Menjalani keketuaan G20 bagi Indonesia ibarat naik ”roller coaster”. Terguncang sana-sini oleh geopolitik dunia. KTT G20 di Bali mencatat sukses keketuaan itu.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
AP/POOL/MAST IRHAM
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama para pemimpin dunia (dari kiri) Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden AS Joe Biden, PM Australia Anthony Albanese, Sekjen Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Mathias Cormann, dan PM Italia Giorgia Meloni menghadiri penanaman mangrove di Taman Hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai dalam rangkaian KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/2022).
Saat Presiden Joko Widodo menerima palu keketuaan G20 dari Perdana Menteri Italia Mario Draghi di Roma, Italia, akhir Oktober 2021, fokus keketuaan saat itu diarahkan pada upaya pemulihan dunia dari pandemi Covid-19. Ini tergambar jelas dari tema yang dipilih Indonesia: ”Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat” (Recover Together, Recover Stronger).
Peristiwa besar di luar dugaan meletus pada 24 Februari 2022: Rusia menginvasi Ukraina. Lebih dari delapan bulan setelahnya, perjalanan keketuaan itu terasa seperti naik roller coaster. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melukiskan suasana pembicaraan di G20 periode Maret-April sangat suram. Sempat muncul kebimbangan, kata Retno, apakah Indonesia bisa menjalankan tugas keketuaan ini dengan mulus.
Rivalitas tajam terjadi di tubuh G20 mengingat Rusia adalah anggota kelompok itu. Indonesia menghadapi tekanan kuat negara-negara Barat agar mengucilkan Rusia. Beberapa negara mengancam akan memboikot KTT G20 jika Rusia diundang.
KOMPAS
Konferensi Tingkat Tinggi G20 resmi menghasilkan Bali Leaders Declaration, pada Rabu (16/11/2022) di Nusa Dua, Bali. Tercapainya deklarasi bersama antara pemimpin G20 ini merupakan prestasi tersendiri bagi Indonesia, di tengah beragam tantangan geopolitik global, salah satunya terkait perang Rusia-Ukraina.
Suasana sedikit berubah setelah Presiden Jokowi menghadiri KTT G7 di Jerman, akhir Juni 2022, berlanjut kunjungan ke Ukraina dan Rusia. Ditambah rekam jejak panjang kebijakan luar negeri Indonesia dan posisi yang diambil dalam perang Ukraina-Rusia, serangkaian diplomasi Jakarta mampu meyakinkan negara-negara G20 lain: Indonesia adalah mitra yang dapat dipercaya, yang ingin menjembatani perbedaan.
Posisi itu ditegaskan lagi oleh Presiden Jokowi dalam pidato saat membuka KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Presiden mengingatkan para pemimpin G20 akan tanggung jawab bersama menyelamatkan dunia dari krisis, termasuk perang. ”Menjadi pemimpin yang bertanggung jawab itu juga artinya kita harus menghentikan perang,” kata Presiden lugas.
Pernyataan tersebut dikutip untuk menggarisbawahi, praktis isu ketegangan geopolitik yang menyebabkan perundingan di KTT G20 ini alot dan diwarnai perdebatan tajam hingga larut malam di hari pertama. ”Indonesia benar-benar mengupayakan keutuhan forum serta membuka ruang berbicara seluas-luasnya sambil terus menjadi penengah,” puji Noriyuki Shikata, Sekretaris Kabinet untuk Urusan Publik Jepang.
MEDIA CENTER G20 INDONESIA/ADITYA PRADANA PUTRA
Presiden Joko Widodo (tengah) membuka secara resmi KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Pada hari terakhir KTT, 52 poin deklarasi pemimpin yang tertuang dalam 17 halaman berhasil dicapai melalui konsensus. Isu-isu fokus keketuaan Indonesia—arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital—tercakup secara luas dalam deklarasi tersebut.
Tak hanya sukses menggelar KTT, forum di Bali juga berhasil mempertemukan antarpemimpin negara kekuatan utama dunia. Salah satunya pertemuan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping. Hasil positif pertemuan itu diharapkan mendinginkan rivalitas mereka. Ini bonus tambahan perhelatan KTT G20. Pendek kata, dalam situasi global saat ini, keberhasilan KTT G20 melebihi perkiraan semula.