Sebagian komunitas seniman optimistis, tahun 2023 menjadi momen kebangkitan seni setelah dua tahun lebih terkekang pembatasan sosial saat pandemi Covid-19. Perlu kerja keras berbagai pihak untuk mewujudkan harapan itu.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Pertunjukan teater tari berjudul Ruang Bawah digelar di Bentara Budaya Yogyakarta, Kotabaru, Yogyakarta, Jumat (9/12/2022) malam. Pertunjukan yang disutradarai oleh Hanindawan ini menafsirkan kisah Laela Majnun dan mengangkat tema tentang nurani yang terabaikan.
Setelah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dicabut pada akhir tahun 2022, masyarakat kini menatap 2023 dengan lebih optimistis.
Salah satunya, kalangan seni berharap kegiatan kesenian bakal menggeliat kembali sebagaimana berlangsung sebelum pandemi. Selama dua tahun lebih, saat wabah Covid-19, acara-acara kesenian cenderung mandek. Penerapan PPKM membuat berbagai bentuk pergelaran seni budaya yang bersifat tatap muka sulit bergerak.
Kesulitan tersebut berdampak serius kepada para pekerja seni. Sebagian dari mereka kehilangan panggung untuk tampil sehingga pendapatannya menurun. Apalagi, tidak semua seniman berhasil beradaptasi atau mengalihkan kreativitasnya ke ruang digital atau dalam jaringan (daring).
Pencabutan PPKM akhir tahun 2022, yang berarti pelonggaran pembatasan sosial, disambut antusias oleh para seniman. Mereka dapat kembali menggelar bermacam kegiatan seni budaya di tengah publik, seperti seni rupa, tari, musik, teater, atau seni pertunjukan lain. Tahun 2023 dianggap sebagai momen baik untuk kebangkitan seni.
Optimisme itu setidaknya diungkapkan oleh sejumlah komunitas seni, seperti Koalisi Seni, Persatuan Pelukis, Asosiasi Guru Seni Budaya Nasional, serta Kelompok Seni Tari Rupa dan Komporseni, sebagaimana dilaporkan harian Kompas, Rabu (4/1/2023). Karya-karya yang sebelumnya tersimpan dalam ruangan tertutup kini dimungkinkan untuk ditampilkan kepada khalayak luas. Kehidupan para seniman bakal berangsur membaik.
Tak hanya di Indonesia, sebenarnya aktivitas seni juga menggeliat di mancanegara. Sejumlah negara bahkan menggelar hajatan seni rutin secara terbuka sejak tahun 2022. Sebut saja, antara lain, Venice Biennale di Venesia, Italia; Documenta di Kassel, Jerman; dan Art Basel di beberapa kota (Swiss, Miami Beach Florida, Hong Kong). Rutinitas itu bakal dilanjutkan tahun ini. Sekadar contoh, Singapore Art Week siap digelar pada awal sampai pertengahan Januari 2023.
Kebangkitan seni tak hanya menguntungkan para seniman. Dengan munculnya banyak karya seni di ruang publik, masyarakat juga berkesempatan untuk menikmati beragam ekspresi kebudayaan secara lebih leluasa.
Tak sekadar menghibur, karya-karya yang baik juga dapat menerbitkan kesegaran, pencerahan, bahkan membuka perspektif baru dalam mencermati dunia secara lebih asyik. Seni berpotensi untuk membantu memulihkan kesehatan mental dan pikiran masyarakat yang tertekan selama pandemi.
Optimisme bidang seni menjadi bagian dari semangat warga dunia menyambut tahun baru 2023. Seiring kasus Covid-19 yang kian terkendali, aktivitas masyarakat pun beranjak normal. Bermacam kesulitan yang merundung selama pandemi kini terurai, bahkan sebagian teratasi. Tentu, semua harapan itu bakal terwujud jika ditopang kerja bersama untuk tetap menjaga agar virus korona baru tidak meledak lagi.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Gitaris Ian Antono berkolaborasi dengan gitaris Tohpati, Kongko, dan duet penyanyi Tompi dan Ipang Lazuard membawakan lagu Rumah Kita dalam konser amal bertajuk Gitaris untuk Negeri: Donasi Gempa Cianjur, di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (7/12/2022). Gerakan ini merupakan bentuk nyata kepedulian para musisi terhadap gempa Cianjur. Konser Gitaris untuk Negeri telah diselenggarakan untuk keempat kalinya.