Jasa Guru
Ada empat tingkatan seorang guru.Tertinggi guru ASN, kemudian guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), guru honorer dari pemerintah daerah dengan upah di bawah upah minimum regional, dan guru honrer BOS.

Jasa guru mengantarkan anak didiknya menjadi sukses, tidak ada yang mengingkari. Meskipun guru tidak mengharapkan balas jasa, kalau ada yang merasa kelebihan dana saya berharap Kompas bisa membantu menampung dan menyalurkan kepada para guru honorer yang membutuhkan di seluruh Indonesia.
Menurut Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru Satriwan Salim, ada empat tingkatan seorang guru. Tingkat tertinggi adalah guru ASN, kemudian guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), guru honorer dari pemerintah daerah dengan upah di bawah upah minimum regional, dan guru honorer yang dibayar dengan bantuan operasional sekolah (BOS) (Kompas, 29/11/2022).
Dapat dibayangkan kehidupan guru honorer pemda yang diupah di bawah upah minimum regional (UMR). Yang dibayar dengan BOS bisa lebih rendah lagi.
Padahal, tugas guru tidak hanya di sekolah, di rumah pun masih mengoreksi hasil pekerjaan peserta didiknya dan mempersiapkan bahan pengajaran. Guru honorer juga sudah maklum jika menjadi suruhan guru ASN untuk membantu tugasnya.
Berangkat ke sekolah ada yang naik sampan, melewati jalan terjal dan berlumpur jika hujan. Tidak ada tunjangan kesehatan dan sewaktu-waktu bisa di-PHK tanpa pesangon. Guru honorer semacam itu yang perlu diselamatkan agar bisa bekerja lebih optimal.
Untuk memajukan pendidikan memang sudah dibuka gerbang kemerdekaan seluas-luasnya. Ada sekolah dan kampus merdeka, kurikulum merdeka, merdeka belajar, dan merdeka mengajar.
Namun, ada yang dilupakan, yaitu guru merdeka. Merdeka dari honor yang tak cukup buat hidup sebulan.
Semoga guru segera merdeka. Jangan ”Kapan-kapan”, seperti lagu Koes Plus.
A Agoes Soediamhadi Mantan Guru Honorer SMP dan STM, Yayasan Swasta Miskin, Langenarjan, Yogyakarta
Sukacita Mantu

Pesta Rakyat Pernikahan Kaesang-Erina, Warga Serbu Makanan Gratis
Saya menonton hampir seluruh rangkaian hajatan mantu dan ngunduh mantu Pak Jokowi di siaran televisi. Sungguh sangat menarik dan mengagumkan. Hanya ada satu kata yang pas untuk mengungkapkannya. ”Sukacita”.
Sukacita buat sang pengantin dan keluarga besarnya, sukacita untuk para tamu undangan, mulai dari yang VVIP (ada 52 jet pribadi mendarat di Bandara Adi Sumarmo) sampai kepada rakyat biasa.
Terlebih lagi hajatan ini telah melibatkan sejumlah pihak, para pelaku usaha, perhotelan, katering, kuliner, transportasi, batik, UMKM, sampai pengayuh becak dan kusir andong. Juga para seniman Kota Solo, usaha pariwisata. Bahkan, Istana Mangkunegaran yang belum begitu terkenal sekarang jadi pusat perhatian masyarakat. Intinya, hajatan itu ikut menggerakkan roda perekonomian Kota Solo.
Dari sisi budaya, ini juga merupakan momentum untuk terus melestarikan budaya, seperti yang disampaikan oleh Pak Jokowi. Yang patut diapresiasi juga adalah ini merupakan kolaborasi antara budaya Jawa yang adiluhung dan pesta raya. Unik dan menarik, belum lagi perpaduan budaya Solo dan Yogya.
Foto pada halaman utama harian Kompas, Senin 12 Desember 2022, telah dengan jelas menggambarkan kemeriahan dan sambutan masyarakat Solo. Komentar para tamu pun menarik, ”Hajatan ini telah menyatukan yang berbeda pendapat.”
Tidak ada yang mengeluh, semua bersukacita.
Selamat untuk Mas Kaesang dan Mbak Erina, selamat untuk Pak Jokowi.
Bharoto Jalan Kelud Timur I, Semarang
Pemakaian Prangko

Geopark Belitong dalam prangko
PT Pos Indonesia (Persero) sebagai perusahaan jasa pengiriman dan logistik sudah tidak sendiri lagi. Semakin banyak pesaing berupa perusahaan logistik yang terus lahir dan tumbuh.
Kelebihan pos, menyediakan jasa pengiriman surat menggunakan prangko yang ditempel di surat atau kartu pos sebagai tanda lunas.
Semakin majunya teknologi komunikasi, penggunaan prangko untuk kirim surat dan dokumen semakin surut.
Akibatnya, kini prangko tidak banyak dikenal. Kerap petugas loket menegaskan kepada pelanggan: Mau beli prangko atau meterai?
Agar masyarakat lebih kenal prangko dan fungsinya, seharusnya pemakaian prangko lebih digencarkan. Selain untuk kirim kartu pos dan surat, kiriman surat ekspres dan surat kilat khusus, sebaiknya boleh memakai prangko. Bahkan, bila memungkinkan dengan syarat berat maksimal tertentu, kiriman paket pos boleh menggunakan prangko.
Dengan demikian, prangko yang identik dengan kantor pos bisa dikenal lagi lebih luas di kalangan masyarakat.
Vita PriyambadaMalang 65145
Belum Dapat Polis
Saya nasabah asuransi Astra Life sejak April 2022. Namun, sampai saat ini bahkan tidak mengetahui nomor polis asuransi saya, karena dokumen/ buku polis belum saya terima sampai sekarang.
Saya sudah menghubungi layanan Halo Astra nomor 1500282 dan mendapat informasi bahwa buku polis masih dalam pengiriman.
Pertanyaan saya, pengiriman seperti apa yang membutuhkan waktu lebih dari enam bulan tanpa klarifikasi?
Sesuai dengan peraturan asuransi, seharusnya saya berhak untuk menerima pengembalian premi secara penuh jika saya membatalkan polis. Oleh karena itu, saya mengajukan pembatalan polis dengan klarifikasi ke Halo Astra.
Pihak layanan pelanggan (CS) menginformasikan, dokumen lengkap sudah diterima pada 16 November
2022 by system dan proses pengembalian premi 14 hari kerja.
Sampai detik ini saya belum menerima uang saya. Ketika bertanya lagi via CS Halo Astra, dijawab masih diproses.
Menurut istri saya, sempat ada dua orang tidak dikenal mengaku sebagai Marketing Maintenance Astra Life datang ke rumah saya (saya sedang bekerja saat itu). Tujuannya tidak jelas, mereka tanpa kartu identitas dan surat tugas dari Astra.
Mohon masalah saya segera ditindaklanjuti.
Mohamad ArifinJl Bugenfil, Dusun Mijen RT 018 RW 004,Sidodadi Taman Sidoarjo 61257
Saling Hargai dan Menghormati
Banyaknya kasus aksi kekerasan sampai pembunuhan mengingatkan pentingnya untuk saling menghargai dan menghormati. Kebiasaan ini harus menjadi habitus (budaya) dalam masyarakat.
Sebenarnya upaya membumikan pemahaman, tindakan dan perbuatan saling menghormati sudah menjadi bagian pendidikan melalui pelajaran budi pekerti atau civic (kewarganegaraan). Namun, ternyata tak mudah praktiknya.
Belum lama ini kita dihebohkan kembali aksi bom bunuh diri di Bandung (7/12/22). Baik pelaku, seorang polisi dan masyarakat menjadi korban meninggal.
Ibarat anomali, bagi masyarakat Indonesia yang ramah, santun, dan humanis. ternyata masih ada celah kekerasan, bahkan mencelakakan hingga membunuh orang lain dengan bom bunuh diri.
Pendidikan karakter, budi pekerti yang dibangun dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan keagamaan seolah termentahkan oleh kelakuan ”oknum”.
Para pemangku kepentingan yang menghendaki negara damai, rukun, dan mengutamakan persatuan dan kesatuan (nasionalisme dan patriotisme) harus mulai berpikir keras agar kedamaian menjadi harapan insan bumi pertiwi.
Kita harus saling bahu- membahu dalam memberikan informasi ketika melihat saudara di sekeliling kita terlihat ”aneh” dan lupa akan hakikat sebagai makhluk sosial.
Pihak berwajib juga perlu tahu dan intens dalam mengawasi dan menyadarkan mereka yang terkena paham radikalisme. Agar kita menjadi bangsa yang saling menghormati dan menghargai.
FX Triyas Hadi PrihantoroSMP PL Domenico Savio Semarang
Manusia Sejahtera

Perahu motor nelayan di Desa Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada Minggu (28/7/2019) berlabuh di pesisir pantai desa tersebut.
Bumi diciptakan untuk membawa kehidupan sejahtera bagi penghuninya, khususnya umat manusia.
Bivitri Susanti dalam salah satu tulisannya menekankan bahwa pembangunan fisik haruslah bermuara pada kesejahteraan rakyat banyak.
Judul berita utama Kompas (9/12/2022) memprihatinkan kita semua. ”Separuh Lebih Penduduk Tak Mampu Makan Bergizi”. Lebih dari separuh penduduk Indonesia (68 persen), berarti 183,7 juta orang. Ternyata mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi harian mereka.
Sidang pembaca dipersilakan menelaah artikel ini. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan tahun 2017 yang menunjukkan 70,7 persen. Kemudian agak meningkat sedikit sebagai dampak pandemi Covid-19 menjadi 69,1 persen.
Meskipun ada perbaikan, kita tidak boleh berpuas diri karena angkanya masih cukup tinggi di atas 50 persen. Tim Kompas jelas memaparkan betapa beratnya beban masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi dibandingkan dengan daya beli (purchasing power parity/PPP). Semboyan manusia tangguh dan maju tidaklah tecermin dalam kenyataan berbagai angka ini.
Perlu upaya yang lebih keras serta terarah dengan kemauan politik yang kuat.
Kenyataannya stunting atau tengkes masih cukup tinggi serta laporan tentang pertumbuhan tinggi badan rata-rata bangsa Indonesia saling mendukung kesahihan pengamatan ini.
Stunting di Indonesia 2021 adalah 24,4 persen, dengan catatan lima provinsi lebih tinggi dari rata-rata nasional. WHO menetapkan batas stunting 20 persen tertinggi dan di atasnya merupakan masalah kesehatan masyarakat kronis.
Tahun 2022, tinggi badan rata-rata orang Indonesia menempati 182 di dunia, berarti lebih pendek ketimbang negara-negara di atasnya.
Sebagai gambaran tinggi badan rata-rata, laki laki/perempuan: Thailand 171 cm/159 cm, Malaysia 169 cm/157 cm, Indonesia 166 cm/154 cm.
Mereka yang ingin menjadi nakhoda NKRI tahun 2024 haruslah menghayati tugas berat yang diemban. Pemimpin harus mampu menyejahterakan rakyat serta berkeadilan. Kata kuncinya, keberpihakan.
Kita sebagai pemilih harus bernalar agar memperoleh pemimpin sesuai harapan.
Hadisudjono SastrosatomoPasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan