Mana yang Tepat, Musim Hujan atau Musim Penghujan?
Indonesia mengenal dua musim: musim hujan dan musim kemarau/panas. Namun, untuk musim hujan, kadang ditulis jadi musim penghujan. Adakah musim pengemarau dan musim pemanas sebagai pengganti musim kemarau dan musim panas?
Oleh
Kusnadi
·3 menit baca
Dalam beberapa tulisan, kita sering menemukan kata hujan dan penghujan pada frasa musim hujan dan musim penghujan. Namun, manakah yang benar dari kedua kata itu? Apakah hujan atau penghujan?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata hujan berarti 1) titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan; 2) yang datang dan sebagainya banyak-banyak; dan banyak lagi pengertian hujan.
Dari kata hujan juga diturunkan kata berhujan, berhujan-hujan, menghujan, menghujani, menghujankan, menghujan-hujankan, memperhujankan, dan kehujanan.
Muncul pula kata dihujani yang dipakai untuk menunjukkan bahwa seseorang, misalnya, diberi pertanyaan yang bertubi-tubi terkait dengan suatu hal,
Semua turunan kata hujan tersebut mempunyai arti masing-masing di KBBI.
Namun, dari kata hujan dan semua turunannya itu, kita tidak menemukan kata penghujan. Entah dari mana dan sejak kapan muncul kata penghujan dalam suatu tulisan atau berita.
Di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau/panas. Kalau kita mau mempertahankan kata penghujan pada musim penghujan, misalnya, tentunya kita juga harus menggunakan musim pengemarau atau musim pemanas.
Kata penghujan, apalagi pengemarau dan pemanas, kurang pas atau kurang berterima jika dilekatkan pada kata musim. Namun, jika kata penghujan, pengemarau, atau pemanas hendak dipertahankan, hal itu penulis serahkan kepada yang lebih memahami arti kata tersebut. Tentunya dengan penjelasan memadai terkait kata-kata itu.
Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan kata hujan.
- Bulan Desember adalah bulan ketika hujan turun sangat deras.
- Mereka senang jika kegiatan yang mengeluarkan banyak tenaga itu dilaksanakan saat musim hujan.
- Di Indonesia terdapat dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Adapun contoh yang menggunakan kata penghujan adalah berikut ini.
- Selama musim penghujan, Ketua Koperasi Ikhlas Berderma mencoba mengefektifkan purnajual dengan membuat cendera mata batik Cirebon.
- Memasuki musim penghujan, pemda mengimbau warga agar waspada.
- Masuk musim penghujan, terdapat 29 wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir hingga Oktober 2022.
Dari beberapa contoh di atas, kita bisa melihat perbandingan antara kalimat yang menggunakan hujan dan penghujan. Bukankah dengan kata hujan, kalimat tersebut sudah berterima?
Misalnya, selama musim hujan, Ketua Koperasi Ikhlas Berderma mencoba mengefektifkan purnajual dengan membuat cendera mata batik Cirebon.
Adapun perbaikan untuk kalimat kedua dan ketiga adalah sebagai berikut.
- Memasuki musim hujan, pemda mengimbau warga agar waspada.
- Masuk musim hujan, terdapat 29 wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir hingga Oktober 2022.
Jadi, jika dengan kata hujan saja (menjadi musim hujan) sudah menjadi kalimat yang baik dan benar, kenapa harus menggunakan kata penghujan (musim penghujan)?