Taruhan kompulsif di pasar kripto telah menjadi masalah di seluruh dunia. Banyak orang stres dan bahkan sakit jiwa karena kripto.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
ILHAM KHOIRI
Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas
Tahun ini boleh dibilang tahun ketika banyak orang stres dan bahkan sakit jiwa karena kripto. Harga yang bergerak tak beraturan membuat jantung investor berdebar hebat. Ketika harga jatuh, mereka langsung lunglai. Volatilitas aset kripto jauh melebihi instrumen investasi apa pun. Kini, bermunculan klinik penyembuhan dari kecanduan kripto.
Kita bisa membayangkan, aset kripto seperti satu Bitcoin yang semula dihargai lebih dari Rp 900 juta kini tinggal Rp 300 juta. Satu Ethereum yang semula telah mencapai di atas Rp 50 juta kini di kisaran Rp 24 juta. Satu Dogecoin yang pernah mencapai harga Rp 5.000, kemudian terjun ke Rp 900. Belakangan mulai membaik, tetapi masih tergolong rendah.
Mengapa keadaan ini memunculkan masalah kesehatan mental? Seorang analis kripto, Elena Perez, di laman Cointelegraph menulis, sekalipun ketika seseorang dilengkapi dengan pengetahuan investasi, para pemula dapat membuat keputusan yang buruk di bawah tekanan emosional. Selain analisis teknikal dan fundamental, sikap mental yang benar memainkan peran penting dalam perdagangan aset kripto. Di bawah tekanan emosi, tindakan gegabah dapat menyebabkan kesalahan dan kerugian serius.
Selain analisis teknikal dan fundamental, sikap mental yang benar memainkan peran penting dalam perdagangan aset kripto.
Elena menambahkan, banyak penggemar kripto terkena FOMO (fears of missing out) atau ketakutan akan kehilangan peluang ketika melihat angka-angka di papan perdagangan. Ketakutan besar lainnya di dunia aset kripto terkait dengan peretasan. Sifat aset kripto yang digital, terdesentralisasi, dan sering kali anonim membuat aset ini lebih rentan terhadap peretasan dan penipuan.
Semua ini hanyalah beberapa dari banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental para investor aset kripto. Untuk membatasi dampak psikologis dari tekanan masalah kesehatan mental, para investor perlu untuk menimbang dan memutuskan seberapa besar mereka mampu mengambil risiko. Pertimbangan ini menjadi dasar bagi kita untuk meneruskan atau berhenti ketika menghadapi volatilitas yang sangat besar.
Lembaga Family Addiction Specialist yang berbasis di New York menyebutkan, euforia terjadi ketika harga mencapai angka tertinggi yang ekstrem, tetapi tekanan mendalam terjadi ketika harga mencapai titik terendah. Keadaan mental seperti ini adalah salah satu ciri kecanduan dan salah satu alasan mengapa berinvestasi dan memperdagangkan aset kripto bisa sangat merangsang, mengubah suasana hati, dan membuat ketagihan.
Berinvestasi dan memperdagangkan aset kripto telah menjadi semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Taruhan kompulsif di pasar kripto telah menjadi masalah di seluruh dunia.
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
Seorang pengguna ponsel sedang memantau pergerakan harga aset kripto dari aplikasi jual beli kripto yang terpasang di ponselnya. Semakin banyak orang yang mengalami gangguan kejiwaan karena kecanduan aset kripto.
Mengingat bahwa Bitcoin diimplementasikan pada 2009 dan masih relatif baru, sedikit penelitian telah dilakukan di bidang psikologi karena kecenderungannya terhadap kecanduan. Kecanduan aset kripto sejauh ini telah dikategorikan oleh para ahli kejiwaan sebagai subkajian kecanduan yang sama dengan kecanduan judi yang secara klinis disebut sebagai gangguan karena perjudian.
Lembaga itu juga menjelaskan, tidak ada yang salah dengan berinvestasi atau memperdagangkan Bitcoin, Ethereum, atau aset kripto alternatif lainnya. Sama seperti tidak ada yang salah dengan berinvestasi di pasar saham, bermain poker, dan lain-lain. Namun, seperti apa pun yang dapat menghasilkan kepuasan dan kelegaan instan, ada risiko mengembangkan kecanduan terhadapnya.
Mereka menyebutkan, pembahasan ini tidak dimaksudkan untuk menyebarkan ketakutan, ketidakpastian, dan kebingungan (fear, uncertainty, and doubt) tentang berinvestasi dalam aset kripto. Mereka menginginkan kajian tentang hal ini untuk menjadi peringatan dan meningkatkan kesadaran bahwa, berdasarkan statika gangguan perjudian umum, sekitar 1 persen pedagang aset kripto kemungkinan akan mengembangkan kecanduan patologis yang parah dan kira-kira hingga 10 persen akan mengalami masalah terkait dengan investasi aset kripto di luar kerugian finansial belaka.
Di sebuah artikel di Financial Times beberapa waktu lalu disebutkan, Castle Craig di Skotlandia menangani beberapa jenis kecanduan, mulai dari kecanduan alkohol hingga persoalan kompulsif perjudian. Pada 2016, lembaga tersebut menjadi klinik pertama yang mendiagnosa dan menangani kecanduan kripto. Sejak saat itu, mereka telah menangani 250 pasien dan orang yang dirawat diperkirakan akan terus naik setiap tahunnya.
Mereka menangani pasien kecanduan aset kripto setelah pasien pertama masuk tahun 2016. Penanggung jawab Castle Craig, Tony Martini, mengatakan, setelah pasien pertama itu mereka langsung melakukan riset. Kecanduan bermula ketika orang berkali-kali melihat dan memeloti papan perdagangan dan balik lagi untuk mengecek harga.
Mereka kemudian terobsesi dengan pergerakan di papan perdagangan. Selanjutnya otak seperti tertancap terus di papan itu. Tidak beda dengan awal dari kecanduan judi. Dalam kasus kecanduan kripto, mereka berhadapan dengan aplikasi yang setiap saat bisa dicek. Waktu perdagangan selama 24 jam dalam sehari dan terus berlangsung sepanjang waktu. Terbangun waktu tidur pun mereka tergoda untuk mengecek perdagangan.
AP PHOTO/KIN CHEUNG, FILE
Iklan kripto Bitcoin terpasang di sebuah tram di Hong Kong, 12 Mei 2021. Iklan-iklan aset kripto berterbaran bebas di berbagai wahana.
Orang umumnya tidak pernah merasakan kecanduan. Mereka seperti biasa-biasa saja. Mereka baru sadar ketika sudah ditangani oleh ahli untuk sedikit menjauh dari perdagangan aset kripto. Mereka diajak berdiskusi dan kemudian mengetahui kalau telah kecanduan. Belum lagi, para pencandu kripto biasanya juga kecanduan obat dan alkohol. Mereka menggunakan obat dan alkohol untuk menekan ketegangan saat melakukan perdagangan.
Masalah makin kompleks. Para ahli mulai menyebut bahwa kecanduan kripto lebih berbahaya dibandingkan judi. Akan tetapi, sejauh ini, salah satunya di Indonesia, perdagangan aset kripto belum dipagari dengan aturan yang ketat. Iklan-iklan aset kripto bertebaran di berbagai tempat dan wahana (platform). Tanpa pengawasan iklan yang ketat, publik mudah sekali tergoda dengan iming-iming investasi yang kerap hanya dilihat sisi untungnya saja.
Pemengaruh (influencer) juga masih sering dilibatkan untuk mempromosikan aset kripto tanpa literasi yang memadai. Pelibatan mereka di tengah literasi keuangan dan investasi yang masih banyak bermasalah bakal membuat masyarakat salah arah dalam membuat keputusan investasi. Orang banyak yang tidak pernah melihat risiko di dalam setiap investasi. Hanya sesal yang akan didapat di kemudian hari ketika mereka merugi sangat besar.