Pemakaian frasa ”pertama kali” yang tidak tepat kerap kita temukan dalam konteks banyak hal. Dalam kondisi seperti apa frasa ”pertama kali” digunakan dengan tepat?
Oleh
Nanik Dwiastuti
·3 menit baca
Beberapa hari lalu, saat membaca naskah berita kriminalitas, mata saya tertuju pada sebuah kalimat. ”Dian (35), salah seorang saksi, mengatakan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh seorang penjaga warung saat mencari gelas kopi bekas di sekitar kolong Tol Becakayu”.
Frasa pertama kali sering ditemukan dalam berita-berita tentang penemuan korban dalam kasus kriminalitas, musibah, atau bencana. Tentu kita masih ingat dengan musibah hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra Gubernur Jawa Barat Ridwan kamil, akibat terbawa arus Sungai Aare di Swiss beberapa waktu lalu.
Peristiwa itu menjadi perhatian masyarakat luas. Ketika akhirnya korban ditemukan, hal itu pun menjadi pemberitaan hangat media. Lagi-lagi, frasa pertama kali ini ikut muncul.
”Bukan Polisi, Ini Perempuan yang Pertama Kali Temukan Jenazah Eril”, demikian judul berita di sebuah media daring.
Media daring yang lain membubuhkan judul ”Jasad Eril Pertama Kali Ditemukan oleh Guru SD, Geraldine Beldi”. Ada juga yang menuliskan: ”Terungkap! Ini Sosok yang Temukan Jenazah Eril Pertama Kali di Bendungan Engehalde”.
Adakah yang tidak tepat dengan penggunaan frasa pertama kali dalam kalimat di atas? Menurut saya, ada. Dalam kasus ini, korban hilang hanya satu orang, yaitu Eril. Orang yang menemukan juga satu, Geraldine.
Momen ditemukannya korban juga sekali, dalam berita dituliskan ”suatu pagi saat Geraldine sedang berjalan menuju sekolahnya”. Tidak ada penemuan lain oleh orang lain pada waktu yang berbeda. Jadi, frasa pertama kali dalam hal ini tidak perlu ada. Cukuplah kita tuliskan ”Ini perempuan yang temukan jenazah Eril”, misalnya.
Frasa pertama kali yang tidak tepat juga kerap kita temukan dalam konteks penemuan hasil-hasil inovasi atau teknologi. Contohnya kalimat berikut ini: ”Teleskop ditemukan pertama kali oleh Galileo Galilei pada tahun 1609”.
Pemakaian frasa pertama kali di sini, menurut saya, juga tidak perlu. Sebab, penemuan itu tidak berulang. Sepanjang masa, yang tercatat sebagai penemu teleskop adalah orang yang sama. Waktunya pun sama. Bahwa di kemudian hari ada pengembangan fitur-fitur teleskop, hal itu bisa saja terjadi. Namun, orang yang mengembangkan fitur-fitur baru tersebut tidak lantas disebut sebagai penemu teleskop.
Kecermatan kita dalam berbahasa menyebabkan kualitas tulisan akan terjaga.
Kalau begitu, adakah penggunaan frasa pertama kali yang tepat? Jawabannya ada.
Contohnya, terkait kemunculan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Virus ini pada awalnya ditemukan di Wuhan, China. Setelah itu, virus jenis yang sama juga ditemukan di banyak negara dan pada akhirnya menghebohkan seluruh dunia.
Dalam hal ini, boleh saja kita menuliskan ”Infeksi Covid-19 pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China, akhir Desember 2019”. Sebab, infeksi Covid-19 di kemudian hari terjadi lagi dan lagi, di mana-mana, bahkan sampai saat ini pun belum selesai.
Beberapa contoh yang saya ajukan di atas diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai penggunaan frasa pertama kali. Kecermatan kita dalam berbahasa menyebabkan kualitas tulisan akan terjaga.