logo Kompas.id
OpiniJalan Terjal Transisi Energi
Iklan

Jalan Terjal Transisi Energi

Efisiensi produksi listrik di Indonesia masih tertinggal dibanding rata-rata ASEAN. Selain harus tersedia cukup, kualitasnya handal dan harganya terjangkau, energi harus berkelanjutan.

Oleh
Zainal Arifin
· 7 menit baca
Turbin angin Lentera Bumi Nusantara berputar di pinggir pantai di Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022).
KOMPAS/AGUS SUSANTO

Turbin angin Lentera Bumi Nusantara berputar di pinggir pantai di Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2022).

Salah satu topik yang diperbincangkan di forum G20 saat ini adalah transisi energi. Indonesia tampil di forum-forum tersebut bukan sebagai panutan atau motivator melainkan lebih sebagai “pesakitan”. Indonesia sering “diadili” terkait dengan lambatnya proses transisi energinya. Berkali-kali Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia akan mencapai nol emisi (net zero emission) tahun 2060 atau lebih cepat, sepuluh tahun lebih lambat dari target PBB dan komunitas internasional.

Sebenarnya akses energi sebagai salah satu indikator SDG (Sustainable Development Goal) di Indonesia telah mencapai 99,45 persen pada 2021. Hal itu berarti 247,25 juta dari 275,77 juta penduduk Indonesia telah menikmati listrik. Angka ini jauh melebihi kondisi global dimana 13 persen penduduk dunia belum memproleh listrik. Dengan pencapaian yang hampir 100 persen tersebut, apakah permasalahan energi (listrik) di Indonesia sudah selesai?

Editor:
HARYO DAMARDONO, ANDREAS MARYOTO
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000