah karyawan karena banyak kesamaan pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang melakukan penggabungan. Bisnis-bisnis yang tidak menguntungkan dan tidak memiliki prospek ke depan juga akan ditutup atau setidaknya jumlah karyawan menjadi lebih efisien. Perusahaan teknologi mengakui bahwa perekrutan sebelumnya terlalu cepat, jumlahnya sangat besar, dan gaji mereka juga terlalu tinggi. Konsolidasi akan merasionalkan semua ini.