Krisis keuangan 2008 merupakan analogi yang akurat dengan situasi saat ini. Runtuhnya FTX memiliki beberapa kesamaan yang mencolok dengan kematian bank investasi raksasa Lehman Brothers pada 2008.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
ILHAM KHOIRI
Andreas Maryoto
Sebuah emporium keuangan baru yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried (30) dalam waktu sekejap bisa memiliki nilai 32 miliar dollar AS. Semua terpukau dengan entitas bisnis aset kripto yang bernama FTX dengan sejumlah anak perusahaan. Mereka memulai sejak 2017. Akan tetapi, semuanya kolaps secara cepat juga. Kini, FTX mendaftarkan diri ke pengadilan di Delaware, Amerika Serikat, untuk mendapatkan status bangkrut.
Keruntuhan kerajaan ini bermula dari permintaan pengambilan dana nasabah yang menyimpan dalam bentuk aset kripto ke dalam mata uang dollar AS. Jumlah permintaan mereka beberapa waktu lalu tergolong tinggi hingga kekurangan sekitar 8 miliar dollar AS. Nasabah mulai mengalami kesulitan mencairkan dana mereka sejak 8 November 2022 dan kemudian makin banyak yang tidak mencairkan pada 11 November 2022.
Saat terjadi permintaan itu, dana tunai di FTX tak mencukupi. Belakangan diketahui, selama ini dana nasabah ternyata diinvestasikan ke anak-anak perusahaannya, yaitu Alameda dan lain-lain. Kabarnya uang nasabah itu diinvestasikan ke sejumlah produk investasi berisiko tinggi.
Anak perusahaan ini disebutkan telah mengakumulasi ”margin position” yang sangat besar dari FTX. Margin position adalah margin atau selisih dana nasabah yang berada di perusahaan penyelenggara perdagangan aset kripto setelah terjadi transaksi penyimpanan dikurangi pengambilan. Kini, masalah ini sedang diselidiki otoritas di Amerika Serikat mengenai kemungkinan terjadi kecurangan dalam pengelolaan dana nasabah.
Dampak dari kejadian ini telah mengguncang berbagai pihak terkait dan kemungkinan akan membawa dampak ikutan yang mungkin tak ringan. Harian The New York Times menyebutkan, kerusakan telah mengguncang di berbagai industri, membuat tidak stabil perusahaan aset kripto lainnya, dan menyebarkan ketidakpercayaan yang meluas terhadap teknologi.
Pada dasarnya, langkah Alameda itu berarti telah meminjam dana dari bursa. Sam Bankman-Fried dalam keterangannya mengenai peminjaman itu mengatakan, ”Angka peminjaman jauh lebih besar dari yang saya kira meski sebenarnya risikonya telah diturunkan secara signifikan.” Dia mengatakan besarnya dana berstatus margin position itu mencapai miliaran dollar AS, tetapi ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
FTX dilaporkan sempat minta bantuan kompetitornya, yaitu Binance. Perusahaan ini sempat melakukan uji tuntas (due diligence) selama dua hari. Akan tetapi, Binance menyerah dan batal terlibat dalam penyelamatan FTX. Dalam siaran persnya, Binance mengatakan, pada awalnya harapan kami adalah dapat mendukung pelanggan FTX untuk menyediakan likuiditas, tetapi masalah tersebut berada di luar kendali atau kemampuan kami untuk membantu.
Dampak langsung dari kejadian ini adalah penurunan harga saham sejumlah perusahaan yang berkait dengan aset kripto. Pada pekan lalu, harga saham perusahaan teknologi MicroStrategy (MSTR), yang memiliki sekitar 130.000 bitcoin, turun 20 persen. Bursa kripto Coinbase (COIN) turun 9,5 persen. Bank yang berfokus pada kripto, Silvergate (SI), turun 12 persen, sementara perusahaan jasa keuangan Galaxy Digital (GLXY.TO) turun 16 persen di bursa saham Toronto. Saham penambang bitcoin Riot Blockchain (RIOT) dan Marathon Digital (MARA) juga terpukul akibat kejadian ini.
Di luar mereka, kini muncul bisik-bisik perusahaan di dalam ekosistem FTX yang terimbas oleh kejadian ini. Mereka sangat mungkin terkena dampak berantai dari kasus kolapsnya FTX. Tidak semua perusahaan terbuka dalam memberi keterangan berkait dengan kasus ini. Mereka cenderung berjaga-jaga sebelum bisa memastikan dampaknya.
Investor FTX antara lain NEA, IVP, Iconiq Capital, Third Point Ventures, Tiger Global, Altimeter Capital Management, Lux Capital, Mayfield, Insight Partners, Sequoia Capital, SoftBank, Lightspeed Venture Partners, Ribbit Capital, Temasek Holdings, BlackRock, dan Thoma Bravo. Mereka juga tengah diperiksa secara mendalam oleh otoritas terkait dengan masalah yang menimpa FTX. Total pendanaan investor mencapai 2 miliar dollar AS dan dalam waktu singkat telah menjadi 32 miliar dollar AS. Tentu saja bikin ngiler!
Setelah informasi tentang FTX beredar, seperti diberitakan Techcrunch, Sequoia memutuskan menghapus investasinya yang kira-kira 210 juta dollar AS di FTX. Kabarnya, investor FTX lainnya, seperti BlackRock, Tiger Global, Insight Partners, dan Paradigm, melakukan keputusan yang sama setelah komunikasi di antara mereka sendiri dengan mitra terbatas. Langkah ini menimbulkan tanda tanya. Apa alasan mereka melakukan ini?
Publik makin curiga dengan langkah Sequoia yang mengunggah sebuah surat untuk mitra mereka malam ini setelah mengirimkannya langsung ke para investornya. Langkah yang sangat janggal. Techcrunch menyebutkan, sulit untuk menafsirkan langkah tersebut. Akan tetapi, mereka menduga unggahan itu merupakan sinyal yang jelas bahwa Sequoia ingin menjauhkan diri sejauh mungkin dari FTX. Untuk apa? Kemungkinan agar tidak terjadi dampak berantai dan pemeriksaan lebih lanjut.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Seorang investor jual beli aset kripto sedang memantau pergerakan harga aset kripto dari aplikasi jual beli kripto yang terpasang di ponselnya.
Langkah yang sama dilakukan Softbank. Konglomerat investasi Jepang yang terkenal, yang mendukung FTX dan berinvestasi melalui program Vision Fund 2, itu mengungkapkan, nilai investasi mereka sekarang diturunkan menjadi nol. Alias tidak ada lagi investasi di FTX. Meski demikian, tak diketahui alasan mereka menurunkan nilai investasi itu.
Perusahaan Visa juga melakukan langkah yang sama. Laman Cointelegraph melaporkan, hanya sebulan setelah raksasa pembayaran Visa mengumumkan kemitraan dengan FTX untuk meluncurkan program kartu debit di 40 negara di seluruh dunia, Visa tiba-tiba mengakhiri program karena masalah kebangkrutan. Pada Oktober, ketika berita tentang kemitraan FTX dan Visa beredar secara daring, mata uang kripto asli dari platform perdagangan FTX, yaitu FTT, melonjak sekitar 7 persen. Angka ini mencapai level tertinggi 25,62 dollar AS. Setelah peristiwa pekan lalu ini, FTT saat ini diperdagangkan pada 1,89 dollar AS.
Berbagai hal berputar dengan cepat dalam perusahaan FTX. FTX pernah memiliki reputasi baik sehingga tidak mengherankan jika perusahaan seperti Visa bekerja sama dengan mereka. Akan tetapi, sekarang mereka menjauhkan diri dari platform memalukan ini.
Kabar terakhir, Sam Bankman-Fried digantikan oleh petinggi di dalam perusahaan itu, yaitu John Ray III. Ia seorang pengacara yang bekerja saat likuidasi perusahaan raksasa energi Enron. Untuk kembali mengangkat kepercayaan publik terhadap FTX, sangat tidak mudah. Kabar ini telah meruntuhkan kepercayaan investor. Belum lagi soal kemungkinan muncul dampak lain yang lebih besar, yaitu krisis finansial yang makin mencemaskan investor.
CEO Binance Changpeng Zhao seperti dikutip Financial Times memperingatkan, pasar kripto akan menghadapi krisis mirip dengan krisis finansial tahun 2008 dengan lebih banyak masalah yang akan segera datang. Dia mengatakan dalam sebuah konferensi di Indonesia bahwa krisis keuangan global mungkin saja akan terjadi mengingat beberapa kejadian belakangan ini. Krisis keuangan 2008 merupakan analogi yang akurat dengan situasi saat ini. Runtuhnya FTX memiliki beberapa kesamaan yang mencolok dengan kematian bank investasi raksasa Lehman Brothers pada 2008. Lehman adalah satu lagi lembaga yang dianggap terlalu besar untuk gagal, sampai hal itu terjadi dan menyebabkan krisis keuangan yang lebih luas.
Editor:
SARIE FEBRIANE
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.