Kebijakan luar biasa tampak dari sumpah ketiga yang berbunyi ”Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”, tidak berbahasa satu bahasa Indonesia. Berarti bahasa daerah dihormati, dilestarikan, dan tetap digunakan.
Oleh
MUSTAKIM
·2 menit baca
ANTARA FOTO/ FAKHRI HERMANSYAH
Sejumlah seniman mural mengikuti lomba bertemakan pejuang masa kini di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (28/10/2021). Lomba mural tersebut untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda dan memperindah ruang publik. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Tanggal 28 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda karena pada tanggal itu, 94 tahun yang lalu, para pemuda Indonesia mengeluarkan Sumpah Pemuda.
Hasil Kongres Pemuda II dengan peserta dari pelbagai daerah di Indonesia itu berisi tiga pernyataan.
Pertama: Kami putra putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia. Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia. Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Para pemuda seluruh Indonesia memikirkan tentang masa depan bangsa Indonesia yang melampaui zamannya. Mereka mempersatukan diri dalam satu tanah air Indonesia, yang jaraknya dari Sabang sampai Merauke 8.514 km. Melampaui jarak Moskwa sampai London yang hanya 2.876 km, atau Kairo sampai Johannesburg hanya 8.356 km. London sampai Mekah pun hanya berjarak 6.201 km.
Kalau di luar Indonesia mereka terbagi menjadi berbagai puluhan negara dan bangsa, Indonesia hanya menjadi satu Negara Kesatuan Republik Indonesia dan satu bangsa Indonesia. Menurut sensus BPS tahun 2010 Indonesia mempunyai 1.340 suku bangsa, mayoritas suku Jawa yang berbahasa Jawa yang mencapai 41 persen.
Kebijakan luar biasa tampak dari sumpah ketiga yang berbunyi ”Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia”, tidak berbahasa satu bahasa Indonesia. Berarti bahasa daerah dihormati, dilestarikan, dan tetap digunakan.
Mari melihat negara lain. Pakistan, misalnya. Waktu lahir terdiri dari Pakistan Barat dan Pakistan Timur. Jumlah suku di kedua daerah banyak, dengan bahasa daerah masing-masing, dan terpisah oleh India. Salah satu pemicu mengapa Pakistan Timur memisahkan diri dari Pakistan karena pada 1971 Pakistan mendeklarasikan bahasa Urdu—dipakai sebagian suku di Pakistan Barat—sebagai bahasa nasional. Hal itu ditolak suku Bengali di Pakistan Timur, yang kemudian merdeka menjadi Bangladesh.
Kalau keliling Indonesia dari Sabang sampai Merauke, kita cukup berbahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat. Pengalaman saya berkunjung ke pulau terdepan di utara, Pulau Sangir Talaud, komunikasi memakai bahasa persatuan bahasa Indonesia. Demikian juga saat ke Maluku, Sulawesi, Timor, Papua, dan lainnya.