Jika kita mampu menjadikan populasi lansia menjadi populasi yang sehat dan produktif, kelompok yang berjumlah besar ini akan menjadi salah satu faktor pendorong pembangunan bangsa.
Oleh
samsuridjal djauzi
·5 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Samsuridjal Djauzi, Guru Besar FKUI
Tahun depan saya akan mengambil pensiun. Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta dan usia saya sekarang 64 tahun. Istri saya berusia 60 tahun dan masih aktif mengajar di sebuah sekolah menengah atas. Kami tinggal berdua dengan keluarga jauh yang membantu kami dalam pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Keluarga tersebut seorang perempuan berumur 50 tahun yang suaminya meninggal setahun lalu dan juga ada keponakan istri saya berusia 48 tahun yang masih aktif berdagang pakaian secara daring. Saya dan istri termasuk sehat. Saya mempunyai penyakit darah tinggi yang terkendali, berat badan sedikit berlebih. Berat badan istri saya ideal, tetapi dia mempunyai penyakit osteoporosis dan nyeri lutut. Tugas saya sehari-hari di perusahaan cukup berat. Saya bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan dan sering bepergian ke kota lain, ke cabang perusahaan. Dalam satu bulan sedikitnya saya bepergian dua kali. Sebenarnya cukup menyenangkan juga, meski dalam rangka tugas, sebenarnya ada waktu tersisa untuk menikmati wisata setempat. Namun, kebiasaan bepergian ini juga menyebabkan pengendalian makan saya kurang baik. Saya terpaksa makan di restoran yang pada umumnya menyajikan makanan tinggi kalori dan tinggi lemak. Saya punya kebiasaan setiap pagi berjalan kaki sekitar satu jam. Jika saya pasang alat penghitung langkah, sekitar 8.000 langkah. Jika saya tak bepergian, saya ajak istri saya untuk ikut jalan kaki. Dia mampu berjalan meski harus lambat agar lututnya tidak sakit.
Saya ingin memanfaatkan masa pensiun saya untuk meningkatkan taraf kesehatan saya. Saya ingin lebih teratur berolahraga, mulai mengendalikan makan, konsumsi lebih banyak sayuran dan buah, tidur cukup dan nyenyak, dan dapat menghabiskan waktu saya untuk berkebun. Kebetulan di belakang rumah ada sedikit tanah yang dapat dijadikan penyalur hobi saya. Belakangan ini saya gemar memelihara tanaman hias daun. Lebih mudah memeliharanya dan dapat diperbanyak dengan cepat. Jika dijual, harganya lumayan, terutama tanaman hias yang jarang. Dapatkah Dokter menjelaskan apa yang harus saya lakukan selama masa pensiun ini agar saya dapat sehat di usia lanjut bersama istri saya? Saya berkonsultasi dengan dokter keluarga. Beliau menjelaskan cukup banyak yang harus saya lakukan. Bahkan, untuk sehat di usia lanjut, jangan baru mulai di usia pensiun. Keinginan untuk sehat di usia lanjut perlu dipersiapkan sejak bayi, bahkan banyak pakar yang mengatakan sejak masa kandungan. Namun, sudah tentu lebih baik terlambat daripada tak menyiapkan diri. Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga lansia menikmati kuliner di Pasar Ngasem, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta, Senin (19/12/2022).
Anda benar, sehat di usia lanjut menjadi keinginan banyak orang. Setelah bekerja keras sehari-hari, tentu kita ingin menikmati hari tua dengan sehat, bahagia dan sejahtera. Tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga secara psikologis dan sosial. Dulu ruang kesehatan banyak memperbincangkan tumbuh kembang anak, tetapi sekarang topik sehat di usia lanjut juga mulai ramai dibicarakan. Kita semua tentu tak ingin menjadi beban keluarga di usia lanjut. Kita ingin tetap sehat, produktif, berguna bagi keluarga dan masyarakat.
Keadaan sehat di usia lanjut merupakan kelanjutan keadaan kesehatan sejak bayi. Kita bahkan mengenal istilah seribu hari pertama dalam kehidupan. Seribu hari yang amat penting, kesempatan emas bagi anak dalam kandungan untuk tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang sehat dan bahagia dan selanjutnya diharapkan juga dapat mencapai sehat di usia lanjut. Kita sering mendengar anjuran untuk mengamalkan gaya hidup sehat. Kebiasaan hidup sehat ini harus dimulai dari masa bayi, dilanjutkan di usia anak, dewasa muda, sampai usia lanjut.
Hidup sehat di usia lanjut
Sebenarnya, kebiasan hidup sehat di usia lanjut sama dengan dewasa muda, hanya dengan sedikit perubahan disesuaikan dengan kondisi kesehatan orang yang berusia lanjut. Olahraga setiap hari penting, sedikitnya 150 menit selama satu minggu. Olahraga yang sesuai dengan usia lanjut dapat berupa jalan kaki, naik sepeda, atau berenang. Jika memilih jalan kaki, laksanakan sedikitnya lima hari dalam seminggu. Jalan kaki hanya di hari Sabtu, Minggu, atau hari libur tak mencukupi. Banyak pasangan usia lanjut yang melaksanakan olahraga jalan kaki bersama pasangan atau bahkan juga dengan teman-teman atau tetangga. Selain berolahraga, jalan kaki bersama tentu mengurangi kesepian. Banyak orang yang sudah berusia lanjut tidak tinggal bersama anak cucu. Mereka hidup dengan pasangan, bahkan juga ada yang pasangannya sudah meninggal. Rasa kesepian merupakan salah satu keadaan yang sering dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Beruntunglah orang berusia lanjut yang dapat hidup bermasyarakat, banyak teman dan kerabat yang dapat diajak bercengkerama.
Penyakt darah tinggi, diabetes melitus, dan jantung koroner sering dialami oleh mereka yang berusia lanjut. Penyakit ini harus dikendalikan dengan baik. Di samping konsultasi teratur ke dokter, sebaiknya kita juga mampu memantau keadaan penyakit tersebut. Di rumah, hendaknya tersedia timbangan berat badan, tensimeter atau pengukur tekanan darah, serta alat laboratorium sederhana yang dapat digunakan secara mandiri. Dengan demikian, pengendalian penyakit dapat kita lakukan secara mandiri, di samping konsultasi teratur pada dokter keluarga.
Sehat di usia lanjut menjadi keinginan banyak orang. Setelah bekerja keras sehari-hari, tentu kita ingin menikmati hari tua dengan sehat, bahagia, dan sejahtera.
Makanan pada usia lanjut perlu diperhatikan. Jumlah kalori yang diperlukan sesuai dengan kegiatan sehari-hari. Pada umumnya aktivitas fisik orang berusia lanjut menurun sehingga jumlah kalori yang masuk harus dikurangi. Komposisi makanan kita sesuaikan dengan piring sehat yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan, yaitu setengah adalah sayur dan buah, seperempat makanan pokok (nasi), serta seperempat lagi lauk. Protein yang diperlukan untuk menjaga massa otot harus cukup dan konsumsi lemak janganlah berlebihan.
Kebiasaan merokok harus dihentikan, begitu juga dengan konsumsi alkohol. Meski sudah berusia lanjut, berhenti merokok dan minum alkohol tetap bermanfaat bagi kesehatan. Kemampuan kognitif harus tetap dipelihara. Rajin membaca dan mempunyai hobi agar dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan otak selalu terlatih. Kebiasaan di masyarakat, orang tua biasanya banyak dimintai pendapat karena pengalaman yang kaya. Hal ini akan menjadikan orang usia lanjut mempunyai kemampuan kognitif yang baik.
Orang usia lanjut juga biasanya menjadi lebih religius, rajin beribadah, dan berbuat baik sesuai dengan kemampuan. Kedekatan dengan Sang Pencipta akan menyebabkan hati orang usia lanjut menjadi lebih tenang, dalam melakukan sesuatu lebih ikhlas. Keinginan untuk berbagi pengalaman dengan generasi yang lebih muda dapat disalurkan. Populasi usia lanjut di Indonesia saat ini sudah mencapai lebih dari 25 juta orang. Jika kita mampu menjadikan populasi ini sebagai populasi yang sehat dan produktif, kelompok yang berjumlah besar ini akan menjadi salah satu faktor pendorong pembangunan bangsa kita. Populasi usia lanjut yang sehat dan produktif akan ikut berkontribusi menuju Indonesia Emas 2045 nanti.