Saya sungguh menghargai upaya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang bersama jajaran Pemerintah Kota Solo pertama kali juga ikut memeriahkan Natal.
Oleh
Budi Sartono Soetiardjo, Bharoto
·4 menit baca
KOMPAS/SUCIPTO
Pastor Paroki Gereja Santa Theresia, Huvang Hurang MSF, mengenakan penutup kepala adat Suku Dayak Bahau pada Misa Malam Natal di Gereja Katolik Santa Theresia Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (24/12/2022).
Membaca kisah dalam berita di Kompas, Minggu, 18 Desember 2022, tentang tradisi Natal dengan judul ”Nada Kebersamaan dari Desa” sungguh menyentuh.
Inilah wujud sikap toleran yang sudah lama tumbuh dan terajut di masyarakat perdesaan kita. Ini sungguh menjadi penyejuk ddi tengah sikap intoleran yang masih saja terjadi, selain terorisme yang tak kunjung berhenti. Ini sungguh menjadi penyejuk di tengah sikap intoleran yang masih saja terjadi, selain terorisme yang tak kunjung berhenti.
Saya sungguh menghargai upaya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, yang bersama jajaran Pemerintah Kota Solo pertama kali juga ikut memeriahkan Natal.
Tidak hanya dengan memasang lampu-lampu indah di ruas jalan protokol di Kota Solo, Pemkot Solo juga menyelenggarakan atraksi musik puji-pujian setiap Jumat, Sabtu, Minggu, hingga 18 Desember 2022. Berbagai media menulis bagaimana warga lintas agama menikmati suasana semarak Natal di Balai Kota Solo.
Wali Kota Semarang Ibu Ita pun untuk pertama kali memasang pohon terang yang indah dan pernik-pernik Natal lainnya di sekitar Gereja Blenduk. Gereja ini merupakan bangunan cagar budaya sekaligus menjadi ikon Kawasan Kota Lama Semarang.
Kalau kita renungkan, sesungguhnya benih-benih toleransi sebenarnya sudah sejak lama tertanam dalam hati masyarakat Indonesia hingga hari ini meski di beberapa wilayah masih belum berakar dan belum terajut nyata.
Semoga kondisi semacam ini semakin berkembang dan merebak di Tanah Air. Inilah gambaran karakter sesungguhnya masyarakat Indonesia yang cinta damai.
Sekali lagi, semoga damai Natal tidak hanya dirasakan umat Kristiani, tetapi juga seluruh umat manusia.
BharotoJalan Kelud Timur I, Semarang
Selamat Berpisah dan Terima Kasih
Dua hari lalu dalam grup Whatsapp Sanggar Sastra dan Budaya Jawa Sleman, seorang penulis mengunggah surat dari Gramedia. Isinya perihal pemberitahuan terkait berhenti terbitnya empat media cetak, yaitu tabloid Nova, majalah Bobo Junior, majalah Mombi, dan majalah Mombi SD. Semua akan berhenti terbit per Januari 2023.
Untuk meyakinkan kebenaran berita itu, saya mengonfirmasi via Google dan ternyata benar.
Seorang cerpenis dari Yogyakarta, yang kini bermukim di Magelang, menulis dalam status WA-nya, ”Zaman selalu berubah, media mainstream tergerus arus. Bagaimanapun juga ada rasa prihatin. Pernah merasakan manisnya honor dari Nova dan Bobo”.
Anak-anak kami ketika masih SD-SMP rajin membeli majalah Bobo. Sekarang pun, setelah dewasa, masih kangen Bobo dan kadang membeli.
Saya mengecek di rak buku perpustakaan keluarga, ternyata Bobo dengan Bobo Junior itu berbeda. Semoga Bobo masih terus terbit.
Sebagai ungkapan selamat berpisah dan ucapan terima kasih, saya akan membeli tabloid Nova edisi bundling Nomor 818 dan 1919 yang akan terbit Desember 2022.
WiyanaSemanu Selatan RT 007 RW 042 Gunungkidul
Semoga Bukan Angin Surga
Berita tentang telah diselenggarakannya rapat Badan Pertimbangan Anggota AJB Bumiputera 1912 memberi sedikit angin segar, khususnya bagi para pemegang polis yang telah jatuh tempo tetapi hingga kini belum jelas pencairan dananya.
Dalam rapat luar biasa BPA tersebut, dilakukan perombakan dan penyegaran pengurus. Beberapa langkah penyehatan keuangan konon juga tengah dilakukan dengan arahan OJK, termasuk di dalamnya penjadwalan pencairan dana ribuan polis nasabah.
Pembayaran dijadwalkan akan dilakukan dalam dua tahap, yakni Februari 2023 dan Februari 2024.
Para pemegang polis asuransi Bumiputera 1912, yang selama ini patuh dan setia memenuhi kewajibannya, berharap kabar baik tersebut bukan sekadar angin surga untuk ngayem-ayemi.
Pejabat-pejabat yang baru diangkat diharapkan bisa berbuat banyak, tidak hanya sekadar memenuhi keinginan regulator (OJK).
Peta jalan (road map) penyelesaian kewajiban Bumiputera 1912 semestinya terbuka dan transparan disampaikan kepada publik. Berapa dana yang ada dan yang dibutuhkan harus jelas agar khalayak pemegang polis tahu kapan haknya dipenuhi.
Pemegang polis butuh kepastian. Kepercayaan akan pulih apabila Bumiputera 1912 satu kata dengan perbuatan.