Sanksi AS dan sekutunya terhadap Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, menyebabkan kelangkaan pasokan pupuk nitrogen, kalium (potasium), dan fosfat.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
TIMOTHY A. CLARY/AFP
Delegasi dari Kiribati menghadiri Sidang Ke-77 Majelis Umum PBB di New York City, Amerika Serikat, Rabu (21/9/2022).
Kelangkaan pupuk menjadi topik pembahasan Sidang Ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pilihan bahasan ini menunjukkan situasi yang serius.
Harian Kompas, Kamis (22/9/2022), melaporkan dari New York, Amerika Serikat (AS), isu krisis pupuk dan pangan mendominasi pembicaraan Sidang Ke-77 Majelis Umum PBB. Sanksi AS dan sekutunya terhadap Rusia, yang menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022, menyebabkan kelangkaan pasokan pupuk nitrogen, kalium (potasium), dan fosfat.
Rusia menghasilkan 13 persen tiga unsur hara utama itu. Meskipun pupuk dan pangan tidak termasuk yang dikenai sanksi, Rusia mengklaim tetap ada hambatan dalam ekspor.
AFP
Petani sedang memanen padi di Taizhou, Provinsi Jiangsu, China, 20 September 2022.
Kita memahami kekhawatiran yang muncul dalam Sidang Umum PBB itu. Tak semua negara memiliki ketiga unsur hara makro itu. Indonesia, misalnya, meskipun bisa memproduksi urea dari gas alam dalam negeri, cadangan fosfatnya terbatas dan kadarnya rendah. Bahkan, kita tak mempunyai sumber kalium sehingga harus impor dari Rusia dan/atau Kanada.
Meskipun tiap negara bisa memproduksi pupuk organik, jumlah unsur hara makro tidak mencukupi kebutuhan tanaman pangan benih unggul. Setelah Revolusi Hijau pada 1970-an, tanaman pangan telah melalui proses rekayasa genetika konvensional dan molekuler, agar tanaman bisa berproduksi tinggi guna memenuhi kebutuhan pangan warga dunia yang terus tumbuh, yang kini sudah delapan miliar jiwa.
Kita mendukung upaya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang menggalang kerja sama negara-negara untuk mengatasi kelangkaan pupuk dan pangan dalam Global Food Security Summit di New York. Pun saat bertemu Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres dan pejabat tinggi lain PBB. Usulan memperkuat sistem ketahanan pangan berkelanjutan serta distribusinya dengan menghilangkan hambatan perdagangan kita harapkan dapat menjadi kesepakatan global.
Walakin, di dalam negeri pun kita harus meningkatkan ketahanan pangan. Indonesia harus mengembangkan penelitian dan teknologi tepat guna hingga teknologi molekuler untuk memperkuat ketahanan pangan kita.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 18 September 2022.
Petani padi biasa mengolah jerami untuk menyuburkan lahan sawahnya. Namun, harus ada cara baru dengan mengembangkan teknologi dan cara memanfaatkan unsur hara dari sisa tanaman.
Jerami dan kulit gabah padi serta cangkang sawit, misalnya, dapat dimanfaatkan petani hingga industri besar secara ramah lingkungan. Indonesia kaya dengan bakteri dan jasad renik yang dapat dikembangkan untuk mengambil unsur hara makro dan mikro dari tanah, udara, dan biomassa, serta membangun kemandirian pupuk dan ketahanan pangan dalam negeri.
Krisis global akibat pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina mengajarkan kita harus mengubah cara hidup. PBB harus memastikan agar pupuk dan pangan tidak dikenai sanksi dan dihambat lalu lintas distribusinya. Pada akhirnya adalah membangun kerja sama multilateral untuk akses pangan dan pupuk.