Meski tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah, subvarian baru Omicron XBB memungkinkan terjadinya peningkatan infeksi ulang. Kewaspadaan harus ditingkatkan, langkah antisipasi perlu segera dilakukan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Masuknya subvarian Omicron XBB ke Tanah Air bukan hal yang mengejutkan. Sejak awal disadari, virus SARS-Cov-2 akan tetap ada, bermutasi, dan menyebar seiring mobilitas masyarakat.
Meski di sejumlah negara yang terpapar subvarian baru Omicron XBB ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah, subvarian ini memungkinkan terjadinya peningkatan infeksi ulang seperti di Singapura. Karena itu, kewaspadaan kita harus tetap tinggi, disiplin protokol kesehatan tak bisa ditawar.
Secara umum, kepatuhan masyarakat Indonesia untuk mengenakan masker termasuk tinggi, bahkan sudah menjadi habitus baru. Cakupan vaksinasi Covid-19 pun terus meningkat, saat ini sudah lebih dari 200 juta dosis, dan telah memenuhi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Aktivitas dan mobilitas masyarakat pun sudah pulih kembali, hampir normal seperti sebelum pandemi.
Jangan sampai kondisi tersebut melenakan kita semua karena merasa telah aman. Disiplin protokol kesehatan tidak berarti bebas terhindar dari Covid-19. Waspadai gejala-gejala infeksi virus subvarian baru ini, seperti sakit tenggorokan atau demam ringan, dan apa yang harus dilakukan jika mengalami ataupun mendapati orang dengan gejala seperti ini.
Sosialisasi dan edukasi soal ini kepada masyarakat harus terus dilakukan di semua lini masyarakat, termasuk untuk mengenali karakteristik penularan Covid-19 di masyarakat. Dengan pengalaman selama ini di mana kasus Covid-19 cenderung meningkat pada masa-masa liburan, langkah antisipasi harus dilakukan menjelang liburan akhir tahun ini untuk mencegah peningkatan kasus pasca-liburan akhir tahun.
Pemerintah harus bergerak cepat menyusun rencana aksi agar dapat menyiapkan masyarakat jauh sebelum masa liburan akhir tahun.
Pemerintah harus bergerak cepat menyusun rencana aksi agar dapat menyiapkan masyarakat jauh sebelum masa liburan akhir tahun. Apakah akan memperketat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ataukah kebijakan lainnya, yang terpenting masyarakat dipersiapkan jauh hari bagaimana beraktivitas dengan aman dan nyaman di tengah merebaknya subvarian baru ini.
Memperkuat koordinasi pemerintah pusat dan daerah menjadi krusial untuk mencegah penyebaran virus subvarian baru ini. Tiap-tiap daerah pun harus memperkuat instrumen kesehatan terkait pengendalian Covid-19.
Cadangan vaksin Covid-19 juga harus diperkuat karena meski telah memenuhi target WHO, masih ada 60 persen warga masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lengkap, bahkan masih ada 40 persen warga masyarakat yang belum mendapatkan vaksin dosis pertama. Vaksinasi penguat (booster) juga baru mencapai 64,69 dosis atau 27,57 persen dari target penerima.
Layanan vaksin juga harus diperbanyak dan mudah diakses masyarakat. Seiring penurunan kasus Covid-19 selama ini, layanan vaksin Covid-19 juga berkurang, demikian juga stok vaksin. Konsistensi pemerintah menyediakan layanan vaksin Covid-19 yang mudah diakses masyarakat juga akan menjaga kesadaran masyarakat agar tetap waspada bahwa masih ada Covid-19 di sekitar mereka.
Vaksin Kosong, Layanan Vaksinasi Covid-19 Dihentikan Sementara