Cikal bakal pergerakan nasional di Hindia Belanda berawal di STOVIA ketika dr Wahidin Soedirohoesodo dan dr Soetomo—keduanya alumnus STOVIA—mendirikan organisasi pergerakan nasional pertama, Budi Utomo pada 1908.
Oleh
Arifin Pasaribu
·3 menit baca
Masih terkait peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2022, saya telah mengunjungi Gedung Sumpah Pemuda (dulu Indonesische Club) di Jalan Kramat Raya 106, Jakarta Pusat. Di sana juga ada patung Mr Soenario, Menteri Luar Negeri (1953-1955).
Jauh sebelumnya, tahun 2007, sebagai warga lama Jakarta dan warga yang mencintai Tanah Air, saya bersama rombongan Indonesia Tourism Senior Citizen pernah menginap satu malam di Cirebon. Salah satu acaranya berkunjung ke Museum Linggarjati, tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati, 10-13 Desember 1946.
Perundingan dihadiri Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta. Ketua delegasi Indonesia adalah Perdana Menteri Sutan Sjahrir dengan anggota Mr Soesanto Tirtoprodjo, Dr AK Gani, dan Mr M Roem. Notulen oleh Dr J Leimena, Dr Soedarsono, Mr Amir Sjarifuddin, dan Mr Ali Budiardjo.
Delegasi Belanda dipimpin oleh Prof Ir Schemerhorn, Mr van Poll, Dr F de Boer, dan Dr van Mook. Sebagai penengah adalah Lord Killearn, diplomat Inggris.
Dr AK Gani, seperti halnya Dr Tjipto Mangunkusumo, adalah lulusan School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen (STOVIA). STOVIA yang sering disebut Sekolah Dokter Jawa menggunakan gedung di kawasan tidak jauh dari Pasar Senen. Gedung itu sekarang menjadi Museum Kebangkitan Nasional.
Cikal bakal pergerakan nasional di Hindia Belanda berawal dari STOVIA ketika dr Wahidin Soedirohoesodo dan dr Soetomo—keduanya alumnus STOVIA—mendirikan organisasi pergerakan nasional pertama bernama Budi Utomo pada 20 Mei 1908. Inilah awal kebangkitan nasional yang selalu kita peringati setiap 20 Mei 2022. Dr Tjipto Mangunkusumo adalah salah satu anggota Budi Utomo.
Lokasi Gedung Kebangkitan Nasional hanya 1 kilometer dari Gedung Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat. Namun, saya belum sempat berkunjung ke sana.
Selesai berkunjung dari Museum Sumpah Pemuda, petugas penerima tamu memberi saya buku tentang riwayat hidup Dr AK Gani, salah satu tokoh pemuda, anggota delegasi di Perundingan Linggarjati.
Melihat nama-nama di atas, saya teringat jasa dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa. Semoga makin banyak warga berkunjung ke dua museum penuh sejarah itu.
Arifin PasaribuKompleks PTHII, Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara
Pelajaran Kesehatan
Sejak SD sampai sekolah menengah tidak ada mata pelajaran kesehatan yang komprehensif. Mata pelajaran olahraga dan kesehatan umumnya berfokus pada aktivitas fisik. Ada senam kesegaran jasmani, basket, futsal, dan renang. Kalaupun ada materi teori kesehatan, minim. Selebihnya bersifat petunjuk teknis.
Bisa jadi karena itu, ketika ada peningkatan kasus suatu penyakit atau kemunculan penyakit baru, masyarakat tidak bisa mengantisipasi karena tidak memiliki pemahaman kesehatan memadai.
Opini Kencana Sari ”Kerdilnya Orang Indonesia” (Kompas, 25/10/2022) mewakili rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Slogan ”Lebih baik mencegah daripada mengobati” tidak berdampak.
UU No 36/2009 tentang Kesehatan Pasal 3 menyatakan ”Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis”.
Selama ini masyarakat baru berurusan dengan lembaga kesehatan saat sakit dengan mendatangi tenaga atau fasilitas kesehatan.
Saya menyarankan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk merancang dan menerapkan kurikulum tentang kesehatan yang dipraktikkan untuk semua tingkat pendidikan dan terpisah dari mata pelajaran olahraga.
Mata pelajaran kesehatan mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dengan demikian, siswa memiliki pengetahuan kesehatan yang berkelanjutan.