Apakah langkah Musk akan mulus? Sikapnya yang cenderung memunculkan konflik dalam berbisnis tentu akan mendapat perlawanan sepadan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
CEO Tesla Elon Musk yang kini menguasai Twitter tak akan berhenti menghebohkan dunia. Ia memiliki rencana lain yang kali ini bakal mendapat perlawanan. Elon Musk resmi menjadi pemilik Twitter pada Jumat (28/10/2022). Musk mengatakan, dirinya adalah pembela kebebasan berekspresi yang absolut. Tidak ada hal tabu ataupun disensor bagi dia untuk diunggah ke media sosial. Begitu ia mengumumkan kepemilikan Twitter, unggahan yang bersifat rasialis dan diskriminatif naik hingga 500 persen.Musk memang mencuit bahwa kebebasan berekspresi absolut bukan berarti segala sesuatu menjadi tak terkendali seperti tanah tidak bertuan. Akan tetapi, ia tidak menjelaskan ucapan ini lebih lanjut. Sebagian pengguna Twitter pun kadung mengunggah kalimat, foto, dan meme yang bersifat rasialis dan kebencian. Simbol-simbol Nazi, misalnya, muncul di berbagai foto profil ataupun konten Twitter (Kompas, 1/11/2022).
Dalam hitungan hari pernyataan Musk, seperti pernyataan di atas, langsung memunculkan sejumlah reaksi. Publik khawatir dengan pilihan Musk untuk memberi kebebasan lebih besar di Twitter. Berbagai pihak yang selama ini menuntut langkah moderasi dan pengawasan media sosial cemas dengan keputusan kebebasan yang tanpa kendali. Demokrasi akan makin terancam ketika kebebasan menjadi absolut.Musk sepertinya tidak akan berhenti di sini. Twitter adalah entitas bisnis. Ia tentu akan mengembangkan platform media sosial ini hingga secara finansial menguntungkan. Ia dikabarkan akan menarik sejumlah investor baru dan juga akan memungut biaya langganan untuk para pemilik akun Twitter. Ide yang tak mudah, tetapi Musk sudah pasti tak kehabisan akal. Musk akan mencari cara sehingga bisnis Twitter menguntungkan. Lebih dari itu, dalam beberapa analisis, Musk disebut memiliki mimpi lain. Nafsu berkuasanya sangat besar. Sangat mungkin Musk akan mengapitalisasi ketenarannya untuk kepentingan masuk ke dalam kekuasaan politik. Twitter dijadikan andalan untuk melapangkan jalan bagi keinginannya. Sejumlah pebisnis yang sukses tak akan berhenti sekadar menjadi pemilik dan CEO. Mereka juga memiliki keinginan untuk masuk ke dalam dunia politik dan berusaha berkuasa.
Apakah langkah Musk akan mulus? Sikapnya yang cenderung memunculkan konflik dalam berbisnis tentu akan mendapat perlawanan sepadan. Mereka yang menolak kebebasan absolut pasti akan menantang langkah Musk. Kelompok yang melihat langkah Musk yang cenderung merongrong demokrasi tentu akan melawannya.Pemerintah Amerika Serikat sendiri yang memiliki kecenderungan untuk mengatur perusahaan teknologi pasti akan menghambat langkah Musk melalui aturan persaingan usaha. Sejak lama pemerintah negara itu ingin menegakkan kedaulatan digital, yang mana negara memiliki otoritas lebih besar di dunia siber.