Sekarang telah ada mesin obrolan yang merespons seperti manusia. Selamat datang di era baru teknologi, ChatGPT!
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
ILHAM KHOIRI
Andreas Maryoto
Mari kita buka platform baru bernama ChatGPT. Setelah bikin akun, cobalah salah satu layanannya, yaitu Q and A atau layanan pertanyaan dan jawaban. Coba dari bertanya tentang tokoh-tokoh terkenal sampai Anda sendiri. Kemampuannya masih bervariasi, terutama ketika Anda bertanya tentang diri Anda. Silakan tersenyum! Mungkin jawabannya mengada-ada dan masih prediktif, tetapi suatu saat platform ini akan makin pintar dan menjadi penantang dunia mesin pencari.
ChatGPT baru lahir. Tepatnya sebulan yang lalu. Meski baru sebulan, kemunculannya telah membuat ramai kalangan yang berada di dunia teknologi digital. Bahkan, ada yang menulis, ”Ada bot AI baru di kota: ChatGPT. Anda sebaiknya memperhatikan karena ini sesuatu yang unik.” ChatGPT adalah prototipe mesin obrolan (chatbot) kecerdasan buatan yang memiliki spesialisasi dalam dialog antara pengguna dan mesin.
Pencarian tentang platform baru ini pun langsung melonjak meski mesinnya belum hebat-hebat amat karena masih dalam proses pengembangan. Pembuatnya, yaitu OpenAI, pun mengakui keterbatasannya dalam sebuah tulisan di blog mereka. Ada beberapa keterbatasan yang masih muncul di dalam platform ini.
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
Laman pencarian Spotlight di ponsel yang menjalankan sistem operasi Apple iOS 14, di depan sebuah layar komputer yang menunjukkan logo Google.
reinforcement learning
ChatGPT peka terhadap perubahan frasa atau pertanyaan yang diinput atau mencoba langkah atau pertanyaan yang sama beberapa kali. Misalnya, ChatGPT diberi satu frasa pertanyaan, ia mungkin dapat mengklaim tidak mengetahui jawabannya. Akan tetapi, dengan sedikit pengulangan, mesin ini dapat menjawab dengan benar. Saat Kompas melakukan uji coba, pertanyaan yang sama masih bisa menghasilkan jawaban yang berbeda.
Analis bernama Stephen Shankland menulis di laman CNET dengan mengatakan, alat tersebut adalah pemain yang kuat dalam kecerdasan buatan. Fasilitas ini memungkinkan Anda mengetik pertanyaan menggunakan bahasa alami yang dijawab oleh chatbot dalam bahasa percakapan meski masih agak kaku.
Bot mengingat utas dialog Anda, menggunakan pertanyaan dan jawaban sebelumnya untuk menginformasikan tanggapan selanjutnya. Jawabannya berasal dari sejumlah besar informasi di internet. Alat tersebut tampaknya cukup luas kemampuannya atau boleh kita sebut sebagai tahu segalanya. ChatGPT boleh dibilang kreatif dan jawabannya terdengar sangat berwibawa. Tidak mengherankan, beberapa hari setelah diluncurkan, lebih dari satu juta orang telah mencoba ChatGPT.
Pertanyan yang muncul adalah, apakah platform ini akan menjadi penantang bagi Google yang menguasai sekitar 90 persen bisnis mesin pencari? Pengembang ChatGPT dengan rendah hati mengatakan, tidak mungkin ChatGPT atau yang lainnya bisa menggantikan Google. Pemakai Google telah sangat banyak dan mereka memiliki basis data yang luas dari situs web yang diindeks dengan berbagai fitur dan alat. Google mampu melakukan pencarian berupa teks, gambar, peta, dan lain-lain.
Akan tetapi, banyak kalangan telah melihat ChatGPT sebagai penantang, ancaman, dan akhir dari Google. Sebagian besar yakin bahwa kehadirannya lebih memudahkan. Selain itu, jawaban ChatGPT bakal lebih fokus dengan pertanyaan kita dan memberi kesempatan pengguna berinteraksi untuk pertanyaan lanjutan yang lebih mendalam atau detail.
Penulis bernama Vilkas Kulhari membuat opini di laman Medium dengan mengatakan, saat individu membutuhkan informasi atau memiliki masalah, mereka menengok ke Google untuk mendapatkan solusi segera. Kami terkadang berharap Google dapat memahami apa yang sebenarnya kami butuhkan dan memberikan kami secara instan daripada memberi kami ratusan ribu hasil. Mengapa itu tidak bisa berfungsi?
Sekarang tidak perlu serumit itu. Sekarang telah ada mesin obrolan yang merespons seperti manusia. Ia juga bisa menyarankan atau membantu seperti teman, mengajar seperti mentor, memperbaiki kode Anda seperti senior, dan lainnya. Ini akan meledakkan pikiran Anda. Selamat datang di era baru teknologi, ChatGPT!
Vilkas mengatakan, ChatGPT oleh OpenAI menggunakan kecerdasan buatan untuk berbicara bolak-balik dengan pengguna manusia dalam berbagai subyek. ChatGPT menyebarkan algoritma pembelajaran mesin, memindai teks di internet, dan mengembangkan model statistik yang memungkinkannya merangkai kata bersama sebagai tanggapan atas permintaan yang diberikan.
Sesuai OpenAI, ChatGPT berinteraksi dengan cara percakapan. Format dialog memungkinkan ChatGPT untuk menjawab pertanyaan tindak lanjut, mengakui kesalahannya, menantang premis yang salah, dan menolak permintaan yang tidak pantas. Semua ini tidak bisa dilakukan oleh Google. Google memberikan daftar jawaban, tetapi tidak memilihkan jawaban untuk pengguna.
Akan tetapi, para eksekutif di Google, seperti dikutip The Verge, mengatakan bahwa teknologi ChatGPT masih belum matang untuk ditampilkan kepada pengguna. Masih ada masalah, seperti bias chatbot ketika mendapat input tertentu dan kecenderungan mereka untuk sekadar memberi jawaban yang mengada-ada. Para eksekutif terkesan tidak terlalu pusing dengan kehadiran platform baru yang tiba-tiba menjadi pembicaraan.
Menurut sebuah laporan dari CNBC, CEO Alphabet Sundar Pichai dan kepala AI Google Jeff Dean membahas kemunculan ChatGPT dalam pertemuan semua pihak baru-baru ini. Seorang karyawan bertanya, apakah peluncuran bot yang dibuat oleh OpenAI, sebuah perusahaan yang memiliki ikatan mendalam dengan pesaing Google, Microsoft, termasuk ”kesempatan yang terlewatkan” oleh Google? Pichai dan Dean dilaporkan menanggapi dengan mengatakan bahwa model bahasa AI Google sama kemampuannya dengan OpenAI, tetapi perusahaan harus bergerak lebih konservatif daripada usaha rintisan kecil karena risiko reputasi yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut.
Jawaban keduanya tampak menyepelekan penantang baru. Kita akan melihat siapa yang benar beberapa tahun mendatang. Satu ramalan menyebutkan, ketika kemampuan ChatGPT meningkat, ia akan merepotkan Google dalam satu atau dua tahun mendatang. Disrupsi akan terus terjadi, sekalipun terhadap perusahaan teknologi yang matang. Instagram telah mengalaminya. Mereka sempat menguasai platform foto dan video, tetapi kini ditantang oleh Tiktok yang telah berhasil merebut hati pengguna.