Layanan rumah sakit kita terus bertransformasi menjadi lebih baik, makin ramah, dan nyaman. Harapannya, mutu layanan dan kepuasan pasien bisa terus meningkat.
Oleh
samsuridjal djauzi
·5 menit baca
Sejak lima tahun ini saya secara teratur berobat di rumah sakit rujukan. Saya menderita diabetes melitus dengan komplikasi jantung koroner dan penurunan fungsi ginjal. Dokter utama saya adalah dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, tapi saya juga harus kontrol ke dokter spesialis jantung dan konsultan ginjal hipertensi. Untunglah saya peserta BPJS Kesehatan sehingga tak dibebani biaya pengobatan.
Saya merasakan layanan rumah sakit kita, termasuk rumah sakit pemerintah tempat saya berobat, makin nyaman. Meski masih menyediakan waktu panjang jika ingin berobat, banyak hal membaik. Pendaftaran bisa daring dan kita mengetahui nomor urut kita sehingga bisa memperkirakan waktu tiba di rumah sakit. Ruang tunggu juga nyaman. Layanan dokter memuaskan, bahkan kami seperti sahabat. Sudah lima tahun kenal sehingga jadi akrab.
Saya berusaha mematuhi nasihat dokter terutama aturan makan dan minum obat, meski karena kesibukan sesekali tak sempat minum obat. Makanan kadang melanggar yang dianjurkan.
Dokter memperlihatkan hasil gula darah dan mengingatkan pengaruh ketidakaturan itu pada pengendalian gula darah. Gangguan irama jantung saya kini terkendali dan fungsi ginjal bisa dipertahankan agar tak turun.
Saya puas dengan layanan rumah sakit mesti beberapa hal bisa disempurnakan. Bagi pihak rumah sakit mungkin terasa kecil tapi kantin bersih, lengkap, dan terjangkau diperlukan pasien. Di rumah sakit saya ada kantin, tapi harganya mahal, tak terjangkau kami yang mayoritas golongan ekonomi menengah dan rendah. Sekali makan sampai Rp. 50.000 padahal kami biasa makan di warung dengan harga Rp 15.000 saja.
Kini saya hanya bisa mengambil obat sebulan sekali dan harus datang sendiri. Padahal saya mesti berkonsultasi pada tiga dokter dan tak bisa dilakukan dalam sehari. Saat berobat ke dokter, saya harus menutup toko setengah hari. Ini memengaruhi pendapatan dan kepuasan pelanggan.
Mungkinkah rumah sakit meningkatkan kenyamanan layanan, termasuk memanfaatkan informasi teknologi? Misalnya hasil laboratorium dan radiologi dikirim ke WA pasien. Dokter juga membuka komunikasi lewat media sosial untuk pertanyaan pasien yang mendesak butuh jawaban.
Satu hal lagi adalah biaya berobat. Tiap rumah sakit menetapkan biaya sendiri. Untuk karcis rumah sakit ada yang biayanya Rp 25.000, Rp 50.000, bahkan Rp 150.000. Bagi pasien yang membayar sendiri atau dibayar perusahaan, rentang tarif ini terlalu tinggi.
Mungkinkah ada aplikasi untuk membandingkan tarif berbagai rumah sakit agar pasien bisa mempertimbangkan sesuai kemampuan? Saya berharap di masa depan kenyamanan rumah sakit kita meningkat. Bagaimana menurut pandangan Dokter?
M di J
Persoalan yang Anda kemukakan amat penting. Rumah sakit kita, baik milik pemerintah maupun swasta, terus memperbaiki diri. Kita lihat tak hanya ruang tunggu, ruang pemeriksaan makin bagus, dan toilet kian bersih. Anda benar, mungkin rumah sakit lebih memerhatikan layanan kesehatan, tapi kebutuhan pasien lebih dari layanan kesehatan. Pasien membutuhkan layanan parkir, kantin, anjungan tunai mandiri (ATM), dan mengisi baterai telepon mobilnya.
Di beberapa rumah sakit masa tunggu pengambil obat bisa sampai 2 jam. Namun, ada rumah sakit yang punya layanan antar obat ke rumah pasien. Jika pasien mengenal obatnya dengan baik, mereka tak harus menunggu lama, obat akan diantar ke rumah dengan biaya terjangkau.
Tarif rumah sakit
Untuk rumah sakit yang memakai pembiayaan program Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tarif layanan disepakati dengan BPJS Kesehatan, jadi hampir sama. Perbedaan hanya pada apakah rumah sakit itu rujukan pertama atau rujukan nasional. Namun, jika membayar sendiri, tarif rumah sakit dapat berbeda. Pasien kerap beranggapan tarif rumah sakit itu merupakan tarif honorarium dokter.
Sebenarnya tarif rumah sakit terdiri dari banyak komponen seperti honor dokter, biaya laboratorium, biaya pemeriksaan penunjang (radiologi, USG, dll.), biaya obat, dan biaya administrasi. Kalau pasien minta keringanan tarif dokter, maka dokter hanya dapat mengurangi honor dokter tapi tak berwenang menghapus biaya obat, laboratorium, radiologi, administrasi rumah sakit, dan lain-lain.
Penggunaan alat kedokteran canggih meningkatkan biaya rumah sakit. Banyak alat kedokteran yang harganya miliaran rupiah. Jika memakai alat canggih itu, pasien dikenakan biaya mahal.
Di luar negeri di rumah sakit ada perwakilan pasien yang menyuarakan kepentingan pasien tapi memahami seluk beluk layanan rumah sakit. Biasanya petugas perwakilan pasien ini adalah pensiunan perawat berpengalaman. Perwakilan pasien dapat menerima dan meneruskan keluhan pasien misalnya keluhan terhadap sikap tenaga kesehatan, masa tunggu lama, atau biaya terlalu mahal.
Ke depan akan terjadi perubahan layanan rumah sakit. Kita berharap meningkatnya mutu layanan dan kepuasan pasien. BPJS Kesehatan sebagai lembaga yang membiayai pengobatan pasien akan terus meningkatkan layanan.
Jika mengadu ke petugas rumah sakit (bagian humas atau direksi) tentu bisa. Namun, pasien merasa petugas itu berpihak pada kepentingan rumah sakit. Sementara perwakilan pasien berpihak pada pasien tapi memahami prosedur layanan.
Perwakilan pasien bermanfaat bagi pasien yang merasa mengalami layanan tak sewajarnya. Sebaliknya perwakilan pasien menolong petugas rumah sakit karena perwakilan pasien bisa menyaring keluhan pasien. Perwakilan pasien dapat menjelaskan prosedur layanan rumah sakit.
Jika ada yang perlu ditindaklanjuti, perwakilan pasien bisa menghubungi petugas rumah sakit terkait. Komunikasi perwakilan rumah sakit dan petugas rumah sakit jauh lebih tenang dibandingkan jika yang datang adalah pasien yang punya keluhan.
Ke depan akan terjadi perubahan layanan rumah sakit. Kita berharap meningkatnya mutu layanan dan kepuasan pasien. BPJS Kesehatan sebagai lembaga yang membiayai pengobatan pasien akan terus meningkatkan layanan.
Beban administrasi bagi pasien, terutama kebutuhan fotokopi, akan berkurang. Kemajuan teknologi informasi, termasuk kecerdasan buatan, dapat menyederhanakan persyaratan dan mempercepat verifikasi.
Layanan rumah sakit kita akan makin ramah dan nyaman. Namun saya berharap Anda sekeluarga memelihara kesehatan karena pencegahan jauh lebih penting daripada pengobatan.